Lain halnya jika saya berpikir positif jika suatu saat saat saya bisa menjadi seorang ibu dan memperbesar keyakinan akan perasaan saya bahwa itu bisa terwujud. Sehingga secara mantap saya yakin bahwa saya bisa memiliki anak secara biologis. Dan tanpa sadar keyakinan inilah yang mengantarkan saya untuk bisa hamil secara alami tanpa program medis sekalipun ditahun ke 7 pernikahan kami.
Stephen MR, Covey penulis buku The Speed of Trust mengungkapkan bahwa untuk meraih tujuan hidup pribadi bahkan didunia korporat, tidak ada sesuatu yang bisa melebihi kecepatan trust. Trust atau kepercayaan yang dimulai pada diri sendiri ini merupakan awal dari energi baik yang bisa diaplikasikan dalam banyak hal.
Pikiran positif yang diikuti dengan perasaan positif itulah yang dikenal dengan POSITIVE FEELING. Pikiran positif yang masih dibarengi dengan perasaan negatif akan melebarkan jurang pemisah rasa ketidakpercayaan yang timbul dalam diri.Â
Jangan abaikan potensi otak bawah sadar yang sebesar 88% itu bekerja pada area perasaan. Semakin besar perasaan tidak nyaman yang dimiliki itu pulalah yang menggiring kita pada kondisi yang ditakuti.
Lalu bagaimana untuk menyeting pikiran kita menuju ke alam bawah sadar? Pertama menurut Erbe Sentanu, kita perlu membawa pikiran kita memasuki gelombang Alfa.Â
Gelombang Alfa (8-13,9 Hz) ini adalah pintu masuk menuju ke perasaan bawah sadar sehingga otak dengan sendirinya bisa mengeluarkan hormon serotinin dan endorfin yang berfungsi untuk memberi rasa nyaman, tenang dan bahagia.
Selagi otak bergerak dalam frekuensi Alfa, banjiri dengan visualisasi yang menyenangkan. Bisa berisi harapan, cita-cita, keinginan yang mau dicapai, target, harapan dan kebahagiaan kita bersama2 org terkasih.Â
Visualisasi yang detail, berulang-ulang dan kontinyu mampu mengarahkan kerja pikiran dan perasaan alam awah sadar yang dengan potensinya 88% untuk membantu mewujudkan keinginan kita.
Itulah salah satu kegiatan yang saya lakukan di sela-sela program kehamilan yang saya ikuti. Saya membayangkan akan sosok mungil yang hadir ditengah-tengah kami, senyumnya, tawanya, kehadirannya begitu nyata. Baju yang dia kenakan, bermain dirumah kami.Â
Saya visualisasikan sejelas-jelasnya. Dan rasa bahagia yang menyelimuti kami pun seakan-akan benar ada dalam kondisi nyata saya. Sampai-sampai saat membayangkannya saya suka senyum-senyum sendiri.Â
Ucapan syukur dan doa agar itu semua terkabul pun secara otomatis terlontar dari bibir ini. Tehnik visualisasi ini saya ulang-ulang hampir setiap hari, saat sebelum tidur malam, atau sewaktu meditasi dalam yoga.