Mohon tunggu...
Suci Fitrah Syari
Suci Fitrah Syari Mohon Tunggu... Penulis - Bermanfaat Bersama

"Jika engkau bukan anak Raja, bukan pula anak Ulama Besar, maka jadilah seorang Penulis." ~ Imam Al-Ghazali

Selanjutnya

Tutup

Politik

Teruntuk Kampret dan Cebong

19 April 2019   20:17 Diperbarui: 19 April 2019   21:01 2911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalian sama-sama lahir di bumi Indonesia. Makan dan minum di tanah yang sama. Membentuk keluarga, anak, cucu dan cicit di ibu pertiwi. Apakah hal itu tidak cukup membuktikan kalian se-bangsa, se-darah, dan bersaudara? Artinya, saudara tidak akan pernah memakan daging saudaranya sediri dengan mengumbar aib, fitnah dan menyakiti hati saudaranya sendiri bukan?!

Ayo move on pret...bong...

Perjuangan kita ke depan adalah berjuang bersama merealisasikan tujuan bagsa ini dan menjadi alarm bagi para wakil rakyat tuk menjalankan amanahnya serta menuntaskan janjinya.

Saya paham dengan berbagai ketakutan yang beredar saat kampanye yang mungkin masih membekas di nurani kita. LGBT akan di legalkan, pendidikan agama islam di hapuskan, komunis akan berkuasa, Pancasila akan di ganti, masa orde lama yang otoriter akan kembali dan berbagai isu yang  bisa membuat kita ketar-ketir saat mendengarnya. Tapi kita tidak akan takut. Karena ada cebong, kampret, dan kita yang saling berangkulan atas nama rakyat Indonesia akan terus berjuang agar anak cucu kita lahir dan dewasa di bumi pertiwi yang kaya, aman, damai dan sentosa. Itulah tugas kita sesungguhnya.

Hai pret..bong..

Tulisan ini adalah secercah keresahan dan kepiluan ku juga segelintir orang yang merasa sedih melihat situasi bangsa ini yang terus memanas dengan lisan yang makin tajam ter-asa. Bangsa ini dikenal dengan keramahan dan kebaikan hati rakyatnya. Tolong jangan warisi anak cucu kita dengan lingkungan kebencian dan sikap temperamen karena rasa ego. Bagaimana pun generasi saat ini adalah cermin generasi mendatang. Mari berikan teladan yang baik. Ayo salaman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun