Mohon tunggu...
Suci Mulyati
Suci Mulyati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya tilawah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Perkembangan Sosial yang Dikemukakan oleh Lev Vygotsky dan Jean Piaget

16 Oktober 2024   08:23 Diperbarui: 16 Oktober 2024   08:33 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Teori Perkembangan Sosial menurut Lev Vygotsky dan Jean Piaget

Teori perkembangan sosial merupakan kajian penting dalam psikologi yang mempelajari bagaimana individu berkembang dan membentuk hubungan sosial di sepanjang hidup mereka. Dua tokoh penting dalam teori ini adalah Lev Vygotsky dan Jean Piaget, yang memiliki pandangan berbeda mengenai bagaimana anak-anak belajar dan berkembang secara sosial. Meskipun keduanya mengkaji perkembangan kognitif, perbedaan mendasar dalam pendekatan mereka terhadap interaksi sosial memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang proses perkembangan anak-anak.

1. Teori Perkembangan Sosial Lev  Vygotsky

Lev Vygotsky, seorang psikolog Rusia, berpendapat bahwa interaksi sosial dan lingkungan budaya memainkan peran kunci dalam perkembangan kognitif anak. Lev Vygotsky melihat bahwa proses belajar tidak terjadi dalam ruang hampa, melainkan melalui interaksi sosial dengan orang lain. Dalam konteks ini, orang dewasa, guru, atau teman sebaya yang lebih berpengalaman berperan sebagai mediator dalam membantu anak-anak mencapai tingkat perkembangan yang lebih tinggi.

Lev Vygotsky memperkenalkan beberapa konsep penting dalam teorinya, antara lain:

a. Zone of Proximal Development (ZPD)

Salah satu konsep terpenting dari Lev Vygotsky adalah Zone of Proximal Development (ZPD), yaitu jarak antara apa yang bisa dilakukan anak secara mandiri dan apa yang bisa dicapai dengan bantuan orang lain. ZPD mencakup tugas atau keterampilan yang berada di luar jangkauan kemampuan anak saat ini, tetapi yang bisa dipelajari melalui scaffolding, yaitu bimbingan dari seseorang yang lebih berpengetahuan.

Misalnya, ketika seorang anak belajar untuk mengerjakan soal matematika yang rumit, ia mungkin memerlukan bantuan dari gurunya. Melalui panduan, arahan, dan dorongan yang diberikan, anak tersebut lambat laun akan mampu mengerjakan soal itu sendiri tanpa bantuan. Lev Vygotsky menekankan bahwa potensi belajar terbesar terjadi di dalam ZPD, di mana anak memperoleh keterampilan baru melalui interaksi sosial.

b. Peran Bahasa dalam Pembelajaran

Lev Vygotsky juga menyoroti pentingnya bahasa dalam perkembangan kognitif dan sosial. Bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga alat berpikir. Bahasa membantu anak-anak membangun konsep-konsep baru dan memahami dunia di sekitar mereka. Proses ini dimulai dari penggunaan bahasa eksternal, misalnya ketika anak berbicara dengan orang lain, kemudian berkembang menjadi bahasa internal yang digunakan untuk berpikir secara mandiri.

Melalui interaksi verbal dengan orang dewasa dan teman sebaya, anak-anak belajar cara menyelesaikan masalah dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Dengan kata lain, bahasa membantu anak-anak menyusun pemikiran mereka dan memahami konsep-konsep yang lebih kompleks.

c. Internalisasi

Konsep lain yang penting dalam teori Lev Vygotsky adalah internalisasi, yaitu proses di mana aktivitas sosial diambil alih oleh individu dan menjadi bagian dari kemampuan internalnya. Dalam tahap awal, anak-anak belajar sesuatu melalui interaksi dengan orang lain; tetapi, seiring waktu, mereka mulai mengambil alih proses tersebut dan menginternalisasi kemampuan yang mereka pelajari. Proses ini memungkinkan anak-anak untuk menggunakan keterampilan dan pengetahuan yang mereka dapatkan dari lingkungan sosial secara mandiri.

2. Teori Perkembangan Sosial Jean Piaget

Di sisi lain, Jean Piaget, seorang psikolog Swiss, menawarkan teori perkembangan kognitif yang berbeda dari Lev Vygotsky. Jean Piaget percaya bahwa anak-anak adalah peserta aktif dalam proses belajar mereka. Anak-anak, menurut Jean Piaget, membangun pengetahuan melalui eksplorasi langsung dengan lingkungannya dan melalui pengalaman pribadi. Jean Piaget menekankan bahwa perkembangan kognitif terjadi melalui tahapan yang jelas, di mana setiap tahap ditandai oleh cara berpikir yang berbeda.

a. Tahapan Perkembangan Kognitif

Jean Piaget membagi perkembangan kognitif anak ke dalam empat tahap:

1. Tahap Sensorimotor (0-2 tahun): 

Pada tahap ini, anak belajar tentang dunia melalui indera dan tindakan fisik. Anak-anak mulai memahami dunia mereka melalui interaksi fisik dengan lingkungan, seperti menggenggam, menggigit, dan mengamati. Perkembangan sosial terjadi melalui interaksi dasar dengan orang-orang terdekat, seperti pengasuh.

2. Tahap Praoperasional (2-7 tahun): 

Pada tahap ini, anak mulai mengembangkan kemampuan berpikir simbolis. Mereka mulai menggunakan kata-kata dan gambar untuk mewakili objek dan peristiwa. Namun, pemikiran mereka masih egosentris, artinya mereka cenderung melihat dunia hanya dari sudut pandang mereka sendiri. Hubungan sosial mulai berkembang melalui permainan simbolis, seperti bermain peran dengan teman sebaya.

3. Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun): 

Anak-anak mulai berpikir lebih logis dan mampu memahami konsep konkret. Mereka mulai mengerti bahwa orang lain memiliki perspektif yang berbeda dari mereka, yang memungkinkan mereka untuk membentuk hubungan sosial yang lebih kompleks, seperti bekerja sama dalam kelompok.

4. Tahap Operasional Formal (11 tahun ke atas): 

Pada tahap ini, anak-anak mengembangkan kemampuan untuk berpikir secara abstrak dan hipotetis. Mereka dapat memahami konsep-konsep sosial yang lebih rumit seperti keadilan, moralitas, dan tanggung jawab. Interaksi sosial mereka menjadi lebih matang dan mereka mulai memahami dinamika yang lebih kompleks dalam hubungan interpersonal.

b. Peran Eksplorasi dalam Belajar

Berbeda dengan Lev Vygotsky yang menekankan interaksi sosial sebagai kunci pembelajaran, Jean Piaget percaya bahwa anak-anak belajar melalui eksplorasi mandiri. Anak-anak aktif dalam membangun pemahaman mereka sendiri tentang dunia melalui interaksi langsung dengan lingkungan mereka. Jean Piaget menggambarkan anak-anak sebagai “ilmuwan kecil” yang terus bereksperimen dengan objek dan situasi di sekitar mereka.

3. Perbandingan Teori Lev Vygotsky dan Jean Piaget

Meskipun Lev Vygotsky dan Jean Piaget sama-sama mengakui pentingnya perkembangan sosial dan kognitif, mereka berbeda dalam pendekatan terhadap peran interaksi sosial dan bagaimana anak-anak belajar.

Peran Interaksi Sosial: 

Lev Vygotsky menekankan bahwa interaksi sosial adalah pusat pembelajaran, sedangkan Jean Piaget lebih fokus pada eksplorasi mandiri anak terhadap lingkungannya.

Bahasa dan Kognisi: 

Lev Vygotsky melihat bahasa sebagai alat utama dalam perkembangan kognitif, sedangkan Jean Piaget melihatnya sebagai hasil dari perkembangan kognitif yang sudah ada.

Pendekatan terhadap Tahapan Perkembangan: 

Jean Piaget menekankan perkembangan kognitif sebagai proses bertahap yang universal, sementara Lev Vygotsky lebih menekankan pada pengaruh budaya dan interaksi sosial dalam perkembangan kognitif anak.

Kesimpulan dari teori perkembangan sosial yang dikemukakan oleh Lev Vygotsky dan Jean Piaget adalah bahwa keduanya memberikan pandangan penting tentang bagaimana anak-anak belajar dan berkembang, meskipun dari sudut pandang yang berbeda.

Lev Vygotsky menekankan bahwa interaksi sosial dan budaya adalah inti dari perkembangan kognitif dan sosial. Anak-anak belajar melalui bimbingan orang lain yang lebih berpengetahuan, dengan bantuan yang disebut scaffolding. Konsep Zone of Proximal Development (ZPD) menjadi kunci di mana anak-anak dapat mencapai lebih banyak melalui kolaborasi sosial daripada dengan usaha mandiri.

Sebaliknya, Jean Piaget menyoroti bahwa anak-anak berkembang melalui eksplorasi mandiri dan melalui tahapan perkembangan kognitif yang jelas. Jean Piaget percaya bahwa perkembangan kognitif terjadi dalam urutan yang sistematis, di mana anak secara bertahap mengembangkan kemampuan untuk berpikir lebih abstrak dan logis, seiring dengan bertambahnya usia.

Secara keseluruhan, kedua teori ini melengkapi satu sama lain. Lev Vygotsky menyoroti pentingnya lingkungan sosial dan budaya dalam pembelajaran, sedangkan Jean Piaget lebih fokus pada eksplorasi individu dan tahap-tahap perkembangan yang terstruktur. Pemahaman yang mendalam tentang kedua teori ini membantu kita melihat bahwa perkembangan anak adalah hasil dari kombinasi faktor internal (proses individu) dan eksternal (pengaruh sosial dan budaya).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun