Mohon tunggu...
Sudarmawan Yuwono
Sudarmawan Yuwono Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar Arsitektur

Membaca, menggambar, meneliti budaya, sejarah, arsitektur kota.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Sketsa yang Membebaskan

27 Februari 2023   17:42 Diperbarui: 27 Februari 2023   17:45 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

Melalui sketsa inilah kekuatan rasa diperkuat sehingga menyatu dengan tindakan kita merupa (membentuk). Boleh jadi sketsa adalah bagian dari seni ekspresionis, yang mengutamakan rasa dalam mengekspresikan rupa. 

Melalui media hitam putih, ekspresi sketsa juga nampak dengan kekuatan blok, atau rendering yang membentuk ruang hitam putih. Kita bisa melihat pada sketsa pensil atau charcoal, yang memang dibuat untuk tidak selesai tetapi bisa dinikmati sebagai suatu karya paripurna. Sketsa warna juga memiliki kekuatan yang dahsyat  karena selain goresan juga blok warna membentuk rupa yang diinginkan. 

Nah bagaimana dengan " seni yang membebaskan " ? Kalau tidak ada keberanian atau keputusan melakukan dengan bebas, karya sketsa akan menjadi karya yang ragu ragu, sekalipun secara teknis bagus. 

Karya Affandi misalnya itu kalau diamati sebenarnya dapat dikategorikan  sebagai sketsa yang memiliki kompleksitas tinggi. Mengapa demikian ? Affandi telah memiliki olahrupa dan olahrasa yang tinggi sehingga keduanya dapat diwujudkan dalam suatu karya.  

Lukisan lukisan karya Affandi memiliki dinamika garis, warna maupun spirit yang mungkin hanya bisa dirasakan oleh para peminat dan pencinta seni rupa.  Jangan lupa olahrupa dan olahrasa yang dibebaskan. 

Dengan pemikiran seperti itu, maka  sketsa bisa dimanfaatkan bagi para siapa saja yang belajar desain, untuk mengungkapkan dan belajar secara merdeka memilih dan terpenting bertanggung jawab atas karyanya. Tidak heran para arsitek kelas dunia yang piawai dalam sketsa.

Bekasi, 27 Februari 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun