Mohon tunggu...
SUCI RAHMADIANA 121211031
SUCI RAHMADIANA 121211031 Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa - Universitas Dian Nusantara

Suci Rahmadiana Universitas Dian Nusantara NIM 121211031 Jurusan Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ilmu Sosial Mata Kuliah Pengukuran Kinerja Sektor Publik nama dosen : Prof. Dr. Apollo Daito, M. Si. Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Determinan Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia

4 Desember 2024   21:50 Diperbarui: 4 Desember 2024   21:51 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Governance & publik accountability : K12

Kapasitas fiskal terbukti menjadi determinan yang paling signifikan dalam memengaruhi kinerja keuangan. Daerah dengan pendapatan asli daerah (PAD) yang tinggi menunjukkan rasio kemandirian keuangan yang lebih baik. Namun, masih banyak daerah yang bergantung pada transfer dana pusat seperti DAU dan DAK, yang menunjukkan lemahnya kemampuan daerah dalam menggali potensi lokal.

  • Diskusi: Ketergantungan pada dana transfer membuat beberapa daerah kurang memiliki insentif untuk meningkatkan PAD. Hal ini berdampak pada kinerja keuangan yang stagnan, terutama di daerah dengan sumber daya ekonomi yang terbatas.

b. Tata Kelola dan Akuntabilitas

Tata kelola yang baik, yang mencakup transparansi anggaran dan akuntabilitas publik, berkontribusi secara signifikan terhadap efisiensi belanja daerah. Temuan ini sejalan dengan teori tata kelola yang menekankan bahwa transparansi meningkatkan kepercayaan publik dan mendorong pengelolaan anggaran yang lebih bertanggung jawab.

  • Diskusi: Rendahnya implementasi teknologi informasi dalam pengelolaan anggaran, seperti e-budgeting, menjadi salah satu kendala. Daerah yang menerapkan sistem ini cenderung memiliki kinerja keuangan yang lebih baik dibandingkan dengan yang belum.

c. Faktor Politik

Stabilitas politik dan komitmen kepala daerah terhadap transparansi memainkan peran penting. Daerah dengan konflik politik atau kepala daerah yang terlibat dalam kasus korupsi menunjukkan kinerja keuangan yang buruk.

  • Diskusi: Ketidakstabilan politik menyebabkan fokus pemerintahan daerah terpecah, sehingga alokasi anggaran menjadi tidak efektif. Pengawasan legislatif yang lemah juga menjadi faktor pendukung terjadinya penyimpangan.

d. Konteks Sosial dan Ekonomi

Indikator sosial seperti indeks pembangunan manusia (IPM) dan tingkat kemiskinan turut memengaruhi kinerja keuangan. Daerah dengan IPM tinggi cenderung memiliki tata kelola yang lebih baik, sedangkan tingkat kemiskinan yang tinggi menghambat kemampuan daerah untuk mengembangkan sumber pendapatan lokal.

  • Diskusi: Kemiskinan menciptakan ketergantungan masyarakat terhadap subsidi dan bantuan sosial, sehingga sebagian besar anggaran daerah habis untuk belanja yang bersifat konsumtif.

2. Implikasi Penelitian

a. Implikasi Teoritis

Penelitian ini memperkuat teori tata kelola, desentralisasi fiskal, dan pilihan publik yang menegaskan bahwa:

  1. Kapasitas Fiskal merupakan landasan utama dalam menentukan kinerja keuangan.
  2. Tata Kelola yang Baik memperkuat hubungan antara pengelolaan anggaran dan hasil pembangunan.
  3. Faktor Politik menjadi mediator penting dalam efektivitas kebijakan fiskal.

Temuan ini juga relevan dalam konteks negara berkembang lainnya yang menerapkan sistem desentralisasi fiskal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun