Mohon tunggu...
Suci Mulyati
Suci Mulyati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya tilawah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Belajar Sosial Yang Dikemukakan Oleh Albert Bandura

17 Januari 2025   16:20 Diperbarui: 17 Januari 2025   15:20 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teori Belajar Sosial menurut Albert Bandura

Teori belajar sosial yang dikembangkan oleh Albert Bandura merupakan salah satu teori penting dalam psikologi yang menjelaskan bagaimana individu belajar dari lingkungannya. Teori ini menekankan bahwa pembelajaran terjadi melalui pengamatan, peniruan, dan model. Bandura memperkenalkan konsep ini sebagai perpanjangan dari teori perilaku tradisional yang lebih fokus pada hubungan antara stimulus dan respons.

1. Pengertian Teori Belajar Sosial

Teori belajar sosial menyatakan bahwa manusia tidak hanya belajar melalui pengalaman langsung, tetapi juga melalui observasi terhadap perilaku orang lain. Bandura menekankan bahwa proses pembelajaran ini melibatkan empat komponen utama: perhatian, retensi, reproduksi motorik, dan motivasi. Selain itu, ia menambahkan konsep penting tentang self-efficacy, yaitu keyakinan individu terhadap kemampuannya untuk melakukan tindakan tertentu.

2. Prinsip Utama Teori Belajar Sosial

Beberapa prinsip utama dari teori belajar sosial Bandura meliputi:

a. Observasi dan Imitasi

Pembelajaran melalui observasi berarti individu mengamati perilaku orang lain (model) dan konsekuensi dari perilaku tersebut. Jika perilaku model mendapatkan penghargaan (reinforcement), individu lebih cenderung meniru perilaku tersebut. Sebaliknya, jika perilaku tersebut mendapatkan hukuman, individu mungkin akan menghindarinya.

b. Modeling

Modeling adalah proses di mana individu meniru perilaku yang diamati. Model dapat berupa:

Model Langsung: Orang yang berinteraksi langsung dengan individu, seperti orang tua, guru, atau teman.

Model Simbolis: Karakter dalam buku, film, atau media lainnya.

Model Verbal: Instruksi atau deskripsi tentang bagaimana melakukan sesuatu.

c. Penguatan dan Hukuman

Bandura menekankan bahwa penguatan (reinforcement) dan hukuman (punishment) tidak hanya memengaruhi perilaku langsung, tetapi juga perilaku yang diamati. Misalnya, jika seorang anak melihat temannya dipuji karena membagi mainan, anak tersebut lebih mungkin meniru tindakan tersebut.

d. Self-Efficacy

Self-efficacy adalah keyakinan individu terhadap kemampuan dirinya untuk mencapai tujuan tertentu. Bandura percaya bahwa self-efficacy memainkan peran penting dalam menentukan apakah seseorang akan mencoba, bertahan, atau berhasil dalam suatu tugas.

3. Proses dalam Teori Belajar Sosial

Menurut Bandura, pembelajaran melalui observasi melibatkan empat langkah utama:

a. Perhatian (Attention)

Individu harus memperhatikan perilaku model untuk dapat mempelajarinya. Faktor-faktor seperti daya tarik model, relevansi perilaku, dan tingkat minat individu memengaruhi tingkat perhatian yang diberikan.

b. Retensi (Retention)

Setelah memperhatikan perilaku model, individu harus mampu mengingatnya. Retensi melibatkan proses mental di mana perilaku yang diamati disimpan dalam memori untuk digunakan di kemudian hari.

c. Reproduksi Motorik (Motor Reproduction)

Individu harus mampu mereproduksi atau meniru perilaku yang diamati. Proses ini melibatkan kemampuan fisik dan keterampilan untuk meniru perilaku tersebut.

d. Motivasi (Motivation)

Motivasi adalah faktor yang mendorong individu untuk benar-benar meniru perilaku yang telah diamati. Motivasi dapat dipengaruhi oleh penghargaan atau hukuman yang terkait dengan perilaku tersebut.

4. Eksperimen Bobo Doll

Salah satu eksperimen terkenal Bandura adalah eksperimen Bobo Doll, yang menunjukkan bagaimana anak-anak belajar melalui observasi:

Dalam eksperimen ini, anak-anak dibagi menjadi tiga kelompok dan masing-masing kelompok menyaksikan video dengan model yang berperilaku berbeda terhadap boneka Bobo (boneka besar yang dapat kembali ke posisi semula setelah dipukul).

Kelompok pertama menyaksikan model memukul dan berperilaku agresif terhadap boneka, kelompok kedua menyaksikan model bermain dengan tenang, sementara kelompok ketiga tidak menyaksikan interaksi model dengan boneka.

Hasilnya menunjukkan bahwa anak-anak yang melihat perilaku agresif lebih cenderung meniru perilaku tersebut, terutama jika model dalam video mendapatkan penghargaan.

Eksperimen ini menegaskan bahwa anak-anak dapat belajar perilaku agresif melalui observasi, bahkan tanpa pengalaman langsung.

5. Aplikasi Teori Belajar Sosial

Teori belajar sosial memiliki aplikasi yang luas dalam berbagai bidang, termasuk:

a. Pendidikan

Guru dapat menggunakan teori ini untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang positif dengan menjadi model perilaku yang baik bagi siswa. Program peer learning atau pembelajaran melalui teman sebaya juga didasarkan pada prinsip ini.

b. Pengasuhan Anak

Orang tua dapat memanfaatkan teori ini dengan memberikan contoh perilaku yang diinginkan kepada anak-anak mereka. Anak-anak cenderung meniru perilaku orang tua yang mereka amati setiap hari.

c. Psikologi Klinis

Dalam terapi perilaku, modeling digunakan untuk membantu klien mempelajari keterampilan sosial baru atau mengatasi kebiasaan buruk.

d. Media dan Iklan

Iklan sering menggunakan teori belajar sosial dengan menampilkan tokoh terkenal (sebagai model) untuk memengaruhi perilaku konsumen.

6. Kritik terhadap Teori Belajar Sosial

Meskipun teori ini sangat berpengaruh, beberapa kritik telah diajukan, antara lain:

Kurangnya perhatian terhadap faktor biologis dan genetik dalam pembelajaran.

Pengaruh observasi terhadap pembelajaran mungkin berbeda pada setiap individu, tergantung pada konteks dan kepribadian.

Sulit untuk mengukur secara langsung proses internal seperti perhatian dan retensi.

Kesimpulan

Teori belajar sosial Albert Bandura menawarkan perspektif yang komprehensif tentang bagaimana manusia belajar melalui interaksi sosial dan observasi. Dengan menyoroti pentingnya modeling, penguatan, dan self-efficacy, teori ini memberikan wawasan berharga yang dapat diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan. Meskipun memiliki beberapa keterbatasan, kontribusi teori ini tetap relevan dalam memahami perilaku manusia di era modern.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun