Mohon tunggu...
SUCI RAHMADIANA 121211031
SUCI RAHMADIANA 121211031 Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa - Universitas Dian Nusantara

Suci Rahmadiana Universitas Dian Nusantara NIM 121211031 Jurusan Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ilmu Sosial Mata Kuliah Pengukuran Kinerja Sektor Publik nama dosen : Prof. Dr. Apollo Daito, M. Si. Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Akuntanbilitas Kinerja Intansi Pemerintah

26 November 2024   22:22 Diperbarui: 26 November 2024   22:22 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 

 (Studi pada OPD Provinsi Jawa Timur) 

Pendahuluan

Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah merupakan salah satu elemen penting dalam mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih (good governance). Dalam konteks pemerintahan Indonesia, khususnya di Provinsi Jawa Timur, akuntabilitas kinerja ini mencakup kewajiban setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk dapat mempertanggungjawabkan kinerja mereka dalam pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Tanggung jawab tersebut meliputi pertanggungjawaban atas penggunaan anggaran, pengelolaan sumber daya, dan pencapaian hasil yang sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah menjadi sangat penting dalam mewujudkan pemerintahan yang efisien, transparan, dan bertanggung jawab. Terutama di tingkat daerah seperti Provinsi Jawa Timur, akuntabilitas ini menjadi ukuran keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik. Keterbukaan dalam pengelolaan anggaran dan kinerja instansi akan mendukung pencapaian tujuan pembangunan daerah dan memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah daerah. Namun, untuk mencapai akuntabilitas kinerja yang tinggi, terdapat berbagai faktor yang perlu diperhatikan. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari aspek internal maupun eksternal instansi pemerintah yang mempengaruhi bagaimana mereka merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kinerja mereka.

Tulisan ini bertujuan untuk menggali lebih dalam faktor-faktor yang mempengaruhi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, dengan fokus pada OPD di Provinsi Jawa Timur. Pendekatan yang digunakan mencakup penjelasan tentang apa itu akuntabilitas kinerja, mengapa akuntabilitas itu penting, serta bagaimana faktor-faktor yang ada dapat mempengaruhi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah di Provinsi Jawa Timur.

Apa Itu Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah?

Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (AKIP) dapat dipahami sebagai kewajiban dari suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan hasil dan proses pelaksanaan kebijakan atau program yang telah mereka jalankan. Hal ini mencakup kemampuan untuk menunjukkan bahwa apa yang telah dilakukan sesuai dengan perencanaan yang ada dan memberikan hasil yang maksimal bagi masyarakat. Akuntabilitas ini mencakup berbagai aspek, mulai dari pengelolaan anggaran, pencapaian indikator kinerja, hingga hasil yang diperoleh dari setiap program yang dijalankan.

Dalam konteks Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), akuntabilitas merujuk pada cara instansi pemerintah merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kinerjanya. Setiap OPD diharapkan dapat merumuskan rencana kerja tahunan yang mengacu pada rencana strategis yang telah ditetapkan, serta mengukur pencapaian kinerjanya berdasarkan indikator yang telah disepakati. Dengan adanya sistem ini, setiap OPD diwajibkan untuk melaporkan hasil kinerjanya kepada masyarakat, melalui laporan yang dapat diakses oleh publik, serta diawasi oleh lembaga pengawasan seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Inspektorat Provinsi Jawa Timur.

Di Provinsi Jawa Timur, penerapan SAKIP bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan program pembangunan daerah. Dengan adanya akuntabilitas kinerja yang baik, maka instansi pemerintah dapat lebih mudah menunjukkan kepada publik bahwa sumber daya yang telah digunakan telah dikelola secara optimal dan hasil yang diperoleh dapat dirasakan oleh masyarakat.

Mengapa Akuntabilitas Kinerja Itu Penting?

Akuntabilitas kinerja memiliki peran yang sangat penting dalam pemerintahan, baik di tingkat pusat maupun daerah. Berikut adalah beberapa alasan mengapa akuntabilitas kinerja instansi pemerintah itu sangat penting:

1. Meningkatkan Transparansi dan Kepercayaan Publik

Akuntabilitas adalah salah satu kunci untuk menciptakan transparansi dalam pengelolaan pemerintahan. Masyarakat berhak mengetahui bagaimana pemerintah mengelola anggaran yang diberikan dan sejauh mana program-program yang dijalankan dapat memberikan dampak positif. Ketika pemerintah dapat dengan jelas menunjukkan hasil kinerjanya, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah akan meningkat. Di Jawa Timur, transparansi dalam pengelolaan anggaran dan kinerja OPD sangat dibutuhkan untuk meningkatkan partisipasi publik dalam proses pembangunan daerah.

Transparansi yang didorong oleh akuntabilitas ini juga akan mengurangi potensi terjadinya penyalahgunaan anggaran dan korupsi. Dengan sistem pelaporan yang terbuka dan dapat diakses oleh publik, pengawasan terhadap penggunaan anggaran dapat dilakukan secara lebih efektif.

2. Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi

Akuntabilitas kinerja juga berperan dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan. Ketika instansi pemerintah memiliki kewajiban untuk mempertanggungjawabkan kinerjanya, mereka akan lebih berhati-hati dalam merencanakan dan melaksanakan program-program yang ada. Selain itu, evaluasi terhadap pencapaian kinerja akan membantu pemerintah untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan tercapai dan untuk membuat perbaikan jika diperlukan.

Dalam konteks Provinsi Jawa Timur, akuntabilitas kinerja dapat membantu memastikan bahwa setiap program yang dijalankan oleh OPD sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan memberikan manfaat yang maksimal. Dengan akuntabilitas, program yang kurang efektif dapat segera diperbaiki atau dihentikan, sementara program yang berhasil dapat diperluas atau ditingkatkan kualitasnya.

3. Peningkatan Kualitas Layanan Publik

Salah satu tujuan utama dari akuntabilitas kinerja adalah meningkatkan kualitas layanan publik. Ketika setiap OPD di Provinsi Jawa Timur dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya, maka mereka akan lebih terdorong untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Dalam hal ini, akuntabilitas tidak hanya mencakup pencapaian sasaran yang bersifat kuantitatif, tetapi juga kualitas layanan yang diberikan kepada masyarakat.

Akuntabilitas juga mendorong pemerintah untuk lebih fokus pada hasil yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat, sehingga pelayanan publik yang diberikan lebih relevan dan tepat sasaran.

4. Mencegah Penyalahgunaan Anggaran

Akuntabilitas kinerja juga menjadi salah satu cara untuk mencegah penyalahgunaan anggaran. Jika instansi pemerintah memiliki kewajiban untuk mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran, maka kemungkinan penyimpangan dalam pengelolaan keuangan publik dapat diminimalisir. Dengan adanya sistem pelaporan dan pengawasan yang jelas, setiap penggunaan anggaran akan lebih terkontrol dan sesuai dengan peruntukannya.

Di Provinsi Jawa Timur, dengan adanya pengawasan yang ketat terhadap penggunaan anggaran oleh OPD, diharapkan dapat tercipta pengelolaan keuangan yang lebih transparan dan bebas dari praktik-praktik korupsi.

5. Meningkatkan Pengelolaan Sumber Daya

Akuntabilitas kinerja juga berperan dalam meningkatkan pengelolaan sumber daya, baik itu sumber daya manusia (SDM), anggaran, maupun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh instansi pemerintah. Dengan adanya evaluasi kinerja yang berbasis pada hasil, maka setiap OPD akan lebih fokus dalam mengoptimalkan sumber daya yang ada.

Pengelolaan sumber daya manusia yang efisien akan memastikan bahwa tenaga kerja yang ada di setiap OPD memiliki keterampilan dan kompetensi yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Pengelolaan anggaran yang tepat akan mengoptimalkan penggunaan dana yang tersedia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Bagaimana Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah?

Faktor-faktor yang mempengaruhi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah mencakup berbagai elemen yang saling terkait, baik yang berasal dari dalam organisasi (internal) maupun yang dipengaruhi oleh faktor eksternal. Akuntabilitas kinerja mencerminkan sejauh mana instansi pemerintah mampu mempertanggungjawabkan pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, serta penggunaan sumber daya yang ada. Faktor-faktor ini mempengaruhi bagaimana kinerja pemerintah dijalankan, diukur, dilaporkan, dan dievaluasi.

Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah:

1. Kepemimpinan dan Komitmen Pimpinan

Kepemimpinan yang kuat dan komitmen pimpinan sangat mempengaruhi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Pemimpin yang memiliki visi yang jelas dan komitmen terhadap prinsip akuntabilitas akan lebih mampu mendorong perubahan dan mendorong para pegawai untuk bekerja dengan efisien dan transparan. Pimpinan yang bertanggung jawab akan memastikan bahwa instansi di bawah kepemimpinannya memiliki sistem pengelolaan yang baik, serta mampu memberikan laporan yang akurat mengenai kinerja yang dicapai. Pimpinan juga harus menjadi contoh dalam menjaga integritas, profesionalisme, dan transparansi dalam pengelolaan sumber daya serta pengambilan keputusan.

2. Sumber Daya Manusia (SDM)

Kualitas dan kompetensi sumber daya manusia dalam instansi pemerintah menjadi salah satu faktor kunci dalam menentukan akuntabilitas kinerja. SDM yang terampil dan berkompeten dalam bidangnya akan lebih efektif dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program-program pemerintah. Kurangnya pelatihan atau pembekalan kepada pegawai dalam hal akuntabilitas kinerja dapat menghambat pengelolaan dan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, pengembangan kapasitas SDM melalui pelatihan, sertifikasi, dan penguatan kompetensi di bidang manajerial serta keuangan akan meningkatkan kinerja dan akuntabilitas. Selain itu, SDM yang memiliki integritas tinggi dan pemahaman terhadap etika kerja akan mendukung pengelolaan program yang lebih transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.

3. Sistem Pengelolaan Keuangan dan Anggaran

Pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel adalah hal yang sangat vital dalam mencapai akuntabilitas kinerja. Anggaran yang disusun dan dikelola dengan baik akan memungkinkan instansi pemerintah untuk menjalankan program-program yang telah direncanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Selain itu, transparansi dalam penggunaan anggaran akan mencegah penyalahgunaan dana publik dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah. Adanya sistem pelaporan keuangan yang jelas dan dapat diakses oleh publik juga mendukung terciptanya akuntabilitas yang lebih tinggi. Oleh karena itu, faktor seperti perencanaan anggaran yang baik, pengawasan penggunaan anggaran, serta pelaporan keuangan yang akurat sangat penting untuk mendukung pencapaian akuntabilitas kinerja.

4. Sistem Informasi dan Teknologi

Penggunaan sistem informasi dan teknologi yang baik sangat berpengaruh terhadap efektivitas pengelolaan kinerja pemerintah. Teknologi informasi yang digunakan untuk pengelolaan data dan pelaporan kinerja akan mempermudah instansi pemerintah dalam memonitor, mengukur, dan melaporkan hasil kinerja mereka. Sistem yang terintegrasi dapat menyediakan data yang akurat dan up-to-date yang digunakan untuk evaluasi kinerja. Teknologi juga mempermudah proses pengawasan oleh pihak-pihak eksternal dan memfasilitasi keterbukaan informasi kepada publik. Tanpa sistem informasi yang memadai, pengukuran dan pelaporan kinerja akan terhambat, sehingga mengurangi akuntabilitas.

5. Budaya Organisasi

Budaya organisasi yang ada dalam instansi pemerintah sangat memengaruhi tingkat akuntabilitas kinerja. Sebuah budaya yang mendukung nilai-nilai integritas, transparansi, dan profesionalisme akan mendorong setiap pegawai untuk bekerja dengan penuh tanggung jawab dan menjunjung tinggi prinsip akuntabilitas. Sebaliknya, budaya yang cenderung mengutamakan kepentingan pribadi atau kelompok tertentu dapat menyebabkan lemahnya akuntabilitas kinerja, bahkan berpotensi menimbulkan praktik-praktik korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan. Oleh karena itu, penting bagi setiap instansi pemerintah untuk membangun budaya yang mendukung akuntabilitas, di mana nilai-nilai seperti keterbukaan, kejujuran, dan tanggung jawab menjadi bagian dari norma kerja sehari-hari.

6. Proses Pengawasan dan Evaluasi

Pengawasan dan evaluasi yang dilakukan secara rutin dan independen akan meningkatkan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Proses pengawasan ini dilakukan baik secara internal oleh inspektorat, maupun secara eksternal oleh lembaga seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Pengawasan bertujuan untuk memastikan bahwa semua program dijalankan sesuai dengan rencana dan tidak ada penyimpangan dalam pelaksanaannya. Evaluasi kinerja yang objektif dan berbasis pada indikator kinerja yang terukur akan memberikan gambaran jelas tentang sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Jika ditemukan ketidaksesuaian antara rencana dan hasil, maka perbaikan atau penyesuaian kebijakan dapat dilakukan agar kinerja instansi lebih optimal.

7. Regulasi dan Kebijakan Pemerintah

Regulasi yang jelas dan kebijakan yang mendukung prinsip-prinsip akuntabilitas akan mempermudah instansi pemerintah dalam menjalankan tugasnya. Kebijakan yang mendukung transparansi, pengelolaan anggaran, serta pelaporan kinerja yang baik akan menciptakan sistem yang akuntabel. Sebaliknya, kebijakan yang tidak jelas atau tumpang tindih dapat menyebabkan kebingungan dalam pelaksanaan tugas dan merugikan akuntabilitas kinerja. Oleh karena itu, pemerintah perlu memastikan bahwa semua regulasi yang ada dapat mendukung tercapainya akuntabilitas, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi program-program yang dijalankan oleh instansi pemerintah.

8. Partisipasi Publik

Partisipasi publik merupakan salah satu faktor penting dalam mendukung akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Dengan melibatkan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program, pemerintah dapat memperoleh masukan yang berguna untuk perbaikan kinerja. Selain itu, keterlibatan publik juga berfungsi sebagai bentuk pengawasan terhadap pengelolaan anggaran dan kebijakan pemerintah. Masyarakat yang terlibat aktif dalam proses pemerintahan akan lebih mudah memantau dan menilai kinerja pemerintah, serta dapat memberikan umpan balik yang konstruktif untuk peningkatan kualitas layanan publik.

9. Lingkungan Eksternal

Faktor eksternal seperti tekanan dari media, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan masyarakat luas juga berperan dalam mempengaruhi akuntabilitas kinerja pemerintah. Media memiliki peran yang penting dalam mengawasi dan memberitakan kinerja pemerintah, serta dapat memberikan sorotan terhadap penyimpangan yang terjadi. Lembaga swadaya masyarakat juga berfungsi sebagai pengawas sosial yang dapat memberikan kritik dan masukan terhadap kebijakan pemerintah. Masyarakat luas, sebagai pemilik hak atas pelayanan publik, dapat memberikan penilaian terhadap kinerja pemerintah, yang mendorong pemerintah untuk meningkatkan kualitas kinerjanya.

Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, baik faktor internal seperti kepemimpinan, sumber daya manusia, dan sistem pengelolaan keuangan, maupun faktor eksternal seperti pengawasan publik, regulasi, dan teknologi. Untuk mewujudkan akuntabilitas yang efektif, diperlukan upaya bersama dari seluruh elemen pemerintah, termasuk pemimpin, pegawai, dan masyarakat, untuk memastikan bahwa setiap tindakan dan keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan dengan jelas. Dengan akuntabilitas yang baik, pemerintah dapat meningkatkan kepercayaan publik, mencegah penyalahgunaan anggaran, dan memberikan pelayanan yang lebih berkualitas kepada masyarakat.

Kesimpulan

Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, khususnya pada OPD di Provinsi Jawa Timur, sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang melibatkan aspek internal dan eksternal. Faktor-faktor tersebut, seperti kepemimpinan, SDM, sistem informasi, budaya organisasi, pengawasan, dan pengelolaan anggaran, harus saling mendukung untuk mewujudkan akuntabilitas yang tinggi.

Peningkatan akuntabilitas kinerja akan membawa dampak positif bagi kualitas layanan publik, transparansi pengelolaan keuangan, dan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Oleh karena itu, penting bagi setiap OPD di Provinsi Jawa Timur untuk terus mengembangkan kapasitas dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kinerja mereka sesuai dengan prinsip-prinsip akuntabilitas yang berlaku. Dengan komitmen yang kuat dari pimpinan, dukungan terhadap penguatan SDM, serta penerapan sistem informasi yang tepat, akuntabilitas kinerja akan semakin meningkat, dan tujuan pembangunan daerah dapat tercapai dengan lebih baik.

SAKIP) akan membawa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun