Mohon tunggu...
Suci Nur Cahyani
Suci Nur Cahyani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi FISIP UHAMKA

Sulit bukan berarti Tidak Mungkin

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Less Insecure, More Grateful

28 Januari 2023   17:29 Diperbarui: 28 Januari 2023   17:30 1146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Artikel Populer Ilmiah

Less Insecure, More Grateful

Oleh : Suci Nur Cahyani

Ilmu Komunikasi

Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Sudahkah kita bersyukur hari ini? Bersyukur merupakan hal yang penting untuk kita lakukan khususnya umat Islam. Bersyukur atas semua nikmat yang telah Allah SWT berikan kepada kita. Entah itu nikmat iman, nikmat Islam, nikmat sehat wal afiat, dan berbagai nikmat lainnya. Biasanya cara bersyukur yang sederhana sering kali kita lakukan dengan mengucap "Alhamdulillah".

Begitu banyak nikmat Allah SWT yang diberikan kepada kita, tetapi rasanya kebanyakan dari kita masih suka kurang menyadarinya, ya? Karena mungkin pada dasarnya manusia selalu merasa tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya, sehingga gampang terjerumus ke dalam kufur nikmat.

Kemajuan teknologi teknologi yang sangat pesat, saat kita menjelajah situs media sosial dan melihat seseorang yang kita anggap perfect, di situlah terkadang kita merasa insecure. Insecure karena merasa kita lebih buruk darinya, tak bisa menjadi seperti dirinya. Nah, efek dari insecure ini bisa membuat kita lupa akan semua anugerah yang telah Allah SWT berikan dan menjadikan kita tak pernah bersyukur.

Menurut Sumara, Remaja merupakan aset masa depan suatu bangsa. Oleh karena itu, bangsa Indonesia membutuhkan peran remaja yang mampu mengembangkan potensi dirinya atau tugas perkembangannya yaitu menyangkut aspek emosi, intelektual, spiritual, fisik maupun sosialnya. Terkait dengan aspek perkembangan remaja, saat ini ditemukan permasalahan emosional remaja berupa gejala-gejala tekanan perasaan, frustrasi, atau konflik internal maupun konflik eksternal pada diri individu.

Remaja merupakan kelompok yang sedang memasuki masa transisi yang sulit. Baik konflik internal maupun eksternal dialami oleh remaja pada masa perkembangannya. Salah satunya permasalahan emosi dan pengendalian diri seperti fenomena insecure.

Apa sih Insecure itu?

Insecure adalah perasaan tidak percaya diri yang bisa terjadi karena beberapa faktor, mulai dari pengalaman buruk sampai gangguan depresi. Insecure dapat menimbulkan perasaan tidak percaya diri, malu, takut, dan gelisah yang disebabkan oleh rendahnya penilaian terhadap diri sendiri. Perasaan ini disertai dengan ketidakpastian dan kecemasan tentang tujuan hidup, kemampuan, atau hubungan dengan orang lain. Rasa insecure dapat mempengaruhi seseorang dalam menjalin hubungan dengan orang lain hingga melakukan pekerjaan sehari-hari.

Insecure sering kali terjadi ketika melihat orang lain. Hal ini yang kemudian memicu munculnya perasaan hati tidak tenang dan rasa tidak percaya diri. Mungkin insecure ini muncul karena selalu membandingkan diri kita dengan orang lain yang lebih dari kita. Memang banyak yang kehidupannya di atas kita. Mereka lebih kaya, lebih pintar, lebih sukses. Tetapi banyak juga yang kehidupannya di bawah kita.

Setiap orang juga pasti ingin mencapai kesempurnaan dalam hidupnya baik kesempurnaan dalam materi, intelektual, maupun fisik. Tapi, seperti yang dilihat di era globalisasi atau digital pada saat ini fisik seringkali menjadi masalah bagi seseorang. Jika tidak sesuai dengan apa yang menjadi standar umum mengakibatkan ketidak percayaan diri terus menguasai diri dan berujung pada rasa insecure. Bentuk tubuh, warna kulit, jodoh pekerjaan materi ataupun hal-hal lain yang berkaitan dengan nilai dan pandangan masyarakat akan dikatakan buruk apabila tidak mencapai standar umum oleh standar masyarakat pada era sekarang.

Dampak dari Insecure?

  • Rendah diri (Inferiority Feeling) : Inferioritas merupakan perasaan rendah diri yang dialami individu, serta merasa tidak aman (insecure), tidak stabil, tidak tegas, merasa sama sekali tidak berarti, dan tidak mampu memenuhi berbagai tuntutan hidup. Contoh seseorang yang memiliki inferiority feeling, yaitu : Seseorang merasa bahwa tindakan yang dilakukan tidak cukup kuat. Individu tersebut cenderung merasa tidak aman (Insecure) dan tidak bebas bertindak, cenderung membuang waktu dan ragu-ragu dalam pengambilan keputusan, memiliki perasaan rendah diri dan pengecut, kurang bertanggung jawab dan cenderung menyalahkan orang lain sebagai penyebab masalahnya, serta pesimis dalam menghadapi rintangan.
  • Takut : Takut merupakan perasaan cemas dan gelisah. Rasa takut muncul dari adanya ancaman, sehingga seseorang akan menghindari ancaman tersebut dan sebagainya. Merasa takut dan Insecure saat harus memulai komunikasi atau berinteraksi dengan orang lain, menjadi pusat perhatian atau berada dalam situasi-situasi yang mengundang unsur penilaian atau evaluasi dari orang lain yang mungkin banyak kita jumpai di dalam kehidupan sehari-hari. Kecemasan seperti itu muncul mungkin karena takut tidak dapat menyesuaikan diri, diabaikan, ditertawakan, takut tidak mendapatkan respons dengan baik, diremehkan, takut dinilai bodoh, dsb. Pada dasarnya, rasa takut memiliki dua sumber utama: pertama, penglihatan adanya ancaman yang nyata, dan yang kedua, hilangnya tanda-tanda keselamatan, karena kebutuhan individu akan rasa aman (secure) dari kondisi-kondisi eksternal, seperti kematian.
  • Cemas (Anxiety) : Psikologi mendefinisikan cemas (anxiety) sebagai perasaan campuran dari rasa takut dan kesedihan terhadap masa depan tanpa sebab khususnya untuk ketakutan tersebut serta bersifat individual. Kecemasan sendiri menurut kajian psikologi Islam, merujuk di dalam Al-Qur'an dijelaskan sebagai emosi takut yang dialami semua individu serta merupakan respons alami individu atas peristiwa, muncul emosi takut itu membuat perasaan yang tidak nyaman (Insecure), sehingga bisa berdampak terhadap perilaku individu tersebut.

Pandangan Al-Qur'an terhadap Gejala Insecure

Percaya diri merupakan salah satu solusi dari gejala insecure. Kepercayaan diri dapat menjadikan potensi yang dimilikinya, mudah bergaul, dan akan berani menampakkan dirinya apa adanya, tanpa harus menonjol-nonjolkan kelebihan serta menutup-nutupi kekurangan. Hal ini disebabkan orang-orang yang percaya diri telah menyadari, memahami dan mempercayai kondisi dirinya. Dan salah satu cara untuk menumbuhkan rasa percaya diri dalam berbuat dan mengambil keputusan adalah selalu optimis.

Allah SWT berfirman:

 "Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) bersedih hati, padahal kamulah orrang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman" (Q.S. Ali Imran (3):139).

Pemahaman dalam Aqidah Islam tentang Insecure

Menurut Hanna Djumhana Bastaman, perasaan insecure yang ditujukan pada ketakutan terhadap hal-hal yang belum tentu terjadi, ini muncul apabila seseorang berada dalam keadaan yang dianggap akan merugikan dan mengancam dirinya, serta merasa tidak mampu menghadapinya. Dengan demikian, rasa cemas sebenarnya suatu ketakutan yang diciptakan oleh diri sendiri, yang dapat ditandai dengan selalu merasa khawatir dan takut terhadap sesuatu yang belum terjadi.

Menurut Hakim perasaan Insecure dalam kadar yang tinggi atau berkepanjangan dapat bagi berdampak buruk bagi kesehatan. Oleh karena itu, di perlukan sebuah pemahaman dan wawasan tentang ayat yang berkaitan dengan Insecure. Agar terhindar dari segala perbuatan yang tidak di sukai oleh Allah SWT.

Aqidah sebagai titik tolak dan sekaligus merupakan tujuan hidup. Atas dasar itulah maka aqidah memiliki peran yang sangat penting di dalam memunculkan semangat peningkatan kualitas hidup seseorang. Aqidah berkaitan pada keyakinannya kepada Allah Swt. bahwa Allah sangat dekat padanya, bahkan selalu menyertainya dalam usaha dan aktivitasaktivitasnya. Sementara bagi orang yang tidak memiliki akidah yang benar dan kuat tidak akan memiliki keyakinan yang kuat, jiwanya akan menjadi gersang dan hampa, dan selalu diliputi keraguan dalam bertindak. Sehingga jika tertimpa sedikit cobaan dan rintangan, ia menjadi gelisah, keluh kesah, yang sering kali berakhir dengan putus asa, karena ia tidak memiliki pegangan batin yang kuat di luar kemampuanya.

Pandangan saya terhadap insecure

Menurut saya, Insecure merupakan salah satu sifat dari anugerah Allah SWT kepada manusia. Tidak percaya diri, ketidaknyamanan, kekhawatiran, mungkin rasa takut yang kemudian menyelimuti tiap diri kita ketika kita bersosial dengan siapapun. Tentunya kita lupa bahwa agama mengajarkan kita baik itu Aqidah, Syariah, Akhlak dan Muamalah duniawiyah. Bagaimana kita menginterpretasi apa yang kita yakini kepada Allah SWT.

Syariat yang kita jalankan dan etika moral untuk menjadikan satu tetapan pandangan yang lebih baik kepada Allah SWT. Maka, wajar saja manusia tentunya akan merasa insecure atau tidak percaya diri. Jadi bisa kita lihat insecure ini merupakan anuhrah dari Allah SWT, bahwa Allah menorehkan dengan tinta emas ke dalam surah Al-baqarah ayat 155 :

Artinya: "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar".

Insecure sendiri akan tetap mendera manusia baik itu rasa takut, baik itu rasa lapar, baik itu kekhawatiran, baik itu ketidakpercayaan diri kita dalam menjalani kehidupan di hadapan Allah SWT. Tentunya, tak lupa apa yang sudah kita pelajari dari Dosen kita, Guru agama kita, bahkan orang tua kita.

Yang pertama, Kunci insecure adalah bersyukur kepada Allah SWT, sebab dengan bersyukur insya allah, insecure itu akan pelan-pelan terdegradasi hilang dari kehidupan kita setelah kita betul-betul meyakini bahwa ini adalah anugerah dari Allah SWT. Yang mana artinya ayo kita bersahabat dengan diri kita, ayo kita mngenali diri kita, ayo kita implikasikan apa yang pernah kita pelajari. Kita diajarkan untuk mengenal diri kita sebelum mengenal Allah SWT.

Rasulullah SAW bahkan pernah bersabda: "Man arafa nafsahu faqad arafa Rabbahu,"

Yang artinya: "Barangsiapa mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya."

Siapa yang mengenal dirinya maka dia mengenal Allah SWT, siapa yang mengenal Allah SWT tentunya dia sudah mengenal dirinya di hadapan Allah SWT.

Dalam Surah At-Tin Ayat 4, yang berbunyi :

Artinya : "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya."

Yang kedua, Yuk mengukur insecure ini tidak dengan kacamata orang lain tapi ukurlah dengan diri kita sendiri. Merasa tidak pintar karena kita mengukuri dengan orang lain yang pintar, merasa tidak cantik karena kita mengukur dengan kacamata orang lain yang cantik. Tapi kalau kita mengukur kacamata diri kita dengan apa yang Allah berikan kepada kita, maka ukurannya dan takarannya adalah diri kita bukan ukuran dan takaran orang lain. Maka, Insya Allah semua akan menjadi berkah di hadapan Allah SWT. Sebab ketika insecure yang datang itu karena diri kita, bisa mencari kelebihan-kelebihan kita di hadapan Allah SWT.

Yuk, kita tonjolkan apa yang kita punya, kita eksploitasi yang kita bisa, kita manfaatkan kelebihan kita di hadapkan Allah SWT karena di situlah Allah letakkan :  "Wa Likulli Syai'in Maziyyatun" Artinya "Karena setiap orang mempunyai kelebihan dan keistimewaanya"

Yang terakhir atau yang ketiga, Insecure merupakan satu tatapan, satu lika-liku kehidupan yang setiap orang bisa mendapatkannya tapi rasa syukur tentunya akan bisa mengalahkan hal tersebut. Maka tinggalkan insecure-insecure tataplah dengan kesyukuran hidup dalam kemanfaatan kita semua dan mudah-mudahan Allah SWT akhiri kehidupan kita dengan nilai terbaik. Khusnul khotimah di hadapan Allah SWT. Aamiin Ya Rabbal Alamin

Referensi :

Web :

Artikel Media :

Artikel Jurnal :

  • Komariyah, E. "Pemantapan Aqidah Remaja Islam di Era Globalisasi "(Studi Di Kampung Sinar Rejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah) (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung), 2019
  • Jihan Insyirah Qatrunnada, Salma Firdaus, Sofika Dwi Karnila dan Usup Romli.  "Fenomena Insecurity di Kalangan Remaja dan Hubungannya dengan Pemahaman Aqidah Islam" (Universitas Pendidikan Indonesia) 2022

Artikel Buku :

  • Genoveva Aslikdeana. 2021. h.11. Perancangan Video Campaign "This Is Me" (Sebuah Eksperimen Sosial Mengenai Insecurity). Bachelor Thesis thesis, Universitas Multimedia Nusantara.
  • A. R. Hakim. 2021. "Insecured Dalam Ilmu Psikologi Ditinjau dari Perspektif Al-Qur'n" (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau).
  • Syahrin, Alvin 2021. "Insecurity is My Middle Name". Surabaya: Arvi Ardhi Publishing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun