Mohon tunggu...
Suci Handayani Harjono
Suci Handayani Harjono Mohon Tunggu... penulis dan peneliti -

Ibu dengan 3 anak, suka menulis, sesekali meneliti dan fasilitasi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Gunakan Media Sosial sebagai Sarana Membangun Kerukunan Antar Umat Beragama

14 September 2016   21:29 Diperbarui: 14 September 2016   21:50 798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bangunan gereja berdiri sejak tahun 1937 sementara bangunan masjid sepuluh tahun kemudian.Keduanya hanya dipisahkan oleh tembok bata saja dan mempunyai alamat yang sama. Meskipun bersisian,tetapitidak ada gesekan sama sekali. Bahkan saat pelaksanaan Idul Fitri  jatuh pada hari Minggu, pihak pengurus gereja akan memundurkan jadwal kebaktian pagi menjadi siang sehingga tidak menganggu jadwal ibadah umat islam. Toleransi yang dibangun sejak dulu sampai sekarang masih terpelihara dengan baik. Halaman masjid diijinkan untuk tempat parkir saat kebaktian minggu pagi, ibadah natal dan paskah.

foto : gpibimannuelbekasi
foto : gpibimannuelbekasi
Di lingkup kecil kampung kami, kerukunan umat beragam juga terbangun dengan cukup baik. Misalnya saat perayaan hari raya qurban, semua warga baik umat islam maupun non islam mendapatkan pembagian hewan qurban. Demikian juga semua warga biasa berkumpul bersama untuk mengolah masakan dari daging qurban yang dinikmati semua warga. Saat perayaan hari Raya Idul Fitri dengan kegiatan halal bihalal pun, semua warga islam maupun non islam juga biasa menyiapkan dan merayakan bersama.

Itulah contoh kecil kerukunan antar umat beragama yang sudah terjalin sejak lama. Di era kemudahan media sosial seperti saat inipun, kerukunan antar umat beragama tersebut  juga masih terjaga dengan baik. Bahkan media sosial dijadikan sarana untuk saling memberikan informasi kegiatan keagamaan tersebut.

Sayangnya, perbedaan yang ada masih tercemar oleh ulah orang-orang yang tidak bertanggungjawab yang memanfaatkan media sosial untuk hal-hal yang  menimbulkan fitnah, konflik dan perpecahan.

Hal tersebut tidak bisa di biarkan terus menerus karena  berakibat tidak baik bagi  kerukunan, kedamaian, persatuan dan kesatuan warga Negara Indonesia. Tugas menjaga kerukunan antar umat beragama tidak hanya tugas pemerintah semata tetapi juga menjadi kewajiban bagi warga untuk menjaga kerukunan dan kedamaian.

foto : mdc.sch.id
foto : mdc.sch.id
Untuk itu ada beberapa hal  yang  bisa  diperkuat , 

Pertama, bijak dalam bermedia sosial.

Mungkin ini kalimat usang, tetapi  menurut saya tetap harus diingatkan terus menerus kepada semua warga Negara Indonesia.  Pepatah bijak , ‘Mulutmu Harimaumu’ relevan dengan ‘Tulisanmu Harimaumu’. Apa yang kita sampaikan/tuliskan bisa jadi akan membuat kita menuai celaka, jika tidak bijak dan hati-hati. Janganlah meremehkan sebuah ucapan ataupun tulisan karena suatu saat bisa jadi akan membawa malapetaka bagi kita.

Bijaklah dalam mengunakan media sosial. Pergunakan media sosial untuk melakukan hal positif baik dalam berkomunikasi, bersosialisasi, bekerja maupun berbisnis. Penting untuk menahan diri mengeluarkan statement yang berpotensi memicu konflik apalagi yang menjurus ke sara. Jangan sekali-sekali men-share informasi yang kita sendiri belum yakin kebenarannya.

Kedua, jeli dalam memilih, memilah, membaca dan mengikuti website. Banyaknya website mendorong kita untuk hati-hati dalam  memilih, memilah dan  membacanya. Website dengan tema-tema agama yang fanatik, cenderung menyatakan agama yang dianut paling benar, menyalahkan kenyakinan orang lain, dll sangat membahayakan karena ujung-ujungnya hanya berisi hasutan, fitnah dan menebar permusuhan. Hindari mengakses website yang berisi ajaran yang menebarkan  kebencian tersebut

Ketiga, perbanyak memposting pengalaman kerukunan beragama di lingkungan sekitar. Meskipun sepele tetapi pengalaman-pengalaman kecil di sekitar kita bisa bermanfaat dan memberikan inspirasi bagi orang lain. Misalnya kerjasama antar tetangga yang berbeda agama  dalam menyelenggarakan acara halal bihalal, saling mengucapkan hari raya antar umat beragama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun