Mohon tunggu...
suci aulia rahma
suci aulia rahma Mohon Tunggu... Lainnya - Gallery of my articles

Hello, i'm a Journalism student at Padjadjaran University:)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Sex Education, Dianggap Tabu tapi Darurat

10 Oktober 2020   20:37 Diperbarui: 11 Oktober 2020   11:15 1756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penting untuk memberikan pengetahuan mengapa tidak boleh melakukan seks bebas atau seks sebelum menikah harus diajarkan kepada anak, disamping penjelasan secara agama.

Saya menganggap pendidikan seks harus diterapkan di sekolah-sekolah mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas. Di Indonesia, orang dewasa saja masih banyak yang mengalami kekerasan seksual. Apalagi anak-anak dan remaja, mereka sangat rentan menjadi korban kekerasan seksual.

Untuk mengurangi dan menekan angka kekerasan seksual pada anak dan remaja, perlu diberikan pendidikan seks sesuai umur dan tingkatan kelasnya. Misalnya, untuk anak di tingkat SD mulai diperkenalkan dengan anggota tubuhnya, seperti vagina dan penis.

Saat memperkenalkan anggota tubuh, lebih baik menggunakan istilah yang sebenarnya daripada menggunakan sebutan sendiri seperti "burung", walaupun sudah menjadi sebutan umum lain untuk penis. Hal ini dilakukan agar anak lebih mengenal anggota tubuhnya sendiri.

Menggunakan istilah anggota tubuh dengan sebutan yang sebenarnya tidak masalah, tapi jika Anda tidak mau menggunakan istilah tersebut, Anda bisa menggunakan istilah "kemaluan" yang lebih umum.

Semakin tinggi tingkatannya, mulailah memperkenalkan anak dengan istilah menstruasi dan mimpi basah, kemudian terus meningkat sesuai tingkatannya.

Di sini, peran orangtua juga penting untuk memberikan pendidikan seks kepada anaknya. Melihat betapa daruratnya pendidikan seks di Indonesia sudah saatnya kita menghilangkan istilah tabu untuk mempelajari atau membahasnya.

Sejak panasnya media sosial beberapa waktu lalu karena adanya aksi tolak Omnibus Law di berbagai daerah di Indonesia, saya jadi memantau Twitter seharian, karena saya tidak ikut turun ke lapangan tempat demonstrasi berlangsung.

Saya mendapati banyak sekali akun-akun yang menyebarkan informasi yang mungkin akan dibutuhkan oleh demonstran. Seperti informasi bantuan hukum tim advokasi demokrasi, hotline anti kekerasan jurnalis, sampai posko aduan kekerasan seksual saat aksi Omnibus Law yang menarik perhatian saya.

Dengan adanya banyak informasi yang mengajak korban kekerasan seksual saat aksi untuk speak up, ini menandakan bahwa sudah banyak masyarakat yang concern dengan permasalahan ini. Hal ini membuat saya senang.

Semoga kelak Indonesia memiliki pendidikan seks dengan kualitas yang baik. Ayo ajarkan kepada anak-anak pendidikan seks sedari dini! Sex Education bukanlah hal yang tabu untuk dibahas, jadi jangan malu untuk membahasnya dengan anak atau teman anda!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun