Nabi Musa AS merupakan salah satu dari 5 (lima) orang Rasul Allah SWT yang memperoleh gelar ulun al-'azmi, yaitu seorang rasul yang memiliki keteguhan hati dan kesabaran dalam menjalankan tugas dakwahnya.
Allah SWT, berfirman: "Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (adzab) bagi mereka. Pada hari mereka melihat adzab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik". (Q.S. al-Ahqaf: 35).
Semua Nabi dan Rasul Allah SWT diberi mukjizat untuk membuktikan dan penguat tugas kenabian dan kerasulannya dalam berdakwah kepada umatnya, termasuk Nabi Musa AS dalam menjalankan misi dakwahnya diberi mukjizat berupa sebuah tongkat yang dapat berubah menjadi seekor ular yang besar dan membelah laut Merah.
Dalam berdakwah Nabi Musa AS harus berhadapan dengan Fir'aun (Ramses II) yang kesombongannya adalah memproklamirkan dirinya sebagai Tuhan Yang Maha Tinggi yang wajib disembah oleh rakyatnya. Untuk memperkuat posisinya sebagai tuhan, Fir'aun dibantu tukang sihir pilihan dan tentaranya yang kuat.
Pada suatu saat Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Musa AS melemparkan tongkat yang dipegangnya untuk menghadapi tukang sihir Fir'aun yang telah menjadikan tongkat dan tali-tali menjadi ular yang merayap cepat ke arahnya dan atas kehendak-Nya, tongkat yang dilemparkan Nabi Musa AS berubah menjadi ular yang besar dan menelan ular-ular tukang sihir Fir'aun yang sakti dan menakjubkan itu.
Di lain kejadian Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Musa AS untuk pergi di malam hari membawa Bani Israil untuk keluar dari perbudakan di Mesir menuju ke tanah Kan'an yang telah dijanjikan kepada mereka. Fira'un pun bersama bala tentaranya mengejarnya hingga ke Laut Merah sehingga orang-orang Israel yang dibawa Nabi Musa AS merasa ketakutan karena mereka tidak mungkin untuk melawan dan pasti akan ditawan kembali.
Namun Nabi Musa AS menyatakan bahwa Allah bersamanya dan memberi petunjuk kepadanya agar tongkat yang dipegang dipukulkan kepada laut yang ada di depannya. Dengan kekuasaan Allah SWT lautpun terbelah sehingga Nabi Musa AS bersama pengikutnya dapan menyeberang dengan selamat dan ketika Fir'aun memaksa mengejar tenggelam di tengah laut. Â
Allah SWT berfirman: "Dan sungguh, telah Kami wahyukan kepada Musa, 'Pergilah bersama hamba-hamba-Ku (Bani Israil) pada malam hari, dan pukul lah (buat lah) untuk mereka jalan yang kering di laut itu, (engkau) tidak perlu takut akan tersusul dan tidak perlu khawatir (akan tenggelam)". (Q.S. Thaha: 77).
Tongkat yang digunakan Nabi Musa AS waktu itu kini tersimpan di Museum Top Kopi Istanbul Turki. Pada hari itu Minggu, 29 Januari 2023 aku bersama rombongan Nur Ramadhan sempat berkunjung ke sana dan melihat tongkat itu yang berupa potongan kayu dan di sampingnya terdapat tulisan Prophet Moses Staff dan tulisan yang berbahasa Turki Musa'nin Asasi.