Salah satu stan makanan yang  masih buka menjual cilok, es, dan mie instan adalah stan millik Bapak Ahmad Khilmi. Ketika ditanya bagaimana pendapatannya saat berjualan di Karang Hitam, ia mengatakan bahwa sebelum pandemi omset tiap harinya mencapai 100.000 rupiah, itu pun bisa lebih. Namun, sejak pandemi, pendapatan hanya ada pada hari libur -seperti hari Sabtu dan Minggu- sekitar 30.000-50.000 per hari.Â
Walaupun omset turun, Pak Khilmi memutuskan untuk bertahan berjualan demi anak-anaknya yang masih bersekolah. What a wonderful person in the wonderful Karang Hitam. Ngomong-ngomong, cilok yang beliau jual rasanya enak, harganya murah.
     Mengulas lebih dalam, saya mencoba mencari rumah Kepala Desa Wates. Namun beliaunya sedang dinas di luar. Saya hanya bertemu dengan Sekretaris Desa. Berbincang asyik, saya mendapat informasi banyak mengenai Karang Hitam.  The Wonderful Karang Hitam merupakan karya teman-teman Karang Taruna Desa Wates.Â
Hasil pembayaran loket digunakan untuk membangun fasilitas Karang Hitam, termasuk beberapa warung di dalamnya. Stan penjual makanan di sana dikenai biaya 200.000 rupiah sebagai ganti hak pakai bukan hak milik. Setelah itu mereka hanya menyetor 10.000 rupiah per hari dari penjualan mereka.
     Dunia ini sedang diterpa badai pandemi Covid-19. Walau sudah satu tahun lebih, keadaan belum juga pulih dengan sungguh. Hal ini juga berdampak pada wisata lokal Karang Hitam. Pembatasan kerumunan, membuat wisata murah meriah ini mengalami penurunan jumlah pengunjung secara drastis, bahkan harus tutup untuk sementara waktu. Memang menyeluruh, dampak pandemi ini. Segala sektor pun terbunuh. Pendidikan, ekonomi, pariwisata dan sebagainya.
     Semoga pandemi segera berlalu. Kita, siswa-siswi Smanegra bisa kembali menikmati pemandangan alam yang ada di Karang Hitam maupun di wisata alam lokal lainnya seperti Danau Ranu dan Banyu Biru. Semoga Pak Khilmi dan orang-orang lain yang bernasib sama di dunia ini akan segera menemukan titik pulih perekonomiannya.Â
Bersatu dengan berdiam diri, melakukan hal-hal positif tanpa berkerumun, memakai masker, menjaga jarak, membiasakan mencuci tangan, menerapkan pola hidup sehat, itu yangbisa kita lakukan untuk membantu mereka memulihkan negeri, memulihkan ekonomi. Nanti, kita akan jumpai The Wonderful Karang Hitam yang terawat seperti dulu lagi. (Sumber foto: tim redaksi majalah sekolah SANSA SMAN 1 Grati)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H