Mohon tunggu...
suci aulia rahma
suci aulia rahma Mohon Tunggu... Lainnya - Gallery of my articles

Hello, i'm a Journalism student at Padjadjaran University:)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Sex Education, Dianggap Tabu tapi Darurat

10 Oktober 2020   20:37 Diperbarui: 11 Oktober 2020   11:15 1756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Umumnya, jika ada kasus pemerkosaan anak di Indonesia, jalan keluar yang diambil adalah menikahkan si pemerkosa dengan korban. Sangat jarang kasus tersebut ditempuh secara hukum.

Bayangkan korban yang mengalami trauma akibat diperkosa, kemudian ia dipaksa untuk menikah dengan pelaku. Kebanyakan korban akan mengalami traumanya berulang kali dengan mengingat kejadiannya jika melihat wajah pelaku. Namun korban malah dipaksa untuk menikahi pelaku yang mana akan ia lihat setiap hari nantinya.

Budaya hukum seperti ini harus segera dihilangkan dari Indonesia. Masyarakat Indonesia harus belajar banyak tentang efek kekerasan seksual, dari sini kita dapat melihat penting sekali untuk mengedukasi masyarakat tentang pendidikan seks.

Selain hal di atas, GEM Report juga menemukan bahwa hanya sekira sepertiga dari orang berusia 15-24 tahun memiliki pengetahuan komprehensif tentang pencegahan dan penularan HIV.

Dilansir dari Tagar.id Pada laporan Ditjen P2P, Kemenkes RI, 29 Mei 2020, tentang Perkembangan HIV/AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual (PIMS) Triwulan I Tahun 2020 jumlah kasus HIV secara nasional sebanyak 388.724.

Salah satu penyebab menularnya HIV/AIDS adalah seks dengan pasangan yang berbeda-beda dan tanpa menggunakan alat kontrasepsi seperti kondom.

Di Indonesia, yang memiliki latar belakang beragam budaya dan agama, seks merupakan topik yang panas dan sensitif. Masyarakat Indonesia juga dikenal religius, sehingga seks dianggap hal yang tidak baik dalam agama jika dilakukan secara bebas.

Di Indonesia, kasus hamil di luar nikah tetap banyak terjadi, walaupun seks bebas dianggap hal yang buruk. Namun dalam kasus hamil di luar nikah yang menjadi sorotan adalah perempuannya, karena ia yang mengalami kehamilan.

Ibu saya bilang, "Perempuan jangan mau diajak seks sama sembarang laki-laki. Kalau hamil, kamu ada jejaknya, sedangkan laki-laki tidak memiliki bekas apapun." Hal tersebut membuat banyak yang menganggap remeh perempuan yang hamil di luar nikah.

Dalam kasus seks bebas, pekerja seks komersial (PSK) juga selalu dianggap rendah di mata masyarakat Indonesia.

Saya tidak masalah dengan anggapan bahwa seks bebas itu buruk jika dalam agama seperti itu. Namun yang perlu diketahui di sini adalah, jika ingin menghindari seks bebas, maka harus juga memiliki pengetahuan tentang seks.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun