Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Mengembangkan Pola Asuh Anak Berbasis Kualitas Waktu bagi Orang Tua dengan Karier Padat

30 September 2024   22:05 Diperbarui: 30 September 2024   23:43 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orangtua sedang bermain dengan anaknya.(DOK. Tanoto Foundation) yang diambil dari https://www.kompas.com/ 

Mengembangkan Pola Asuh Anak Berbasis Kualitas Waktu bagi Orang Tua dengan Karier Padat

 

       Bekerja setelah menikah adalah pilihan yang sudah disepakati sebelum memutuskan berumah tangga bersama pasangan. Namun, sebelum memutuskan tentu kita sebagai calon orang tua sudah membekali diri segala risiko yang terjadi agar dampak yang terjadi dapat diminimalisasi. Sebab anak merupakan anugerah dari Yang Mahakuasa. Jika kita telah diberikan keturunan berarti Tuhan mempercayakan anak pada kita sebagai orang tua untuk kita asuh dengan penuh amanah.

          Sebagai orang tua, anak bukan menjadi penghalang kita melanjutkan karier yang sudah payah kita upayakan selama pendidikan. Bukan berarti pula kita terlalu menikmati peran sebagai pekerja dan mengabaikan peran sebagai orang tua. Atau ada miskonsepsi bahwa anak merupakan tanggung jawab seorang ibu semata sementara bagi orang tua lelaki khusus untuk mencari nafkah. Padahal keduanya juga memiliki peran yang sama berdasarkan kebutuhan dan tanggung jawabnya masing-masing.

          Literasi memang perlu dikuatkan agar mindset pemahaman yang tertanam dibenak dapat satu tujuan yang sama dengan pasangan. Apalagi menyalahkan itu jauh lebih mudah daripada melakukan refleksi diri. Dengan pemahaman pengetahuan setidaknya membuka cakrawala kita ditambah dengan mendengarkan pengalaman orang lain yang disesuaikan kebutuhan diri. Sehingga pertimbangan yang mantang dan penuh dengan pemikiran yang sepenuhnya baru bisa diputuskan dengan persetujuan pasangan bagi wanita yang ingin bekerja.

          Terkadang membaca buku atau mendengarkan kisah dari orang lain yang disesuaikan dengan kisah nyata kita kadang tak sama. Kadang ada diri kita merasa kesulitan menjalankan peran asuh secara maksimal. Namun, itu bukan suatu masalah tapi tantangan yang patut kita pecahkan bersama pasangan. Sebab, melalui pendekatan berbasis kualitas waktu bukan kuantitas, orang tua masih dapat menjalankan peran penting dalam membentuk perkembangan anak meskipun kesibukan kerja tak dapat dielakkan.

          Meskipun kita telah meminta bantuan kepada pengasuh bukan berarti semua tanggung jawab dan peran kita sebagai orang tua digantikan oleh pengasuh. Kita malah punya anggapan bahwa kita bekerja keras ini sepenuhnya untuk masa depan anak. Padahal jika anak yang kita ajak bicara, mereka juga ingin ada keseimbangan kebahagiaan tak hanya materi tapi ada kebutuhan kasih sayang, ingin diperhatikan, merasa dihargai, dan sebagainya yang membuat anak tumbuh baik secara fisik dan psikis secara optimal sesuai usia yang telah dilaluinya.

          Mengumpulkan tabungan merupakan target semua pasangan dalam hidup. namun, itu bukan merupakan alasan untuk mencari pembenaran. Anak merupakan investasi masa depan baik di dunia dan akhirat. Apa yang diamanahkan kepada kita akan dimintai pertanggungjawaban kelak. Baik buruknya karakter anak maka peran utama kita yang patut direfleksi. Dengan penanaman karakter sejak dini anak memiliki pondasi yang kuat untuk melangkah ke depan meskipun jalan yang dilalui terkadang masih memerlukan kompas yang jelas. Tapi ajaran dan didikan kita mampu membuat anak mengambil kebijakan yang tepat sehingga tak salah langkah.

          Berikut ini ada beberapa tips sederhana yang barangkali dapat diterapkan

Menetapkan skala prioritas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun