Terinspirasi dari satu blog yang pernah dibaca beberapa waktu lalu, akhirnya saya memutuskan untuk beli ebook yang satu ini.
"One up on Wallstreet" national bestseller karya Peter Lynch ini udah ngasih pencerahan buat saya untuk milih saham mana yang bagus untuk investasi jangka panjang.Â
Awalnya sebagai trader, saya tidak pernah memperhatikan fundamental perusahaan yang katanya memang penting dipahami untuk melihat kinerja, pertumbuhan dan proyeksi perusahaan tsb di tahun tahuun mendatang. Lha wong saya cuma jual beli dalam waktu singkat, jadi ya terkadang sangat kurang memperhatikan hal-hal fundamental seperti itu.Â
Namun kali ini saya ingin mencoba berinvestasi, karena dari pengalaman saya trading saham selama ini, banyak sekali saham saham yang saya transaksikan ternyata terus bertumbuh dan naik, sehingga terpikir seandainya saya memegangnya dalam waktu yang agak sedikit lama, tentu keuntungan yang saya dapat pun juga bertambah.
Selain itu banyak data yang saya jumpai dari laporan Bank Indonesia maupun Bursa Efek, secara jangka oanjang, saham bisa memberikan keuntungan investasi atau return yang lebih tinggi dibandingkan dengan sektor properti, logam mulia maupun instrumen investasi lain seperti obligasi, reksadana dan deposito.Â
BEI menyebutkan bhawa return saham bisa mencapai 20 bahkan 30% dalam 10 tahun terakhir. Sehingga menurut saya, saham bisa jadi salah satu pilihan investasi potensial yang bisa mulai dikoleksi sejak sekarang untuk beberapa tahun mendatang.
Nah di buku Peter Lynch ini secara gamblang dijelaskan kalau kita masih bingung mau milih saham apa yang mau kita simpan, kita bisa mulai dari perusahaaan yang produknya sering kita beli dan dipakai untuk kelerluan sehari-hari.Â
Seperti contoh dikamar mandi kita biasanya ada salah satu produk dari perusahaan Unilever, Tbk seperti sabun Lifebouy, Lux, Shampo Dove atau Pepsodent.
Terus mungkin kita juga sering pakai lotion dari Citra atau deodorant merek Rexona yang juga merupakan produk dari Unilever, untuk keperluan cuci mencuci sampai ke pembersih mulai dari Sunlight, Rinso, Molto, Wipol dan Vixal itu juga semuanya di buat oleh Unilever.
Produk Unilever ini sangat banyak dan dapat dengan mudah ditemukan disekitaran kita, perusahaannya pun sudah berdiri sejak lama. Dalam 5 tahun terakhir saham Unilever sudah berkembang pesat mulai dari harga Rp 16.000an di tahun 2011hingga kekisaran Rp 45.000-47.000 saat ini, meningkat hampir 3 kali lipat.Â
The next Bagger dari saham saham Consumer Goods seperti Unilever ini juga menunjukkan perkembangan yang tinggi di Wallstreet bursa sahamnya Amerika bahkan bisa mencapai 10 kali lipat (tenbagger).Â
Alasannya simple karena perusahaan ini menyediakan produk yang dibutuhkan oleh khalayak ramai untuk konsumsi sehari-hari yang setiap orang pasti membutuhkannya. Dengan demikian penjualan dan produksi akan terus berjalan sehingga perusahaan besar dan menahun ini memiliki pertumbuhan dan laba yang stabil.
Contoh lain, mie instan yang sudah sangat lekat dengan masyarakat kita. Sejak 20 hingga 30 tahun terkahir atau bahkan sebelum kita lahir pun, mie instan sudah ada.
 Produsen penghasil mie instan terbesar berasal dari Indofood yang saham juga sejak lama telah diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian bukan tidak mungkin Indofood akan terus berproduksi hingga 20 tahun mendatang.Â
Bayangkan jika Anda sudah membeli saham ini dari sepuluh tahun yang lalu saat harganya masih Rp 900an (2006), ditahun ini Anda bisa menjualnya di harga tertinggi Rp 9200 dengan keuntungan sepuluh kali lipat,,, Waw, lumayan bukan :)
Ada banyak produk lain di sekitaran kita yang saham nya bisa dipertimbangkan untuk dikoleksi dalam jangka panjang. Seperti JasaMarga yang menurut saya akan terus maju, jalan tol adalah bagian dari sektor infrastrukstur dimana sebagai Negara berkembang sektor ini akan banyak berekspansi. Begitu pun dengan perusahaan telekomunikasi seperti telkom, dsb.
Atau kita bisa mengkoleksi saham Astra International,Tbk dimana produk mobilnya sudah malang melintang di jalan-jalan, ataupun saham perusahaan ritel Alfamart, Kimia Farma, Matahari Departemen Store, dsb
Dan terkahir pesan Lynch dalam buku ini, belilah saham yang perusahaannya kita kenal dan dekat dengan keseharian kita. Seperti Warren Buffet yang lebih memilih saham Coca Cola dibandingkan saham-saham bidang teknologi yang tidak begitu dipahaminya.Â
Warren Buffet adalah salah satu contoh nyata investor kelas dunia yang sukses meraih return ratusan bahkan ribuan kali lipat dari investasi pertamanya di pasar modal sejak umur 16 tahun melalui perusahaan Berkshire Hathaway.Â
Kakek ini pun juga dinobatkan sebagai orang terkaya kedua di dunia, setelah Bill Gates, versi majalah Forbes. Waaww,, keren kan !!
So, selamat berinvestasi...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H