Meskipun belum puas melihat-lihat dan menemani anak sulung saya yang sibuk memotret setiap bagian yang ada di ruang pamer, tetapi kami toh harus keluar untuk memberikan kesempatan pengunjung lain yang menikmati museum. Hari Minggu (25/10/2015) kemarin pengunjung memang banyak sekali, terutama rombongan dari berbagai sekolah di Sragen dan sekitarnya. Akhirnya kami melepas lelah dengan duduk-duduk di depan museum yang pemandangannya asri. Meskipun hari teramat panas, tetapi mata terasa sejuk dengan melihat pohon-pohon dan bunga yang tertata apik di taman di depan museum.
Oya, bagi yang berminat membeli olah-oleh, di sekitar tempat parker ada kios-kios pedangan yang menjajakan beragam oleh-oleh seperti kaos dan souvenir lainnya.
Luar biasa, meskipun ini bukan yang pertama kali saya berkunjung ke Museum Sangiran, tetapi tetap saja rasa kagum tak bisa saya hilangkan. Meskipun masih diliputi tanya yang besar tentang apa yang sudah dilihat, tetapi rasanya cukup mengerti tentang asal usul nenek moyang kita.
Benar seperti kata Gubenrnur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yang tertulis di papan tulis di ruang pamer 3, “Di tempat ini ada banyak misteri kehidupan. Semua orang bisa berlomba-lomba menguji rahasia Tuhan. Adalah yang mampu membuka tabir itu? Adakah kakek nenekku di sini?”
Ya,rasanya moyang kita ada di Museum Sangiran.
_Solo, 26 Oktober 2015_
Foto. dok. Pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!