Mohon tunggu...
Suci Handayani Harjono
Suci Handayani Harjono Mohon Tunggu... penulis dan peneliti -

Ibu dengan 3 anak, suka menulis, sesekali meneliti dan fasilitasi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mewaspadai Jeratan Provokatif "Bau Surga Demo 4 November"

29 Oktober 2016   11:51 Diperbarui: 29 Oktober 2016   12:03 3679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun saya tinggal di Solo, jauh dari Jakarta, tetapi  menyeruaknya kabar demo besar-besaran di Jakarta tanggal 4 November nanti cukup menyita perhatian.  Barangkali saya hanya satu orang dari sekian banyak orang yang was-was menunggu dengan khawatir  tanggal 4 nanti. 

Sejak minggu lalu , kabar aksi besar-besaran  tersebut sudah  tersebar cepat melalui media. Kabarnya tidak hanya massa dari Jakarta tetapi dari luar Jakarta-pun akan mengepung Jakarta. Kemungkinan berita tersebut benar karena jauh hari sudah ada pamflet yang berisi ajakan untuk mengikuti  aksi tersebut.

Pamflet  telah mereka siapkan dan disebarkan melalui web habibrizieq.com. Rupanya mereka membabi buta dan luar biasa bersemangat  demo  dengan tagline penistaan agama oleh Ahok. Mereka  menamai  kegiatan tersebut dengan  Seruan Jihad Konstitusional. Bahkan mereka juga sudah memberikan anjuran kepada peserta demo  untuk melakukan beberapa hal , yaitu

-Peserta Bawa Bekal untuk Kemungkinan Menginap di sekitar Istana Presiden.

-Peserta daerah membawa petisi Menuntut Polisi Penjarakan Ahok”.

-Peserta di minta  begini “harap tulis Wasiat untuk keluarga dan berdoa untuk kemenangan Umat Islam

-Peserta dianjurkan puasa senin-kamis

-Peserta  diharap banyak membaca al quran, wirid, dzikir, dll.

Dengan ponggah mereka mengklaim melakukan jihad untuk bela agama islam.

Sesungguhnya orang awam pun tahu, bahwa mereka itu tidak benar-benar  demo untuk membela islam, tetapi untuk membela kepentingan kelompok tertentu.  Kenapa? Tidak perlu dijelaskan karena jelas-jelas kalau memang  mereka murni menuntut Ahok atas tuduhan penghinaan terhadap Islam, ya harusnya mereka konsisten menyerahkan perkara tersebut kepada pihak berwajib. Dan saat ini jelas-jelas Polri sudah memproses laporan penghinaan agama yang  di tuduhkan kepada Ahok tersebut. Itu kalau mereka berpikiran sehat.

Upaya demo tersebut jelas sekali tidak  hanya bertujuan menjatuhkan  dan memasukkan Ahok ke penjara, menghentikan Ahok maju pada Pilgub DKI Jakarta Februari 2017 mendatang. Tetapi juga secara umum untuk mengoyang pemerintahan Jokowi. Ahok hanyalah pemicu ketidakpuasan, belum move on-nya kelompok-kelompok yang masih sakit hati atas kemenangan Joko Widodo(Jokowi)- Jusuf Kalla(JK).

Selain itu,  demo 4 november terlihat jelas memecah belah rakyat Indonesia, memecah belah umat Islam pada khususnya dan menodai ajaran Islam itu sendiri. Demo tersebut juga berpotensi  menimbulkan pertumpahan tenaga, air mata dan bahkan darah dengan sia-sia.  Kekhawatiran saya rasanya tidak berlebihan karena kalimat-kalimat provokatif mulai bertebaran di media sosial, misalnya : Saya sudah mencium bau surga tanggal 4 November nanti.”

Mencermati kalimat tersebut, bisa jadi orang-orang dari kelompok islam radikal  termasuk  jaringan ISIS akan bangkit kembali dan memanfaatkan situasi untuk membuat keadaan menjadi genting dan kacau. Maka bisa jadi demo menjadi anarkis dan menghalalkan segala cara hanya demi terpuaskan nafsu bar-bar mereka yang mengatasnamakan agama.

Bagi yang masih sehat, lebih baik berpikir ulang jika  tertarik bergabung pada demo 4 November nanti, jangan sampai mengorbankan tenaga, airmata, darah bahkan nyawa dengan sia-sia.  Jangan rusak kedamaian  negeri ini dengan ‘pengorbanan’ yang sia-sia. **

_Solo, 29 Oktober 2016_

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun