Self-Love merupakan Kunci Menjaga Diri Tetap Bahagia di Tempat Kerja
Â
   Dalam dunia kerja tak terkecuali dunia pendidikan yang dinamis, seringkali kita dihadapkan pada pemberian tugas tambahan yang tak bisa dihindari. Meski terkadang ingin fokus menjadi guru saja untuk memberikan pelayanan yang optimal tidak bisa terwujud. sebab, kita merupakan bagian dari keluarga besar di tempat kerja. Sebagai bentuk komitmen dan integritas, maka tugas tambahan sebagai bentuk dukungan terhadap visi dan misi sekolah patut dijalankan sepenuh hati.
     Tugas tambahan tidak sekadar wali kelas atau wakil kepala sekolah tapi bisa jadi dalam bentuk tanggung jawab baru, proyek mendesak, pembinaan, atau bahkan permintaan mendadak dari atasan atau dinas. Sebenarnya tugas tambahan menjadi sebuah tantangan dan peluang untuk berkembang sekaligus belajar hal baru.
    Namun, jika kita tak mampu memanajemen dengan apik tentu berdampak pada diri yakni stres, kelelahan, waktu dengan keluarga berkurang, dan bisa menurunkan kualitas hidup. Untuk itu, kita tak ingin ada yang dikorbankan agar kita sehat jasmani dan rohani tidak sekadar mengejar target kerja semata. Jika kita menuruti pekerjaan maka tak akan ada habisnya. Sehingga kesehatan psikis juga diperhatikan dan juga adanya pemerataan kerja bukan itu-itu saja yang terus terlibat.
    Oleh karena itu, untuk menghindari dampak negatif maka kita perlu mencintai diri kita sendiri (self love) guna menjaga kebahagiaan dan keseimbangan dalam menghadapi tuntutan pekerjaan yang membuat beban bertambah. Hal tersebut sangat penting, sebab kita sebagai guru yang dihadapi adalah murid, orang yang mesti dilayani. Bukan kita mengerjakan sebuah administrasi. Sehingga penampilan, penguasaan sosial emosional, pedagogik maupun profesional tetaplah baik agar murid merasakan kehadiran guru di kelas dalam memberikan pelayanan optimal dalam mengajar dan mendidik sepenuh hati.
  Self love merupakan bentuk penghargaan kepada diri kita sendiri dengan menerima segala kekuatan dan keterbatan yang dimiliki. Sehingga kita tidak memaksakan diri tapi bagaimana kita memahami dan menjaga kesejahteraan diri merupakan langkah penting dalam menjalani kehidupan yang penuh makna termasuk kita menikmati pekerjaan kita. Lalu bagaimana cara kita menerapkan self love yakni apabila kekuatan untuk berkata ya pada peluang yang tepat dan tidak pada hal-hal yang memiliki potensi  merugikan keseimbangan hidup. Dalam arti, kita bisa mengatakan tidak apabila banyak hal yang dikorbankan sehingga mengganggu kehidupan pribadi dan yang lainnya.
   Mengapa self love dianggap penting di saat beban tugas tambahan menyapa? Sebagai guru yang minimal mengajar 24 jam setiap minggu merupakan tanggung jawab yang tak bisa dianggap mudah. Menyiapkan pembelajaran bermakna memerlukan waktu, tenaga yang dimiliki guna pembelajaran tersebut menarik. Namun, apabila tugas tambahan tersebut menuntut hasil yang sesuai ekspektasi dan nama baik tentu akan mengganggu kinerja sebagai guru. Guru akan mengajar sesuai kemampuan yang dimiliki sehingga belum memiliki kesempatan untuk mendesain pembelajaran karena telah kelelahan, stres, kurang istirahat, batas waktu pengerjaan, tuntutan untuk selalu tampil maksimal dan lainnya. Hal ini bisa menguras energi fisik dan pikiran. Untuk itu, perlunya kita sebagai guru mencintai diri agar dapat membantu meningkatkan produktivitas, menjaga keseimbangan, dan mencegah burnout.
Dengan memperhatikan kesehatan fisik dan juga mental serta dampak yang ditimbulkan akibat tugas tambahan berlebihan maka ada beberapa cara yang dapat kita praktikan di tempat kerja agar menjaga kesehatan diri yakni
Mengenali batas diri
Pengalaman adalah soko guru berharga. Dari pengalaman dan dampak yang ditimbulkan sudah sepatutnya kita menganalisis kemampuan dan kapasitas diri. Ada rasa bahagia apabila kinerja kita berhasil sesuai ekspektasi tapi tahukah Anda ada sesuatu dampak yang mengiringi apabila kita mengorbankan yang lain. Untuk itu, pahami kapasitas diri agar kita merasa tugas tambahan tidak terlalu membebani, jangan ragu untuk melakukan komunikasi untuk mendiskusikan dengan pimpinan mengenai pembagian yang merata dan realistis agar estapet pengalaman merata tidak tertumpuk pada orang tertentu.
Menetapkan skala prioritas
Setelah kita analisis kapasitas kita untuk menerima beban baru maka kita dapat menganlisis tingkat urgensi dari tugas tersebut. Identifikasi yang kita lakukan  agar pekerjaan yang penting dapat dilaksanakan terlebih dahulu tanpa mengesampingkan yang lain sehingga target terwujud dengan apik.
Memberikan  waktu untuk diri sendiri
    Terkadang jika kita menuruti pekerjaan tak ada habisnya. Selalu ada saja hal baru yang belum kita selesaikan. Belum lagi ada yang baru sebelum yang lama terselesaikan. Hal ini bila tidak disikapi dan dimanajemen secara apik tentu menimbulkan beban baru. Memang semua akan mudah apabila kita sering menerima tantangan tersebut. Tapi terkadang pikirkan apa saja risiko yang ditimbulkan. Jangan sampai kita melakukan refleksi diri atau menerima umpan balik dari orang lain kita termasuk pekerja yang tak memandang waktu dan sibuk penyelesaian sehingga lupa terhadap kesehatan diri dan keluarga.
     Hal tersebut perlu dianalisis dengan memberikan waktu untuk diri sendiri seperti menikmati hal-hal yang kita sukai. Sebab, terkadang membuat kita bahagia tidaklah sulit. Dengan menyenangi apa yang kita sukai sudah membuat bahagia dan tumbuh semangat baru seperti menulis, membaca, menikmati indah senja, atau menonton film yang kita sukai, memasak, dan sebagainya.
Mempraktikkan self Compassion
Kita mengenal diri kita dengan baik. Terkadang ekspektasi yang kita berikan kepada hasil sesuai dengan kerja keras yang diberikan. Tak khayal harapan untuk memperoleh hasil optimal adalah suatu yang diinginkan. Namun, terkadang hal tersebut berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada sungguh di luar dugaan. Dari sini, kita mulai menyalahkan diri sendiri secara berlebihan. Harusnya seperti itu dan bukan seperti ini. Hal tersebut sebaiknya dihindari dan lebih baik kita melakukan refleksi dan evaluasi secara menyeluruh untuk memperoleh pelajaran agar perbaikan pekerjaan berikutnya dapat lebih baik dari sebelumnya.
Melakukan komunikasi kebutuhan dengan atasan
Jika kita merasa tugas tambahan tak mampu kita jalankan. Tak ada salah kita melakukan komunikasi dengan atasan dan menyampaikan segala keluhan. Hal tersebut akan membuat sedikit beban berkurang dengan didelegasikan dengan rekan kerja lain. Apalagi pembagian kinerja sebaiknya merata agar tidak fokus pada beberapa orang. Agar rekan lainnya ikut belajar dan regenerasi atau adaptif terhadap peluang yang ada dan bukan hanya sebagai penonton atau pemberi umpan balik semata.
Jika kita telah menerapkan self love tentu akan berdampak pada kesejahteraan dan kebahagiaan diri. Tak hanya itu ada manfaat yang bisa kita rasakan terhadap pekerjaan yakni kita bisa lebih konsentrasi dan kreatif dalam menyelesaikan tugas, kitab isa membangun hubungan kerja lebih harmonis dengan rekan kerja dan atasan, serta menunjukkan ketahanan dalam menghadapi tantangan.
Itulah pentingnya kita menyediakan waktu untuk diri kita. Pengalaman yang ada kita jadikan suatu pelajaran yang berharga. Di sisi kita berhasil tapi di sisi lain ada harus yang kita korbankan. Untuk itu, perlu keseimbangan kita memilih dan memilah mana yang bisa kita ambil agar tingkat dampak yang ditimbulkan tidaklah besar. Kita bukan seperti robot yang bisa digunakan tanpa batas waktu. Diri kita juga perlu perhatian kita sendiri agar membuka jalan untuk pertumbuhan yang bermakna dalam karier dan hubungan dengan keluarga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H