Mohon tunggu...
SUCI RAHMADIANA 121211031
SUCI RAHMADIANA 121211031 Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa - Universitas Dian Nusantara

Suci Rahmadiana Universitas Dian Nusantara NIM 121211031 Jurusan Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ilmu Sosial Mata Kuliah Pengukuran Kinerja Sektor Publik nama dosen : Prof. Dr. Apollo Daito, M. Si. Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ruang Publik Yang "Baik" menurut Hannah Arendt

22 September 2024   19:01 Diperbarui: 22 September 2024   19:07 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri : Prof_Apollo,2015

Dengan adanya ruang publik yang baik, masyarakat dapat merayakan tradisi, budaya, dan nilai-nilai yang berbeda. Hal ini tidak hanya memperkaya pengalaman hidup, tetapi juga membantu mengurangi ketegangan sosial yang sering muncul akibat perbedaan. Ruang publik yang inklusif memberi kesempatan bagi setiap individu untuk berkontribusi dalam membangun narasi kolektif yang positif.

  • Ruang untuk Diskusi dan Debat
    Ruang publik juga merupakan tempat untuk pertukaran ide dan debat. Arendt percaya bahwa melalui diskusi terbuka, masyarakat dapat memproses informasi, mengembangkan pemikiran kritis, dan mencapai pemahaman yang lebih baik tentang isu-isu penting. Ruang publik memungkinkan warga untuk mendengar berbagai perspektif dan terlibat dalam dialog yang konstruktif.Debat di ruang publik tidak hanya bermanfaat untuk membangun pengetahuan, tetapi juga membantu menumbuhkan empati dan pemahaman antarindividu. Ketika warga mendengarkan dan berbicara dengan satu sama lain, mereka dapat melihat masalah dari berbagai sudut pandang, sehingga menciptakan masyarakat yang lebih toleran dan inklusif.
  • Bagaimana Menciptakan Ruang Publik yang "Baik"?

    Dokpri: Prof_Apollo,2015
    Dokpri: Prof_Apollo,2015

    Menciptakan ruang publik yang "baik" memerlukan perhatian terhadap beberapa faktor penting:

    • Inklusivitas

      Ruang publik harus dirancang untuk semua orang, tanpa memandang latar belakang, usia, atau kemampuan fisik. Ini berarti menciptakan akses yang mudah, menyediakan fasilitas yang memadai, dan menjamin keamanan bagi semua pengguna. Misalnya, penyediaan jalur pejalan kaki yang aman, kursi bagi penyandang disabilitas, dan area bermain bagi anak-anak adalah langkah-langkah konkret yang dapat diambil.

      Inklusivitas juga mencakup penerimaan terhadap keberagaman. Ruang publik yang baik harus mencerminkan keberagaman masyarakat dan menyediakan platform bagi semua suara untuk didengar. Dengan cara ini, ruang publik dapat berfungsi sebagai jembatan antara berbagai kelompok dalam masyarakat.

    • Fasilitas yang Mendukung Interaksi

      Ruang publik yang baik harus menyediakan fasilitas yang mendorong interaksi, seperti bangku, meja, atau ruang terbuka untuk berkumpul. Fasilitas ini membantu menciptakan suasana yang ramah dan mendorong masyarakat untuk saling berkenalan dan berkomunikasi. Desain ruang publik yang mengutamakan interaksi sosial dapat menciptakan pengalaman yang lebih kaya bagi pengunjung.

      Contoh nyata dari fasilitas yang mendukung interaksi adalah taman dengan area duduk, jalur sepeda, dan tempat bermain. Ruang-ruang ini tidak hanya menarik pengunjung tetapi juga mendorong mereka untuk berinteraksi dengan satu sama lain, meningkatkan ikatan sosial di dalam komunitas.

    • Kegiatan Komunitas

      HALAMAN :
      1. 1
      2. 2
      3. 3
      4. 4
      5. 5
      Mohon tunggu...

      Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
      Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
      Beri Komentar
      Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

      Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun