Sebagai guru kita tak boleh acuh dan mengabaikan permasalahan yang ada. Atau kita punya anggapan bahwa tugas kita hanya mengajar materi dan mengesampingkan permasalahan murid di kelas.Â
Permasalahan murid itu bukan ranah guru untuk mengatasinya sebab ada fungsi tugas BK di sekolah. Coba kita merefleksi sejenak, dengan jumlah murid di sekolah yang begitu banyak maka apa akan tertangani jika guru tidak membantu memberikan bantuan awal? Jika dianggap kurang mampu setelah penanganan bisa jadi kita limpahkan ke BK untuk tindak lanjut.
Itulah yang saya alami di kelas. Di mindset saya, permasalahan di kelas merupakan tanggung jawab guru mata pelajaran. Jika ada masalah itu merupakan tantangan sendiri bagi diri pribadi, jika tak mampu diatasi terkadang saya belajar lebih dalam lagi tentang ilmu psikolog agar mampu memecahkan permasalahan dengan sebaik mungkin. Ternyata ilmu itu, sangat baik kita terapkan tidak hanya di sekolah tapi di rumah sebagai peran orang tua. Manfaat ganda yang tak sia-sia kita dapatkan dan selalu adaptasi dengan perkembangan zaman.
Permasalahan di kelas membuat kita jauh menjadi guru lebih bijaksana. Sebab, kita belajar memahami masalah dari sudut pandang anak bukan dari sudut pandang pribadi. Maka cara penyelesaian pun berbeda sehingga murid akan mudah diajak bekerja sama apabila kita menggunakan pendekatan yang sesuai karakter anak.
 Untuk mendapatkan pendekatan dan strategi kita perlu belajar secara mandiri baik dari buku, pengalaman orang lain, webinar, diklat atau yang lainnya. Belajar bisa dari mana saja tergantung dari waktu yang kita miliki agar kemampuan kita dalam mendidik untuk menguatkan karakter dan kesadaran murid semakin berkembang dan berdampak.
Ada beberapa alasan yang sesuai pengalaman pribadi menerapkan ilmu bimbingan konseling hingga menggunakan berbagai pendekatan baik komunikasi efektif, segitiga restitusi, coaching, hingga lainnya yang didapatkan dari belajar.Â
Hal ini merupakan bagian integral dari keahlian kita sebagai guru yang terus beradaptasi dengan kemajuan dan persoalan murid saat ini, alasan itu memberikan manfaat yang luar biasa di antaranya
Memahami kebutuhan emosional murid
Saya mengajar di tingkat menengah atas. Tentu masalah yang dihadapi begitu kompleks tidak hanya dari keluarga, pergaulan, dunia digital, dan lainnya. Pengaruh berdampak kurang baik terhadap psikologinya sehingga berpengaruh dengan gaya dan motivasi belajar. Dengan dasar ilmu yang kita miliki setidaknya guru mampu mengidentifikasi dan mengatasi tekanan emosional sehingga pendekatan pun akan berbeda di setiap permasalahan baik secara pribadi maupun pemberian dukungan secara berkala.
Membangun hubungan yang lebih baik dengan murid
Setiap masalah yang dihadapi murid merupakan sarana mendekatkan peran guru dan murid. Dengan kemampuan konseling dan bimbingan yang kita berikan maka menjadi fondasi hubungan yang positif dan suportif bagi murid.Â