[caption caption="YPAC Solo. foto : dok pribadi"][/caption]Seorang anak dalam gendongan ibunya tiba-tiba gelisah. Ia memegang kencang tangan ibunya. Mula-mula merengek, merajuk. Bujukan kata-kata manis ibunya tidak membuatnya berhenti merengek, bahkan ia mulai menggeliat berusaha untuk meronta. Karena tidak mempunyai tenaga kuat, ia hanya bisa meronta kecil. Tak lama kemudian tangisnya pun mengantikan. Ia bersikeras tidak mau diajak masuk ke ruang fisioterapi.
Ibunya tetap menggendong, sembari jalan sambil membujuk dengan kata-kata manis. Kesabaran tidak nampak hilang dari wajahnya yang letih. Sebut saja ibu Dewi (30 tahun), anaknya Dea (6 th) tidak lahir dalam kesempurnaan fisik. Kaki dan tangan anaknya kecil dan sampai sekarang usianya sudah 6 tahun belum mampu berdiri apalagi jalan.
Ibu Dewi terhitung baru 6 bulan mengajak anaknya terapi di YPAC. Meskipun baru dilakukan sekarang, tetapi ia tidak menyesal dan optimis anaknya bisa lebih mandiri secara fisik. Awalnya, ia tidak mudah menerima keadaan anaknya, tetapi waktu yang akhirnya bisa menyadarkannya.
Ia tahu, mempunyai keturunan yang berkemampuan kurang sempurna selayaknya keturunan yang diidamkan, bukan hal yang memalukan. Bukan sesuatu yang patut disesali. Karena kalaupun disuruh memilih dan meminta, pastilah setiap orang menginginkan keturunan dan anggota keluarga yang sempurna. Tetapi manakala Yang Kuasa memberikan anugerah yang tidak seperti diinginkan, lebih baik tetap disyukuri dan mencoba ikhlas untuk menerimanya.
Kesadaran itulah yang mendorongnya untuk membuat mandiri dan tidak tergantung sepenuhnya kepada pihak lain tentunya harus diupayakan.
[caption caption="seorang pasien anak sedang dilatih berdiri, foto : dok pribadi"]
YPAC Solo inilah tempat alternatif yang bisa menjadi rujukan untuk keluarga yang menginginkan anak dengan kemampuan terbatas lebih mandiri. Di tempat inilah, akan banyak anak-anak (lebih didominasi pasien anak) dengan kemampuan terbatas, misalnya anak yang lahir folio, lumpuh, dll.
Sangat mudah mencari alamat Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC). Terletak di tengah kota Solo, tepatnya di jalan Slamet Riyadi 364, jalan utama kota Solo. Bangunan YPAC terletak di Gendengan, sebelah timur gereja gendengan atau seberang Solo Grand Mall (SGM).
[caption caption="YPAC tampak dari depan, foto : dok pribadi"]
Sejarah Berdirinya YPAC Solo
Mengutip dari website resmi YPAC Solo, Yayasan Pembinaan Anak Cacat ( YPAC ) didirikan oleh almarhum Prof. Dr. Soeharso, seorang ahli bedah tulang yang pertama kali merintis upaya rehabilitasi bagi penyandang cacat di Indonesia. Beliau mendirikan pusat rehabilitasi = Rehabilitasi Centrum, yang disingkat dengan R.C. bagi korban revolusi Kemerdekaan Republik Indonesia di Solo pada tahun 1952.
Pada saat itu beberapa daerah terserang wabah poliomyelitis, maka anak – anak dengan gejala post polio dibawa ke Pusat Rehabilitasi ini. Mula – mula anak – anak tersebut tidak mendapat perhatian karena memang fasilitas tidak ada. Namun hal ini tidak dapat dibiarkan.
Setelah alm. Prof. Dr. Soeharso dalam tahun 1952 menghadiri “International Study a Conference of Child Welfare” di Bombay dan “The Sixty Intenational Conference on Social Work” di Madras, maka atas prakasa beliau pada tanggal 5 Pebruari 1953 didirikan Yayasan Penderita Anak Tjatjat (Y.P.A.T) di Solo dengan Akte Notaris No. 18 tanggal 17 Pebruari 1953.
Rehabilitasi Centrum ( R.C. ) sangat besar bantuannya dengan memberikan ruangan khusus untuk merintis pelayanan kepada anak – anak dibawa ke Yayasan Penderita Anak Tjatjat ( Y.P.A.T.).
Alm. Prof.Dr. Soeharso meletakkan prinsip – prinsip pekerjaan Yayasan yang dalam garis besarnya sama dengan apa yang dikerjakan di R.C.
Dalam jangka waktu 1 ( satu ) tahun Pengurus Y.P.A.T berhasil mendapatkan bantuan sebuah gedung dari Yayasan Dana Bantuan Departemen Sosial. Tepat pada tanggal 5 Pebruari 1954 dilaksanakan peletakan batu pertama. Enam bulan kemudian pada tanggal 8 Agustus 1954 Gedung Y.P.A.T. yang terletak di Jln. Slamet Riyadi 364 Surakarta dibuka.
Visi yang diusung YPAC Solo adalah mencegah secara dini kecacatan dan membina anak cacat agar menjadi generasi penerus yang berkualitas. Sementara misinya YPAC adalah Melalui pelayanan habilitas dan atau rehabilitas yang terpadu, mengembangkan potensi anak cacat menuju kemandirian, Memperjuangkan kesamaan hak-hak cacat agar mencapai kesejahteraan yang sempurna.
Sampai saat ini YPAC menjadi rujukan bagi anak-anak yang mempunyai keterbatasan, tidak hanya sekitar solo tetap juga banyak anak dari luar pulau Jawa yang sekolah di YPAC sekaligus melakukan terapi.
Pelayanan Berbagai Rehabilitasi
Pelayanan rehabilitasi di YPAC Solo ada tiga hal yaitu Pertama, Pelayanan Rehabilitasi Medik yang meliputi : Fisioterapi, Terapi Okupasi, Terapi Wicara, Hidro terapi, Pelayanan pemeriksaan dan konsultasi psikologi, Pembuatan alat bantu, Operasi bila diperlukan (dirujuk ke RSOS Prof.DR. Soeharso Surakarta), Prana Healing.
[caption caption="latihan berdiri dalam sebuah alat bantu berdiri, foto : dok pribadi"]
Ketiga, pelayanan rehabilitasi pendidikan, terbagi menjadi SLB-D ( Bagi penyandang cacat tubuh) yang terdiri dari TK, SD, SMP dan SMA. Sementara SDB-D1 (Bagi penyandang cacat tubuh disertai cacat mental ) terdiri dari Kelas Persiapan / Observasi ( P ), Tingkat Dasar D1 – D8, SMPLB dan SMA.
[caption caption="setiap Minggu, anak-anak biasa menunjukkan kebolehan bermusik di car free day, foto : surakarta.go.id"]
Biasanya setiap hari minggu, sejumlah anak-anak dari YPAC mengelar pertunjukan music di Car Free Day, tepatnya di depan YPAC sendiri. Mereka ternyata mempunyai kemampaun tidak kalah dengan anak-anak pada umumnya.
Butuh Kesabaran, Ketelatenan
Pada pelayanan rehabilitasi medik ini hampir semuanya pasien anak-anak berbagai usia. Tetapi ada juga pasien remaja yang sebagian sekolah di YPAC .
Tetapi kebanyakan anak-anak yang masih meneruskan terapi, karena pasien remaja biasanya mulai tidak telatan dan sulit untuk diajak terapi lagi.
Ruangan yang tersedia untuk pelayanan rehabilitasi medik cukup luas dan bersih. Masing-masing ruangan dilengkapi dengan alat bantu yang cukup lengkap dan memudahkan untuk anak-anak. Para terapisnya juga cukup banyak dengan dibantu oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi (PT) baik dari Solo dan sekitarnya maupun luar jawa.
Pasien anak-anak dengan berbagai keluhan seperti terlambat jalan, mengalami kelemahan otot, polio banyak dijumpai di ruang fisioterapi.
Butuh ketelatenan dan kesabaran dari para terapis karena anak dengan kemampuan terbatas tidak bisa serta merta didorong dan dibantu sehingga mengalami kemajuan.
Soal berapa lama pasien berhenti karena telah berhasil atau lulus dari fisioterapi, itu tidak bisa di pastikan karena tergantung dari berat ringannya permasalahan yang dihadapi.
Yang jelas dibutuhkan kerjasama dari orangtua agar selalu sabar dan terus mendorong anaknya agar tidak bosan, sabar dan terus melakukan terapi.
Bu Sarmini, salah satu terapis mengatakan, dalam menangani pasien ada 3 hal yang harus di pegang oleh para terapis yaitu sabar, telaten dan panjang. Artinya harus ada kesabaran dan ketelatenan dalam melakukan terapi karena biasanya butuh waktu yang panjang agar anak benar-benar mengalami kemajuan dan tidak lagi tergantung segala hal kepada orang lain.
Oya, untuk pasien fisioterapi dewasa, ruangan terpisah dari pasien anak-anak. Ada banyak sekali ruang untuk perawatan yang tertata bersih dan rapi. Pasien bisa memiih terapis yang dikehendakinya.
Saya sendiri pernah melakukan terapi ketika saraf punggung terkilir. Sebelum terapi, saya sempat skitar seminggu tidak bisa membungkuk, bahkan untuk sakit saja terasa sakit. Saat diterapi dengan disinari dan dipijat sekali saja, punggung saya sudah biasa kembali.
[caption caption="jadwal pelayanan, senin-sabtu, foto : dok pribadi"]
Pada dasarnya setiap anak adalah anugerah yang terindah dari Yang Maha Kuasa, karenanya apapun bentuk anugerah tersebut sudah sepatutnya kita terima dengan rasa syukur dan besar hati. Jika kebetulan kita mendapatkan keluarga yang membutuhkan kesabaran dalam merawatnya, pasti ada banyak jalan untuk memudahkan. Yang penting tidak malu dan terus berupaya.
_Solo, 7 April 2016_
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H