Mohon tunggu...
SUDARMANTO
SUDARMANTO Mohon Tunggu... Guru - Guru SMPN 7 Probolinggo

Merenung sejenak dan sanggup mempertalikan hati dengan alam itu lebih baik dari 1000 tahun hanya untuk mengumpulkan kuliyah dan hujjah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kopi Pancong

13 Oktober 2023   16:46 Diperbarui: 13 Oktober 2023   16:56 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiap daerah, memiliki kekhasan kopi tersendiri. Jenis kopi yang terkenal di Indonesia, yaitu jenis kopi Arabika, Robusta, Liberika, Excelsa, dan Luwak atau mungkin masih ada jenis yang lain lagi yang masing--masing memiliki aroma dan rasa yang berbeda.

 

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Kedai kopi pancong di seputaran terminal Siantan memang rame, banyak peminatnya, terutama kaum proletar yang berdomisili di sini yaitu, mereka yang berada pada level golongan kelas menengah ke bawah. Mereka yang bekerja pada bidang swasta, mulai dari pedagang kecil, buruh di perusahaan kayu yang banyak tersebar di pinggiran Kota Pontianak, tentunya aku dan anak--anak muda yang belum berpenghasilan tetap dapat dikategorikan kelompok ini.

Kopi pancong merupakan kopi yang khas di Pontianak kota Khatulistiwa itu. Pancong terambil dari kata pancung yang berarti penggalan atau pemangkasan dari porsi penuh. Jadi kopi pancong berarti kopi setengah gelas, yach ... bisa dibilang kopi minimalis.

Meskipun kopi pancong penyajiannya melalui porsi kecil atau takaran setengah gelas dan harganya lebih murah dari porsi normalnya, namun aroma kopinya lebih terasa.

***

Setelah kopi pancong dihidangkan pemilik kedai, semangatku mulai menggeliat. Lupa mendung, hilang cemas, sirna oleh semerbak aroma kopi yang khas itu.

"Ayo minum Bung" kataku. 

Bung Herman, memandangku sambil tersenyum.

Setelah menyeruput kopi, tiba--tiba kudengar "Rokoknya mainkan Bung"! Pinta Bung Herman kepadaku disertai dengan tawa yang khas menunjukkan keceriahannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun