Tut….tut…tut…..
Suara nyaring Kereta Api (KA) menjadi ‘makanan’ sehari-hari  kami sekeluarga.  Meskipun rumah kami tidak berdekatan dengan rel KA tetapi dengan jarak sekitar dua KM dari rel KA, suara nyaring bel dan derit roda KA sangat jelas terdengar.  Dalam sehari tidak terhitung, puluhan KA melintas dan menguarkan bunyi yang bagi kami, terutama anak bungsu kami sangat di nanti. Ya, anak bungsu kami sangat menyukai KA, maka tak jarang ia selalu minta diantar  jalan-jalan ke dekat rel KA untuk melihat KA yang  melintas.
KA menjadi sarana transportasi favorit kami, selain dengan biaya terjangkau, hampir pasti bebas macet, lebih cepat dan jarang sekali terlambat.
Sejak sepuluh tahun yang lalu, saya terbiasa mengunakan  Kereta Api (KA)  sebagai  sarana transportasi  ke tempat kerja.  Solo-Yogya jarak yang cukup jauh  jika berkendara dengan  kendaraan lain, tetapi hanya ditempuh dalam satu jam dengan KA. Saya biasa bepergian lewat  Stasiun Purwosari yang terletak di kelurahan Purwosari Solo, karena paling dekat dengan  tempat tinggal saya.
Stasiun  Purwosari, Stasiun Tertua di Kota Solo
Di Solo sendiir ada empat stasiun KA yaitu Stasiun Balapan (masuk kategori stasiun besar) , Stasiun Purwosari, Stasiun Jebres dan Stasiun Kota (Sangkrah). Stasiun Balapan merupakan stasiun besar , lebih banyak untuk KA bisnisn dan eksekutif. Hanya KA lokal Pramek (Solo-Yogya) dan KA Bhatara Kresna (Sol0- Wonogiri)  KA dengan tipe ekonomi yang berhenti di stasiun Balapan. Selebihnya KA bisnis dan eksekutif . Sementara Stasiuan  Purwosari dan Jebres merupakan stasiun  kategori kecil, tempat pemberhentian KA tipe ekonomi.
Kedua stasiun tersebut (Purwosari dan Jebres)  sejarahnya dimiliki oleh pihak  dua kerajaan yang ada di Surakarta . Stasiun Purwosari di miliki oleh pihak Yaitu  keraton Mangkunegaran sebagai pemilik Stasiun Purwosari dan keraton Kasunanan sebagai pemilik  stasiun Jebres . Jika di lihat dari letak kedua stasiun tersebut, memang Stasiun Purwosari lebih dekat dengan Mangkunegaran, sementara Stasiun Jebres lebih dekat dengan Kasunanan.
Dari keempat stasiun tersebut, Stasiun Purwosari adalah stasiun tertua di Kota Solo.  Stasiun yang dibangun sejak tahun 1875 ini, konon pembangunannya di kerjakan oleh  Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM).
Sebagai stasiun tertua, Stasiun Purwosari masih jelas sekali menunjukkan ketuaan usianya. Â Tiang-tiang penyangga atap yang terbuat dari besi kuat sangat menonjol dan berdiri dengan kuat. Atap yang tinggi dan lebar dengan bangunan terbuka kelihatan bangunan model jaman dahulu.
Meskipun sudah mengalami renovasi besar-besaran, tetapi pihak pengelola tidak membongkar model bangunan aslinya.
Ruang tunggu masih dipertahankan dengan model sejak awal berdirinya Stasiun Purwosari. Yaitu dengan model bangunan terbuka, hanya ada tiang tinggi dengan plafon yang tinggi menjulang dan diatapi sejenis seng tebal. Â Bangunan tanpa dinding ini membuat udara segar karena angina bisa berhembus dari segala penjuru dengan leluasa
Sepanjang rel KA yang memanjang  dari barat ke timur diatapi dengan atap dari sejenis seng dengan tiang tinggi dari besi. Sejak saya kecil, sampai sekarang tidak ada perubahan sama sekali hanya semakin  dijaga kebersihan dan di tinggikan plesteran semen sepanjang sisi rel KA.
Letak Stasiun Purwosari juga sangat terjangkau dan mudah di akses.  Stasiun ini persis di sebrang Hotel Swiss Bellin Hotel dan Robinson  juga di sebrang pasar buah Purwosari.
Bus umum (BST) melintas setiap beberapa menit sekali. Kemudian ojeg, becak juga tersedia. Jika kedatanagan  dari  Kabupaten Wonogiri , Sukoharjo menuju kota Solo, tinggal turun  di jalan sebrang  stasiun Purwasari. Tinggal menyeberang.
Di sekitar stasiun juga terdapat warung makan dan pertokoan juga tidak jauh terdapar pasar tradisional. Beberapa hotel juga ada tak jauh dari stasiun Purwosari.  Hotel  Swiss Bellin, Aston, View Hotel, Arini, HAP, Wiryo Martono, dll.  Tinggal pilih hotel bintang satu sampai bintang 4 tersedia lengkap. Sejumlah hotel tersebut bisa dijangkau dengan berjalan kaki tidak lebih  dari limabelas menit.
_Solo, 31 Agustus 2016_
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H