Sebelum pemberlakuan PPKM, Karang Hitam mengundang ramai pengunjung. Dengan harga tiket 5.000 rupiah dan parkir 5.000 rupiah saja, kita sudah bisa menikmati keindahan alam di ujung pulau Jawa bagian Pasuruan ini. Bagi kalian yang menyukai suasana matahari terbit dan terbenam, wajib merasakan sensasinya di tempat ini.Â
Ditambah angin yang menyejukkan kulit, kita akan dimanjakan dengan arah pandang ke laut dan langit yang seakan bertemu di sudut sana. Banyaknya spot foto, menjadikan Karang Hitam makin dikenal sebagai tempat yang instagramable. Sampai saat ini ada lebih dari 500 unggahan foto indah di Instagram dengan hashtag Karang Hitam (#karanghitam).
     Dulu banyak pengunjung dari luar kota yang mampir untuk menjawab rasa penasarannya akan keindahan Karang Hitam. Selain instagramable, Karang Hitam juga cocok dijadikan tempat piknik bagi keluarga, tempat berjemur bagi yang suka panas, dan track bagi yang suka bersepeda. Di sana juga ada deretan penjual makanan. Luar biasa multiguna tempat ini. Apalagi di tempat ini ada fasilitas kamar mandi, WC, dan mushollah.
     Dalam perjalanan munculnya Karang Hitam, awal mulanya masyarakat sekitar daerah tersebut tidak menyadari jika tempat tersebut berpotensi menjadi tempat wisata. Mereka hanya tahu kalau tempat itu adalah alas dan semak. Mereka mulai mengetahui, sejak ada orang luar yang datang untuk melakukan foto prewedding.Â
Sebelum diresmikan, karena bagus dan sepi, Karang Hitam sempat disalahgunakan untuk dijadikan tempat mabuk-mabukan, mesum, dan sebagainya. Berikutnya, pada tahun 2016, pihak Desa, Kecamatan, MWC, MU melakukan obrakan untuk orang-orang yang menyalahgunakan tempat tersebut.
     Mengulik lebih dekat tentang keadaan Karang Hitam saat pandemi, saya (18/08) melakukan observasi di sana dengan memperhatikan protocol kesehatan. Pemuda pengelola hanya menarik biaya tiket masuk, tidak untuk parkirnya. Jadi, dengan membayar 5.000 saja, saya bisa menikmati keindahan Karang Hitam.Â
Benar saja, di tengah hawa pandemi yang menyesakkan, Karang Hitam seakan menjadi tempat penghasil oksigen yang sangat menyejukkan. Pemandangannya tak kalah dengan Pantai Pandhawa Bali. Dengan tenang, saya hirup udara di sana.
     Ada yang menarik mata. Deretan tempat penjual makanan terlihat sepi, tidak ditempati, bahkan sebagian ada yang dibongkar. Tatanan spot foto, jadi sedikit berantakan daripada sebelumnya, tanaman sekitar terlihat gersang, lelah menghadap matahari tanpa disiram.Â
Pasir-pasir seakan kesepian tidak pernah diinjak kaki manusia. Suasananya hening kehilangan tawa seru orang-orang. Sepertinya PPKM sangat berdampak bagi perekonomian masyarakat yang berjualan di area wisata Karang Hitam.