Biasanya saya gunakan dalam kelas yang kondisi kelas kurang bersahabat. Saat kita marah tak perlu kita luapkan kekesalan pada murid. Tapi bagaimana saya mengemas dalam kata-kata sindiran dengan inotasi tegas dan contoh kontekstualitas.Â
Murid yang sudah terbiasa dengan kita melalui curah pendapat terbuka akan tahu bahwa kita sedang tidak suka sehingga murid lebih responsif terhadap sindiran tersebut yang tanpa menyebutkan nama. Hindari pemilihan kata seolah kita mengintimidasi, tapi menggali mengapa murid berbuat seperti itu? Apakah mereka lelah, jenuh, ada masalah, dan sebagainya?
Konsentrasi pada perilakunya, bukan pada kepribadiannya
Saat kita memberikan teguran fokus kita adalah perilakunya bukan pribadinya misalnya "Perilakumu ibu tidak suka karena mengganggu teman-teman sekelas" dengan begitu, kita menjelaskan spesifik kesalahannya dan mengapa melakukannya?Â
Di sinilah kita menggali lebih dalam alasan di balik itu. Kita tak perlu menghakimi murid apakah yang disampaikan itu benar atau salah. Tapi bagaimana kita tanamkan kepercayaan bahwa dia patut diberikan kesempatan untuk berubah.
Mengajak berdiskusi dan berikan ruang untuk memahami diri
Setelah kita fokus pada perilakunya maka langkah selanjutnya saya mengajak diskusi dan memberikan ruang untuk menyampaikan alasannya dan niatnya untuk memperbaiki diri. Kita bisa menggunakan berbagai kalimat pemantik agar murid memahami diri jika hal tersebut terjadi pada dirinya. Hal tersebut membuat murid berpikir bahwa dampak itu yang bisa dirasakan.
Berikan pilihan untuk memperbaiki perilaku
Saat kita berdiskusi dan memberikan ruang untuk memahami diri maka di saat itu kita berikan pilihan untuk murid menyelesaikan sendiri perilakunya. Jika mereka tak mampu memberikan solusi maka kita membantu memberikan solusi dengan memberikan pilihan cara bertanggung jawab atas perilakunya. Dengan begitu, kesempatan itu akan membuat murid merasa dihargai dan sadar bahwa tiap perilaku yang dilakukan mengandung konsekuensi.
Hindari menegur di depan umum
Untuk melampiaskan kekesalan kita tak harus kita luapkan di depan kelas. Tapi kita ajak di ruang tertutup untuk menyampaikan rasa yang ada di hati. Terkadang saya senang menyampaikan secara langsung daripada memendamnya.Â