Pada saat itu beberapa daerah terserang wabah poliomyelitis, maka anak – anak dengan gejala post polio dibawa ke Pusat Rehabilitasi ini. Mula – mula anak – anak tersebut tidak mendapat perhatian karena memang fasilitas tidak ada. Namun hal ini tidak dapat dibiarkan.
Setelah alm. Prof. Dr. Soeharso dalam tahun 1952 menghadiri “International Study a Conference of Child Welfare” di Bombay dan “The Sixty Intenational Conference on Social Work” di Madras, maka atas prakasa beliau pada tanggal 5 Pebruari 1953 didirikan Yayasan Penderita Anak Tjatjat (Y.P.A.T) di Solo dengan Akte Notaris No. 18 tanggal 17 Pebruari 1953.
Rehabilitasi Centrum ( R.C. ) sangat besar bantuannya dengan memberikan ruangan khusus untuk merintis pelayanan kepada anak – anak dibawa ke Yayasan Penderita Anak Tjatjat ( Y.P.A.T.).
Alm. Prof.Dr. Soeharso meletakkan prinsip – prinsip pekerjaan Yayasan yang dalam garis besarnya sama dengan apa yang dikerjakan di R.C.
Dalam jangka waktu 1 ( satu ) tahun Pengurus Y.P.A.T berhasil mendapatkan bantuan sebuah gedung dari Yayasan Dana Bantuan Departemen Sosial. Tepat pada tanggal 5 Pebruari 1954 dilaksanakan peletakan batu pertama. Enam bulan kemudian pada tanggal 8 Agustus 1954 Gedung Y.P.A.T. yang terletak di Jln. Slamet Riyadi 364 Surakarta dibuka.
Visi yang diusung YPAC Solo adalah mencegah secara dini kecacatan dan membina anak cacat agar menjadi generasi penerus yang berkualitas. Sementara misinya YPAC adalah Melalui pelayanan habilitas dan atau rehabilitas yang terpadu, mengembangkan potensi anak cacat menuju kemandirian, Memperjuangkan kesamaan hak-hak cacat agar mencapai kesejahteraan yang sempurna.
Sampai saat ini YPAC menjadi rujukan bagi anak-anak yang mempunyai keterbatasan, tidak hanya sekitar solo tetap juga banyak anak dari luar pulau Jawa yang sekolah di YPAC sekaligus melakukan terapi.
Pelayanan Berbagai Rehabilitasi
Pelayanan rehabilitasi di YPAC Solo ada tiga hal yaitu Pertama, Pelayanan Rehabilitasi Medik yang meliputi : Fisioterapi, Terapi Okupasi, Terapi Wicara, Hidro terapi, Pelayanan pemeriksaan dan konsultasi psikologi, Pembuatan alat bantu, Operasi bila diperlukan (dirujuk ke RSOS Prof.DR. Soeharso Surakarta), Prana Healing.
[caption caption="latihan berdiri dalam sebuah alat bantu berdiri, foto : dok pribadi"]
Ketiga, pelayanan rehabilitasi pendidikan, terbagi menjadi SLB-D ( Bagi penyandang cacat tubuh) yang terdiri dari TK, SD, SMP dan SMA. Sementara SDB-D1 (Bagi penyandang cacat tubuh disertai cacat mental ) terdiri dari Kelas Persiapan / Observasi ( P ), Tingkat Dasar D1 – D8, SMPLB dan SMA.