Mohon tunggu...
Suci Handayani Harjono
Suci Handayani Harjono Mohon Tunggu... penulis dan peneliti -

Ibu dengan 3 anak, suka menulis, sesekali meneliti dan fasilitasi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

HMI vs KPK? Saut Situmorang Tidak Salah

9 Mei 2016   21:53 Diperbarui: 10 Mei 2016   17:42 3484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto : beritacenter.com

Ucapan  Wakil Ketua KPK Saut Situmorang (SS) tentang alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) berbuntut panjang. Saut,  saat siaran langsung pada sebuah program talkshow di stasiun televisi swasta, mengatakan kalau banyak orang-orang cerdas di HMI ketika menjadi pejabat menjadi korup dan jahat.

Ucapan SS  tersebut membuat HMI terhenyak, tersinggung dan marah besar.  Tak menunggu lama, reaksi massa HMI di lampiaskan dalam aksi yang dilakukan hari ini, Senin (9/5/2016)di depan gedung KPK.  Mereka memaksa masuk untuk bertemu dengan  SS.

Bahkan  PB HMI dan Majelis Nasional KAHMI juga sudah melaporkan Saut ke Markas Besar Kepolisian RI terakit dengan  menurut mereka  fitnah yang dilancarkan SS tersebut.

Kenapa reaksioner?

Kemarahan massa yang tersulut ucapan SS bisa dipahami karena merasa ada fitnahan yang di lontarkan kepada HMI. Sebagai lembaga besar  yang juga melahirkan  orang-orang besar  yang menjabat orang penting di republik ini, HMI merasa dicemarkan namanya.

Barangkali, HMI merasa yang telah berbuat ‘khilaf’ dan menciderai komitmen HMI kan hanya beberapa gelintir orang saja, misalnya Anas Urbaningrum,  Waode, Andi Mallarageng, kenapa korp HMI di seret juga? Bukankah ini, ibarat nila setitik rusak susu sebelangga?

Saya bisa memahami kegundahan dan kegusaran massa tersebut. Tetapi apakah harus dengan  bereaksi anarkis dengan  melempar gedung KPK dan  aksi  mencorat-coret gedung, terutama di bagian logo KPK, menggunakan cat semprot warna oranye?

Massa HMI yang notabene para mahasiswa, agen perubahan, anak-anak muda harapan bangsa ini yang mempunyai tanggungjawab besar dipundaknya untuk menjadi generasi penerus bangsa yang membanggakan, mestinya tidak mudah terprovokasi.

Masih ada cara-cara santun, beradab dan mengundang simpati yang bisa dilakukan misalnya dengan aksi damai  dan mengajak dialog SS dengan cara baik-baik untuk menjernihkan duduk persoalan yang terlanjur di buat keruh tersebut.

Toh, kalau disimak SS juga tidak ngacau sekali atau  asal bicara. Bukankah memang ada alumni HMI yang saat menjadi pejabat merusak susu sebelangga HMI tersebut? Jadi apanya yang salah? 

Alangkah lebih elok jika apa yang disampaikan SS menjadi bahan evaluasi dan oto kritik bagi korp HMI  sehingga ke depan lebih berhati-hati.  Ya, anggap sebagai sentilan sayang seorang yang perhatian terhadap HMI.  Sehingga, sekali lagi untuk berhati-hati melangkah dan mengambil sikap. Terutama bagi anggota HMI yang dipercaya mengemban amanah menduduki  jabatan tertentu di negri ini.

Karena  sesungguhnya menjadi orang besar memang di tuntut tanggungjawab yang besar pula. Jadi, wajar saja jika HMI yang besar tersebut juga mempunyai tanggung jawab besar .

Yuk, salaman. Toh, SS juga sudah minta maaf dan bilang," Saya ucapkan itu di luar alam sadar saya. Jadi, saya harapkan hal itu tidak ditindaklanjuti lebih lanjut. Saya hanya bisa menyimpulkan seperti itu." (kompas.com). Jadi ucapan SS tidak salah, karena diucapkan di luar alam sadarnya. Jangan ada HMI vs KPK-lah.

Begitu sih menurut saya.

_Solo, 9 Mei 2016_

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun