Mohon tunggu...
Suci Ayu
Suci Ayu Mohon Tunggu... -

Berkaryalah selagi mampu, karena karyalah yang akan dikenang dunia dibanding jabatanmu!

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Generasi Muslim Melek Aksara

12 November 2016   07:09 Diperbarui: 12 November 2016   08:30 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Surabaya_“Kalau engkau bukan anak raja dan bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis. Ibarat satu peluru bisa menembus satu kepala, satu tulisan bisa menembus ribuan media,” ujar Sahrir, Departemen Humas Badan Kerohanian Islam(BKI), Surabaya sepadan kutipan Imam Ghozali mengenai pentingnya menjadi penulis.

“Benar, sebuah tulisan tidak terikat oleh ruang dan waktu. Selama tulisan masih ada, selama itu pula kebenaran akan tetap ada,” sanggah salah satu mahasiswa Fakultas kedokteran hewan.

“Mari belajar menulis tentang dirimu, agamamu, lingkunganmu, dan hidupmu,” terangnya dalam pers release yang akan mengelar Moslem Jurnalism Class, Jum'at, (18/11).

Moslem Jurnalism Class yang akan digelar di Ruang Candika Bangsal Pancasila,Universitas Wijaya Kusuma Surabaya merupakan salah satu rangkaian program kerja Departemen Humas dalam bidang Jurnalistik dengan menghadirkan  pembicara Andre Rahmatullah, Anggota Penulis Muda Nusantara (PENA) Jawa Timur,  sekaligus Alumni Pondok Pesantren Gunung Tembak Hidayatullah Balikpapan, Kalimantan Timur.

Helatan yang diadakan merupakan wadah bagi para muslim untuk bisa menulis dari  berbagai ragam model tulisan guna menginspirasi orang lain. Pasalnya, berdakwah tidak hanya melalui keterampilan berbicara saja. Para muslim bisa berdakwah melalui keterampilan menulis untuk semua umat islam.

Mahasiswa asal Kendari, Sulawesi Tenggara memaparkan tujuan kegiatan, yakni sebagai ajang  menumbuhkan bakat dan minat mahasiswa muslim dalam menulis. Selain itu, untuk melatih kreativitas diri, juga menumbuhkan rasa cinta menulis sebagai budaya intelektual muslim.

“Semoga rekan-rekan yang belum bisa mengekspresikan idenya dalam bentuk tulisan. Harapan besar usai mengikuti Jurnalism Class ini mampu menuangkanidenya secara tertulis,” harap lelaki kelahiran Pasampang, 04 Juli 1994.

Teruntuk UWKS, sapaan kampus yang pernah menyabet Juara 3 futsal Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) Cup 2011, Andre Rahmatullah, selaku pemandu  mengungkapkan kebathilan background media massa saat ini.

“Memberitakan sebuah fitnah, memutar balikkan fakta, memanipulasi data,memperbesar kebathilan, dan meredupkan kebaikan. Itulah kejahatan media massa sekarang,” ucap pria kelahiran Mojokerto, Jawa Timur ini.

Tidak banyak jurnalis muslim yang memiliki kesadaran akan hal itu. Mereka lebih nyaman dengan dunia maya. Padahal kita tahu, masa depan Negara berada dikepemimpinan generasi muda. Generasi yang cerdas adalah generasi yang berpikir maju, generasi yang sadar, tentang dirinya, lingkungannya, dan negaranya.

Tidak salah, program Moslem Jurnalism Class akan membuka mata hati, juga mata kata generasi muslim khususnya. Oleh karenanya, Panitia Moslem Jurnalism Class menginformasikan bagi generasi muslim untuk bergabung dan turut turun tangan memajukan Negara, karena dalam acara itu peserta akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat, stiker, sertifikat, juga snack dari panitia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun