Mohon tunggu...
SUDARMANTO
SUDARMANTO Mohon Tunggu... Guru - Guru SMPN 7 Probolinggo

Merenung sejenak dan sanggup mempertalikan hati dengan alam itu lebih baik dari 1000 tahun hanya untuk mengumpulkan kuliyah dan hujjah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mewujudkan Tulisan yang Berserakan Menjadi Buku Ber-ISBN

7 Desember 2023   23:02 Diperbarui: 9 Desember 2023   11:46 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Kegiatan Guru Menulisdi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Probolinggo/Dok Pribadi

Hal ini supaya diterima sebagai hal yang wajar dan alami atau manusiawi. Wajar seorang manusia mengalami hal tersebut karena memang tidak ada manusia yang sempurna, namun hal ini dapat diatasi dengan cara atau teknik-teknik tertentu, misalnya seperti; jalan-jalan singkat, istirahat sejenak, meditasi, atau berkunjung kepada teman sesama penulis, minum kopi dengan teman, atau juga bisa berkunjung ke perpustakaan, dan masih banyak lagi cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi blokade kreatif.

Ketujuh, jangan takut menulis. Untuk mewujudkan sebuah tulisan menjadi sebuah buku membutuhkan suatu komitmen, dedikasi, dan kesabaran serta keberanian untuk menulis. Banyak orang yang berkeinginan untuk menulis tetapi ada perasaan takut salah dan tidak percaya diri, padahal ketakutan yang demikian itu hanyalah ancaman yang tidak realistis dan tidak pernah akan terwujud bahkan perasaan takut yang seperti ini akan menjadi ancaman kegagalan yang nyata, yaitu tidak akan mewujudkan tulisan sesuai dengan impiannya.

Prinsipnya, dalam menulis tidak perlu ada rasa takut. Takut dicemooh, takut salah atau takut tidak dibaca orang. Itu semua perlu disingkirkan jauh-jauh dari benak seorang yang hendak mulai menulis. 

Selama tulisan yang dibuat tidak menyinggung perasaan orang lain dan tidak melanggar Undang-Undang dapat dipastikan bagi sipenulisnya akan aman dari jeratan hukum pidana. Namun jika menghadapi kritik dari pembaca lantaran ada kontens atau gaya penulisan yang dianggap kurang tepat menurut pembaca, maka tidak perlu panik dan merajuk sehingga berhenti menulis, akan tetapi kritik itu bisa jadikan sebuah rabuk dan kompos yang akan membesarkan dan menyuburkan tulisan itu.

Menulis dan jiwa yang demikian memang tidak dapat tumbuh dengan sendirinya, melainkan harus ditempuh dengan banyak berlatih. Dengan banyak berlatih menulis akan dapat meningkatkan keterampilan menulis serta dapat mewujudkan impiannya menjadi seorang penulis yang produktif. Namun yang perlu diingat bahwa menulis itu adalah sebuah proses, dan proses itu adalah sebuah perjalanan, sehingga setiap kata yang dituliskan akan membawa lebih dekat kepada pencapaian sebuah impian, "Mewujudkan tulisan yang berserakan menjadi sebuah buku ber ISBN".

Selamat menulis !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun