Mohon tunggu...
Suci Handayani Harjono
Suci Handayani Harjono Mohon Tunggu... penulis dan peneliti -

Ibu dengan 3 anak, suka menulis, sesekali meneliti dan fasilitasi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prediksi Jokowi 2 Periode, Pasca Setnov Terpilih Ketum Golkar

18 Mei 2016   14:09 Diperbarui: 18 Mei 2016   14:20 2577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pasca terpilihnya Setya Novanto(Setnov) sebagai ketua umum Partai Golongan Karya (Golkar), peta politik mulai terlihat jelas  berubah arah. Arah peta politik  hampir dipastikan absolut mendukung kearah Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Meskipun masih dibilang terlalu terburu-buru menilai, tetapi menurut saya angin dipastikan  mulai berembus  menuju Jokowi.

Mengapa?

Setelah Setya Novanto terpilih  menjadi Golkar 1, dan Golkar jelas-jelas menyatakan secara resmi keluar dari Koalisi Merah Putih (KMP), dan menyatakan mendukung pemerintah, kekuatan Jokowi bertambah kuat.

Politik akomodasi ala Jokowi telah  berhasil mengikis kekuatan parpol oposisi yang bergandengan  tangan menyatu dalam KMP.  Satu persatu, setelah PPP, PAN, PKS yang telah semakin dekat dengan Jokowi, kini Golkar telah sah mendukung pemerintah.

KMP selama ini besar karena dukungan dari  partai besar dan gemuk yaitu Golkar  dan Gerindra, didukung partai menengah yaitu PAN, PPP dan PKS.  Golkar  sebagai partai yang berpengalaman memberikan kontribusi besar untuk kejayaan KMP . Tetapi saat satu persatu parpol tersebut rontok dan mundur teratur dari KMP, kekuatan KMP nyaris habis dan mulai goyah.

Saat ini nyaris hanya Gerindra yang masih bertahan di KMP , entah karena terlanjur malu, jaim  atau terus bertahan karena berharap KMP akan menyokong suara bagi Prabawo saat Pilpres 2019 nanti. PKS sendiri semakin mesra dengan pemerintah Jokowi dan hampir bisa dipastikan akan menyusul menyatakan secara resmi mendukung pemerintah .  PKS di tangan Presiden PKS yg baru, Muhammad Sohibul Iman terus melakukan konsolidasi internal untuk merapatkan barisan yang arahnya terlihat   guna mendukung pemerintah.

Dengan kondisi seperti itu, menurut saya, tinggal Gerindra saja yang akan memposisikan diri sebagai oposisi.  Saat Gerindra sendirian atau memilih jalan sendirian dalam beroposisi, kekuatan suara Gerindra tidaklah terlalu kuat. Dengan mudahnya saat diparlemen, suara Gerindra akan terlibas oleh suara parlemen yang mendukung pemerintah. Paling , jika ada dukungan , hanya dari Partai Demokrat (PD) yang posisinya di wilayah abu-abu, karena selama ini tidak jelas mengambil posisi politik.

Hingga hampir bisa dipastikan kekuatan Jokowi semakin kuat dan besar.

Peluang Jokowi  sebagai Presiden 2 Periode Semakin Besar

Meskipun masih terlau dini, tetapi jika peta politik tidak berubah, kemungkinan besar kans Jokowi menuju 2 periode semakin besar.

Jokowi akan didukung dari partai pengusungnya PDIP, PKB, Hanura, Nasdem, juga dari parpol mantan parpol oposisi yaitu PPP, PAN, Golkar, PKS. Prediksi saya, semua parpol tersebut akan  mendukung penuh Jokowi, tidak mengusung capres sendiri. Apalagi Golkar dengan ketum-nya Setnov yang pernah terlibat sejumlah kasus (seperti papa minta saham) rasanya sulit untuk maju sebagai capres. Barter yang mungkin terjadi adalah menyodorkan salah satu petinggi partai untuk menjadi wapresnya Jokowi dan meminta kadernya menduduki jabatan menteri.

Lawan Jokowi kemungkinan dari Gerindra dengan tetap mengusung Prabowo. Tetapi kans Prabowo lebih kecil jika  dibandingkan dengan  Pilpres  periode lalu. Suara Gerindra tidak akan mungkin bisa menghantarkan Prabowo menuju RI-1 tanpa didukung oleh parpol lainnya. Sehingga  peluang Prabowo untuk maju menjadi Capres 2019  sebenarya nyaris tidak ada.

Penantang lainnya bisa jadi datang dari PD yang akan mengusung jagoannya, bisa Bu Ani Yudhoyono yang mulai digadang-gadang dan di populerkan oleh pak SBY sejak awal tahun ini. Tetapi menurut saya, peluang PD juga tidak terlalu besar manakal ia berjalan sendiri. Suara PD yang pada Pileg lalu turun cukup besar akan sulit untuk meraup suara yang cukup mengantarkan jagoannya ke RI-1

Peluang akan cukup besar jika Gerindra mau berkoalisi dengan PD. Tetapi itupun rasanya sulit melihat hubungan SBY-Prabowo yang selama ini tidak cukup harmonis.

Maka , tidak berlebihan jika dikatakan  peluang Jokowi untuk Pilpres 2019 cukup besar dan kemungkinan Jokowi untuk menjadi presiden RI dua periode tidak mustahil bisa terwujud.

_Solo, 18 Mei 2016_

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun