Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Bukan Sekadar Mengajar, Mengapa Guru Perlu Menguasai Ilmu Bimbingan Konseling?

3 November 2024   19:51 Diperbarui: 4 November 2024   00:07 2503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dokumentasi Pribadi)

Bukan Sekadar Mengajar, Mengapa Guru Perlu Menguasai Ilmu Bimbingan Konseling?

Perkembangan zaman dan teknologi yang begitu pesat yang bersifat dinamis tentu menghadirkan tantangan bagi dunia pendidikan sehingga terkadang menumbuhkan permasalahan belajar yang kompleks bagi murid di masa sekarang. Sebab, beda zaman beda pula tantangannya. 

Tuntutan hidup dan kebutuhan terkadang murid dihadapkan pada tuntutan akademis yang tinggi agar dapat bersaing dan mendaftar di perguruan tinggi sesuai harapannya atau sesuai bakat dan minatnya.

Belum lagi murid menghadapi berbagai tekanan sosial dan masalah keluarga, ketergantungan pada gawai atau teknologi, dan masalah psikologis lainnya yang tentu membawa dampak pada cara belajar dan berinteraksi di sekolah. Masalah ini terkadang mengubah lanskap pendidikan sehingga murid memerlukan pendekatan yang lebih inklusif guna mendukung perkembanganya dalam proses belajarnya.

Untuk mengatasi permasalahan di atas tidak hanya menjadi tanggung jawab guru bimbingan konseling semata (BK) tapi perlu kolaborasi dengan guru mata pelajaran. Keberadaan guru BK di sekolah juga tak mengurangi pentingnya bagi guru mempunyai wawasan dasar dalam bimbingan konseling. Sebab, permasalahan dalam belajar di kelas merupakan tanggung jawab guru dalam mencairkan permasalahan sehingga guru lebih paham dengan masalah murid yang diajarnya.

Sebab, guru merupakan figur yang dekat dan sering berinteraksi saat mata pelajaran sehingga bekal konseling yang dimilikintya menjadi sangat penting bagi guru dalam mendukung murid lebih efektif pada aspek akademis, sosial, dan emosionalnya.

Untuk itu, tak heran bagi guru terus mengasah wawasannya dalam perencanaan pengembangan diri agar kemampuan guru mata pelajaran atau sebagai wali kelas menjadi garda terdepan dalam membantu mendukung kesejahteraan murid dalam memberikan bantuan awal dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan inklusif.

Dengan begitu, guru perlu membekali ilmu bimbingan konseling atau psikolog yang dapat membantu mengatasi kendala nonakademis yang dialami murid misalnya masalah motivasi, emosional, kesulitan dalam berinteraksi, dan masalah lainnya yang dapat menurunkan semangat belajar. 

Itu tantangan dalam dunia pendidikan tidak hanya guru berperan dalam memberikan pengajaran materi pelajaran tapi keterampilan mendidik secara optimal dan komprehensif sehingga murid dapat tumbuh secara berkelanjutan baik dari segi akademis maupun aspek lainnya termasuk emosional dan karakternya.

Dengan memiliki pengetahuan dasar konseling tentu guru akan mudah mengidentifikasi permasalahan dan penanganannya. Ilmu dan pengalaman yang dimiliki dapat mengetahui permasalahan belajar murid pada zaman sekarang yang semakin kompleks karena beberapa faktor di antaranya tekanan akademis meningkat, pengaruh teknologi/digitalisasi, kondisi kesehatan yang meningkatkan risiko kesulitan belajar, masalah sosial yang kompleks (perundungan, kesenjangan sosial, dan perbedaan budaya), kurangnya dukungan dari keluarga, kurangnya pendidikan karakter, dan keterampilan hidupnya serta masih banyak permasalahan yang lebih kompleks.

Sebagai guru kita tak boleh acuh dan mengabaikan permasalahan yang ada. Atau kita punya anggapan bahwa tugas kita hanya mengajar materi dan mengesampingkan permasalahan murid di kelas. 

Permasalahan murid itu bukan ranah guru untuk mengatasinya sebab ada fungsi tugas BK di sekolah. Coba kita merefleksi sejenak, dengan jumlah murid di sekolah yang begitu banyak maka apa akan tertangani jika guru tidak membantu memberikan bantuan awal? Jika dianggap kurang mampu setelah penanganan bisa jadi kita limpahkan ke BK untuk tindak lanjut.

Itulah yang saya alami di kelas. Di mindset saya, permasalahan di kelas merupakan tanggung jawab guru mata pelajaran. Jika ada masalah itu merupakan tantangan sendiri bagi diri pribadi, jika tak mampu diatasi terkadang saya belajar lebih dalam lagi tentang ilmu psikolog agar mampu memecahkan permasalahan dengan sebaik mungkin. Ternyata ilmu itu, sangat baik kita terapkan tidak hanya di sekolah tapi di rumah sebagai peran orang tua. Manfaat ganda yang tak sia-sia kita dapatkan dan selalu adaptasi dengan perkembangan zaman.

Permasalahan di kelas membuat kita jauh menjadi guru lebih bijaksana. Sebab, kita belajar memahami masalah dari sudut pandang anak bukan dari sudut pandang pribadi. Maka cara penyelesaian pun berbeda sehingga murid akan mudah diajak bekerja sama apabila kita menggunakan pendekatan yang sesuai karakter anak.

 Untuk mendapatkan pendekatan dan strategi kita perlu belajar secara mandiri baik dari buku, pengalaman orang lain, webinar, diklat atau yang lainnya. Belajar bisa dari mana saja tergantung dari waktu yang kita miliki agar kemampuan kita dalam mendidik untuk menguatkan karakter dan kesadaran murid semakin berkembang dan berdampak.

Ada beberapa alasan yang sesuai pengalaman pribadi menerapkan ilmu bimbingan konseling hingga menggunakan berbagai pendekatan baik komunikasi efektif, segitiga restitusi, coaching, hingga lainnya yang didapatkan dari belajar. 

Hal ini merupakan bagian integral dari keahlian kita sebagai guru yang terus beradaptasi dengan kemajuan dan persoalan murid saat ini, alasan itu memberikan manfaat yang luar biasa di antaranya

Memahami kebutuhan emosional murid

Saya mengajar di tingkat menengah atas. Tentu masalah yang dihadapi begitu kompleks tidak hanya dari keluarga, pergaulan, dunia digital, dan lainnya. Pengaruh berdampak kurang baik terhadap psikologinya sehingga berpengaruh dengan gaya dan motivasi belajar. Dengan dasar ilmu yang kita miliki setidaknya guru mampu mengidentifikasi dan mengatasi tekanan emosional sehingga pendekatan pun akan berbeda di setiap permasalahan baik secara pribadi maupun pemberian dukungan secara berkala.

Membangun hubungan yang lebih baik dengan murid

Setiap masalah yang dihadapi murid merupakan sarana mendekatkan peran guru dan murid. Dengan kemampuan konseling dan bimbingan yang kita berikan maka menjadi fondasi hubungan yang positif dan suportif bagi murid. 

Tak hanya itu, murid akan penuh percaya pada guru tersebut sehingga lebih membuka diri untuk berbagi masalah yang dihadapi dan memperoleh arahan yang postif dari guru. Bahkan guru dapat menggunakan kemampuan untuk menggali potensi yang terpendam yang menstimulus murid sendiri yang mengatasi permasalahan dengan sendirinya.

Penanganan masalah pembelajaran dengan pendekatan holistik

Dengan seringnya kita menangani masalah, setidaknya kita belajar untuk menguasai beberapa teknik dasar bimbingan konseling yang lebih mudah untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi. Dengan begitu, pendekatan yang kita berikan lebih holistik dalam membantu murid mengatasi kesulitan belajar baik akademis maupun nonakademis. 

Jika belum berhasil tentu kita perlu membenahi keterampilan kita dengan terus belajar dan belajar agar saat masalah yang menyapa kita tepat menggunakan pendekatan yang berpihak pada murid.

Tak hanya 3 di antaranya di atas manfaat dari keterampilan bimbingan konseling yang kita miliki ada banyak manfaat lain yang bisa kita dapatkan di antaranya meningkatkan kesejahteraan psikologis murid, meminimalisasi bullying, meningkatkan kesehatan sosial di sekolah, turut serta membantu murid menentapkan tujuan belajar yang lebih logis, mendukung penguatan karakter murid secara berkesinambungan, dan banyak lagi manfaat yang tak bisa disebutkan satu persatu serta kita bisa temukan manfaat dan kepuasan batin yang tak bisa diungkapkan melalui kata.

Pada akhirnya kita menyadari menguasai ilmu psikolog terutama bimbingan konseling bukan hanya menambah keahlian guru tapi menambah pengalaman belajar murid. Tugas guru tidak terbatas pada mentransfer ilmu tapi bagaimana upaya kita mendampingi dan memberikan dukungan kepada murid melalui pendekatan yang tepat sehingga hasilnya murid yang kita didik tidak hanya pandai tapi kuat mental dan emosionalnya.

Untuk itu, mari kita terus mengasah kemampuan kita dalam berbagai aspek tidak hanya kemampuan profesional kita tapu kemampuan lainnya dalam mengatasi permasalahan belajar di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar murid secara menyeluruh dan menciptakan genarasi emas yang akan datang kuat, cerdas, tangguh, berakhlak mulia, dan berempati. 

Semoga kita dimudahkan di setiap langkah perjuangan meskipun tantangan di depan begitu kompleks menyapa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun