Tulisan ini saya buat berdasarkan pengalaman pribadi saya yang sudah mencicipi indahnya dan keberhasilan positive feeling dalam kesulitan yang saya hadapi.Â
Infertility adalah momok bagi pasangan muda yang baru menikah hingga perlu upaya panjang dan lama dengan segala kesabaran untuk menanti datangnya sang buah hati. Pada kondisi inilah saya merasakan betapa bergunanya menerapkan positive feeling dalam segala upaya yang kami lakukan.
Positive feeling bisa saya definisikan sebagai perasaan yang nyaman, tenang, dan damai yang bersumber dari hati. Nah kekonsistenan kita untuk menjaganya lah yang mampu meluapkan energi-energi positif yang pada akhirnya akan sangat berguna dalam keseharian kita.Â
Positive feeling berbeda dengan positive thinking. Selama ini kita sering mendengar banyak orang mendengungkan agar selalu berpikiran positif (positive thinking) dalam menyikapi banyak hal.Â
Namun menurut saya jauh sebelum pikiran positif itu tercipta, kita perlu menata kondisi hati dan kekuatan perasaan sehingga suasana yang nyaman dan damai dalam diri bisa mengantarkan kita pada pikiran yang juga positif.Â
Karena pada dasarnya semua pikiran dan tindakan itu berawal dari apa yang kita rasakan. Semakin kita merasa baik, semakin enak perasaan kita maka energi kita pun juga akan semakin positif.
Erbe Sentanu dalam bukunya Quantum Ikhlas menyatakan bahwa perasaan sangat mempengaruhi apa yang akan kita pikirkan. Pikiran itu mengantarkan kita pada tindakan dan perbuatan yang bisa kita lakukan. Lalu serangkaian tindakan tadi akan membentuk pola karakter yang berakhir pada nasib yang sebenarnya bisa kita tentukan sendiri.Â
Positif feeling sangat erat hubungannya dengan kerja otak bawah sadar. Pada dasarnya ketika seseorang menggunakan hatinya maka orang tersebut secara bersamaan mengaktifkan pikiran bawah sadarnya (subconscious mind).Â
Menurut Candace. B. Pert, dalam bukunya Molecules of Emotion menjelaskan bahwa aktivitas perasaan bawah sadar bukan saja terjadi di otak melainkan di seluruh sel tubuh manusia. Dengan kata lain ketika kita menggunakan perasaan, kita sedang memanfaatkan seluruh potensi kecerdasan tubuh kita.
Umumnya manusia hanya memanfaatkan pikiran sadarnya. Pikiran alam sadar ini memiliki potensi 12% dari seluruh kekuatan pikiran. Sisanya sebanyak 88% berada pada alam bawah sadar yang muncul dalam bentuk perasaan. Jika kita bisa mengaktifkan kemampuan pikiran alam bawah sadar tentunya ini merupakan booster kuat untuk mencuatkan energi positive feeling dalam hidup.
Sebagai contoh sewaktu saya diharuskan oleh banyak pihak termasuk tim medis yang menangani saya, keluarga dan sahabat untuk berpikiran positif kalau program bayi tabung yang saya jalani akan berhasil, namun disisi lain saya juga masih dibayangi ketakutan tinggi akan berbagai pertanyaan: "Bagaimana kalau saya tidak bisa hamil? Bagaimana jika semua energi baik materi dan non materi ini terbuang percuma? bagaimana kalau semuanya gagal?" Dan benar itu semua terjadi. Progres yang kami terima pun dari hari ke hari semakin menurun.
Lain halnya jika saya berpikir positif jika suatu saat saat saya bisa menjadi seorang ibu dan memperbesar keyakinan akan perasaan saya bahwa itu bisa terwujud. Sehingga secara mantap saya yakin bahwa saya bisa memiliki anak secara biologis. Dan tanpa sadar keyakinan inilah yang mengantarkan saya untuk bisa hamil secara alami tanpa program medis sekalipun ditahun ke 7 pernikahan kami.
Stephen MR, Covey penulis buku The Speed of Trust mengungkapkan bahwa untuk meraih tujuan hidup pribadi bahkan didunia korporat, tidak ada sesuatu yang bisa melebihi kecepatan trust. Trust atau kepercayaan yang dimulai pada diri sendiri ini merupakan awal dari energi baik yang bisa diaplikasikan dalam banyak hal.
Pikiran positif yang diikuti dengan perasaan positif itulah yang dikenal dengan POSITIVE FEELING. Pikiran positif yang masih dibarengi dengan perasaan negatif akan melebarkan jurang pemisah rasa ketidakpercayaan yang timbul dalam diri.Â
Jangan abaikan potensi otak bawah sadar yang sebesar 88% itu bekerja pada area perasaan. Semakin besar perasaan tidak nyaman yang dimiliki itu pulalah yang menggiring kita pada kondisi yang ditakuti.
Lalu bagaimana untuk menyeting pikiran kita menuju ke alam bawah sadar? Pertama menurut Erbe Sentanu, kita perlu membawa pikiran kita memasuki gelombang Alfa.Â
Gelombang Alfa (8-13,9 Hz) ini adalah pintu masuk menuju ke perasaan bawah sadar sehingga otak dengan sendirinya bisa mengeluarkan hormon serotinin dan endorfin yang berfungsi untuk memberi rasa nyaman, tenang dan bahagia.
Selagi otak bergerak dalam frekuensi Alfa, banjiri dengan visualisasi yang menyenangkan. Bisa berisi harapan, cita-cita, keinginan yang mau dicapai, target, harapan dan kebahagiaan kita bersama2 org terkasih.Â
Visualisasi yang detail, berulang-ulang dan kontinyu mampu mengarahkan kerja pikiran dan perasaan alam awah sadar yang dengan potensinya 88% untuk membantu mewujudkan keinginan kita.
Itulah salah satu kegiatan yang saya lakukan di sela-sela program kehamilan yang saya ikuti. Saya membayangkan akan sosok mungil yang hadir ditengah-tengah kami, senyumnya, tawanya, kehadirannya begitu nyata. Baju yang dia kenakan, bermain dirumah kami.Â
Saya visualisasikan sejelas-jelasnya. Dan rasa bahagia yang menyelimuti kami pun seakan-akan benar ada dalam kondisi nyata saya. Sampai-sampai saat membayangkannya saya suka senyum-senyum sendiri.Â
Ucapan syukur dan doa agar itu semua terkabul pun secara otomatis terlontar dari bibir ini. Tehnik visualisasi ini saya ulang-ulang hampir setiap hari, saat sebelum tidur malam, atau sewaktu meditasi dalam yoga.
Sebenarnya kondisi yang hampir terlelap, antara sadar menuju tidur adalah frekuensi yang tepat untuk mendapatkan gelombang Alfa secara alami. Sehingga visualisasi yang dilakukan saat tidur merupakan waktu yang tepat.Â
Dan benar visualisasi itu mampu memberikan efek yang tenang dan bahagia dalam hidup saya, walaupun lamunan itu belum menjadi kenyataan, saya dan suami seakan-akan merasa sudah menjadi orang tua.
Ketika saya sudah berhenti dari semua program medis yang bertahun-tahun saya lakoni karena kepenatan yang membuncah, saya fokuskan untuk mengasah visualisasi saya dan memaksimalkan energi positive feeling ini, dan benar setahun setelahnya, di tahun ke 7 pernikahan, saya dinyatakan hamil secara alami.
Bagaikan cermin, hidup ini akan menarik kembali segala perbuatan dan tindakan kita. Apa yang diperbut itulah yang terpancar. Semakin banyak energi positif yang kita miliki maka makin banyak pula hal-hal menakjubkan yang akan terjadi dalam kehidupan kita. Universal law of attraction atau hukum tarik menarik dalam semesta sangat menggambarkan kekutan dari positive feeling ini.
Sehingga yang kita perlukan sekarang lebih dari sekedar berpikiran positif namun menggesernya pada zona perasaan yang juga positif (positive feeling). Sehingga diharapkan dengan selalu membanjiri hati ini dengan perasaan yang positif dapat mencuatkan energi-energi baik serta semua impian dan harapan dalam hidup ini pun bisa terwujud.
Selain visualisasi ada beberapa tips dari saya untuk mengasah dan menjaga kekonsistenan hati ini agar selalu bisa merasakan perasaan yang damai dan nyaman, diantaranya :
1. Yoga
Selain untuk olahraga, meditasi dalam yoga dapat dimanfaatkan untuk memfokuskan pikiran dan mengalihkannya ke alam bawah sadar. Duduklah dengan tenang, lalu rilekskan semua otot tubuh termasuk muka.Â
Bebaskan pikiran, dan visualisasikan dream building atau apa saja yang ingin kita raih dalam hidup. Rasakan setiap detail pencapaian yang kita harapkan dan anggaplah kita sudah berada pada posisi yang kita inginkan lengkap dengan keluarga, perasaan saat itu, dimana dan aktivitas apa yang kita lakukan.Â
Sambil mengatur nafas dan menyelaraskannya dengan ritme alam. Meditasi dalam yoga ini akan sangat bermanfaat untuk menyedot energi baik dari lingkungan semesta.
2. Milikilah kebiasaan untuk selalu bersyukur di setiap bangun pagi dan sebelum tidur malam
Banyak hal yang bisa kita syukuri setiap hari. Bersyukur atas apapun yang terjadi dalam hidup kita. Kesehatan yang kita miliki, barang dan properti yang bisa kita beli, orang-orang yang mendampingi, cinta kasih dari orang sekitar. Bersyukur atas hidup yang indah, dan betapa beruntungnya diri kita berada dalam posisi ini.
3. Banyak memberi
Anjuran untuk memberi ini bisa ditemui dalam agama apapun. Dengan memberi, kita akan memiliki perasaan yang lebih bahagia karena bisa berbagi dengan sesama. Energi yang mengalir dalam tubuh pun jika hal ini rutinkan akan semakin baik. Dengan memberi kita bisa menjalin komunikasi, membantu sesama, dan mempererat hubungan sosial.
4. Melakukan hobi yang kita sukai, bisa bernyanyi, olahraga, membaca buku inspiratif, menulis, dan berlibur
Lebih baik lagi jika kita melakukannya di alam terbuka, sambil menghirup udara segar, terkena paparan sinar matahar dan mengdengar suara alam (seperti hembuan angin, deru ombak, kicauan burung, suara air, dsb).Â
Aktivitas ini bisa memacu otak menghasilkan hormon kortisol yang dapat melawan stress. Tuangkan semua perasaan dalam media yang pilih secara plong. Segala keunekan, kepenatan, bisa dituangkan. Setelah semuanya lepas, tersenyumlah dan awalilah hari dengan lebih baik.
 Semoga kekuatan positive feeling ini bisa mengantarkan kita pada perasaan yang nyaman dan damai, memunculkan energi-energi positif dan baik dalam diri sehingga itu semua bisa terpancar pada kehidupan yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H