Mohon tunggu...
Suci Handayani Harjono
Suci Handayani Harjono Mohon Tunggu... penulis dan peneliti -

Ibu dengan 3 anak, suka menulis, sesekali meneliti dan fasilitasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

YPAC Solo, Membina Anak Berkebutuhan Khusus Lebih Mandiri

7 April 2016   21:24 Diperbarui: 8 April 2016   09:35 3291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="YPAC Solo. foto : dok pribadi"][/caption]Seorang  anak dalam gendongan ibunya tiba-tiba gelisah. Ia memegang kencang tangan ibunya. Mula-mula  merengek, merajuk.  Bujukan  kata-kata manis ibunya tidak membuatnya berhenti merengek, bahkan ia mulai menggeliat berusaha untuk meronta. Karena tidak mempunyai tenaga kuat, ia hanya bisa meronta kecil. Tak lama kemudian tangisnya pun mengantikan. Ia bersikeras tidak mau diajak masuk ke ruang fisioterapi.

Ibunya tetap menggendong, sembari jalan sambil membujuk dengan kata-kata manis.  Kesabaran tidak nampak hilang dari wajahnya yang letih. Sebut saja ibu Dewi (30 tahun), anaknya Dea (6 th) tidak lahir dalam kesempurnaan fisik. Kaki dan tangan anaknya kecil dan sampai sekarang usianya sudah 6 tahun  belum mampu  berdiri apalagi jalan.

Ibu Dewi terhitung baru 6 bulan mengajak anaknya terapi di YPAC.  Meskipun baru dilakukan sekarang, tetapi ia tidak menyesal  dan optimis anaknya bisa lebih mandiri secara fisik.  Awalnya, ia tidak mudah menerima keadaan anaknya, tetapi waktu yang akhirnya bisa menyadarkannya.

Ia tahu, mempunyai  keturunan  yang berkemampuan kurang sempurna  selayaknya keturunan yang diidamkan, bukan hal yang memalukan. Bukan sesuatu yang patut disesali. Karena kalaupun disuruh memilih dan meminta, pastilah setiap orang menginginkan keturunan dan anggota keluarga yang sempurna. Tetapi manakala Yang Kuasa memberikan anugerah yang tidak seperti diinginkan, lebih baik tetap disyukuri dan mencoba ikhlas untuk menerimanya.

Kesadaran itulah yang  mendorongnya untuk membuat mandiri dan tidak tergantung sepenuhnya kepada pihak lain tentunya harus diupayakan.

[caption caption="seorang pasien anak sedang dilatih berdiri, foto : dok pribadi"]

[/caption]Anak-anak berbagai usia dengan kemampuan terbatas menjadi pemandangan sehari-hari di  Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Solo, tempat rehabilitasi berbagai kekurangan yang ada pada anak maupun remaja. Bermacam anak dengan keterbatasan biasa melakukan terapi di sini. Anak polio, lumpuh, terlambat jalan, mempunyai kelemahan otot, terlambat bicara, hiperaktif, kurang konsentrasi, dll..

YPAC Solo inilah tempat  alternatif yang bisa menjadi rujukan untuk keluarga yang menginginkan anak dengan kemampuan terbatas lebih mandiri.  Di tempat inilah, akan banyak anak-anak (lebih didominasi pasien anak) dengan kemampuan terbatas, misalnya anak yang lahir folio, lumpuh, dll.

Sangat mudah mencari alamat Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC). Terletak di tengah kota Solo, tepatnya di jalan  Slamet Riyadi 364, jalan utama kota Solo.  Bangunan YPAC terletak di  Gendengan, sebelah timur gereja gendengan atau seberang Solo Grand Mall (SGM).

[caption caption="YPAC tampak dari depan, foto : dok pribadi"]

[/caption]Selasa(5/4/2016) siang, saya mengantar ibu untuk menjalani fisioterapi karena pinggangnya bermasalah. Saya menunggu antrian sekalian melihat-lihat suasana YPAC. Saya laksana bernostalgia, karena tahun 2011 lalu, selama sekitar setahun, seminggu dua kali saya mengantar anak bungsu saya menjalani terapi karena terlambat jalan.  Kebetulan saat itu, usia anak saya 1,5 tahun bisa berjalan. Alhamdulillah setelah terapi selama setahun, anak saya sudah seperti anak-anak lainnya meskipun belum selincah anak seusianya.

Sejarah Berdirinya YPAC Solo

Mengutip dari website resmi YPAC Solo, Yayasan Pembinaan Anak Cacat ( YPAC ) didirikan oleh almarhum Prof. Dr. Soeharso, seorang ahli bedah tulang yang pertama kali merintis upaya rehabilitasi bagi penyandang cacat di Indonesia. Beliau mendirikan pusat rehabilitasi = Rehabilitasi Centrum, yang disingkat dengan R.C. bagi korban revolusi Kemerdekaan Republik Indonesia di Solo pada tahun 1952.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun