Karena kurang dikelola dengan maximal, tahun 2015 semua peralatan pabrik dijual kepada pengusaha dari Madura. Peralatan pabrik dijual kiloan.  Pada akhirnya pabrik berpindah tangan untuk kesekiankalinya  (tahun 2015) sampai di tangan pemilik yang  sekarang yaitu PT Atsiri Indonesia.
Mengali Sejarah dari Saksi Hidup
Meskipun masih dalam tahap renovasi, tetapi nyatanya bekas pabrik minyak atsiri tersebut kelihatan bersih, dan jauh dari kesan suram.  Bangunan pabrik masih tampak kokoh, menjulang tinggi, kuat dan artistik. Meskipun di bangun tahun 1963, tetapi  tampak jelas bangunan dipersiapkan untuk jangka puluhan bahkan ratusan tahun.Â
Kontruksi sangat kuat dengan pilar-pilar beton yang kuat dan dipastikandengan struktur bangunan tahan gempa. Bangunan model sosro bau dengan tiang penyangga besar  mendominasi, mencerminkan rancangan dari arsitek luar negeri. Hal itu diamini oleh pegawai lama yang sudah lebih dari dari 25 tahun bekerja di pabrik minyak atsiri tersebut.  Pak Markhaban (51 tahun) tercatat sejak tahun 1985 telah menjadi pegawai pabrik.
Siang itu tampak beberapa pekerja  bangunan sibuk memperbaiki beberapa bagian bangunan. Kedatangan kami nyatanya tidak kelihatan menganggu kesibukan mereka, terbukti mereka tidak berhenti  bekerja.
Dengan dipandu  Pak Markhaban , kami diajak berkeliling dan dijelaskan kondisi pabrik saat itu. Beruntung, terik matahari tidak terlihat, hanya keteduhan dan udara sejuk yang senantiasa menemani kami menjelajah bagian-bagian dari bekas pabrik minyak Atsiri.
Menurut  Pak Markhaban yang masuk menjadi pegawai pabrik tahun 1985, menuturkan bahwa pengelola pabrik minyak  Atsiri  ada 3 perusahaan. Yang pertamakali dipegang oleh  PT  Atsiri Citronela, kemudian  PT Kresna dan yang terakhir  PT Intan. Saat dikelola PT Intan, pabrik berproduksi sampai tahun 2011.
Merunut penjelasan dari  minyakatsiriindonesia.wordpress.com,  minyak atsiri  dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang merupakan bahan yang bersifat mudah menguap (volatile), mempunyai rasa getir, dan bau mirip tanaman asalnya yang diambil dari bagian-bagian tanaman seperti daun, buah, biji, bunga, akar, rimpang, kulit kayu, bahkan seluruh bagian tanaman.
Terdapat sumber-sumber minyak atsiri. Setidaknya dari  bahan tanaman semua bagian tanaman bisa bermanfaat yaitu dari akar, batang, kulit , ranting, daunnya.  Di Indonesia yang banyak terdapat hutan dengan ratusan jenis tanaman bisa digunakan sebagai bahan baku minyak atsiri yaitu Akar wangi, Kemuning. Bahan Daun yang bisa digunakan yaitu  Nilam, Cengkeh, Sereh lemon, Sereh Wangi, Sirih, Mentha, Kayu Putih, Gandapura, Jeruk Purut, Karmiem,  Krangean, Kemuning, Kenikir, Kunyit, Kunci, Selasih, Kemangi. Untuk tanaman yang memanfaatkan biji adalah  Pala, Lada, Seledri, Alpukat, Kapulaga,  Klausena, Kasturi, Kosambi. Sementara yang memanfaatkan buah adalah  Adas, Jeruk, Jintan, Kemukus, Anis, Ketumbar. Untuk bahan minyak atsiri dari bunga adalah cengkeh, Kenanga, Ylang-ylang, Melati, Sedap malam, Cemopaka kuning, Daun seribu, Gandasuli kuning, Srikanta, Angsana, Srigading.
Kulit kayu juga bisa digunakan yaitu kulit kayu manis, Akasia, Lawang, Cendana, Masoi, Selasihan, Sintok. Untuk  bagian ranting bisa mengunakan ranting pohon cemara gimbul dan cemara kipas. Tanaman berimpang juga bisa digunakan sebagai penghasil minyak atsiri yaitu rimpang jahe, Kunyit, Bangel, Baboan, Jeringau, Kencur, Lengkuas, Lempuyang sari,Temu hitam, Temulawak, Temu putri.