Melalui sketsa inilah kekuatan rasa diperkuat sehingga menyatu dengan tindakan kita merupa (membentuk). Boleh jadi sketsa adalah bagian dari seni ekspresionis, yang mengutamakan rasa dalam mengekspresikan rupa.Â
Melalui media hitam putih, ekspresi sketsa juga nampak dengan kekuatan blok, atau rendering yang membentuk ruang hitam putih. Kita bisa melihat pada sketsa pensil atau charcoal, yang memang dibuat untuk tidak selesai tetapi bisa dinikmati sebagai suatu karya paripurna. Sketsa warna juga memiliki kekuatan yang dahsyat  karena selain goresan juga blok warna membentuk rupa yang diinginkan.Â
Nah bagaimana dengan " seni yang membebaskan " ? Kalau tidak ada keberanian atau keputusan melakukan dengan bebas, karya sketsa akan menjadi karya yang ragu ragu, sekalipun secara teknis bagus.Â
Karya Affandi misalnya itu kalau diamati sebenarnya dapat dikategorikan  sebagai sketsa yang memiliki kompleksitas tinggi. Mengapa demikian ? Affandi telah memiliki olahrupa dan olahrasa yang tinggi sehingga keduanya dapat diwujudkan dalam suatu karya. Â
Lukisan lukisan karya Affandi memiliki dinamika garis, warna maupun spirit yang mungkin hanya bisa dirasakan oleh para peminat dan pencinta seni rupa. Â Jangan lupa olahrupa dan olahrasa yang dibebaskan.Â
Dengan pemikiran seperti itu, maka  sketsa bisa dimanfaatkan bagi para siapa saja yang belajar desain, untuk mengungkapkan dan belajar secara merdeka memilih dan terpenting bertanggung jawab atas karyanya. Tidak heran para arsitek kelas dunia yang piawai dalam sketsa.
Bekasi, 27 Februari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H