Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Mengembangkan Pola Asuh Anak Berbasis Kualitas Waktu bagi Orangtua dengan Karier Padat

30 September 2024   22:05 Diperbarui: 1 Oktober 2024   13:07 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orangtua sedang bermain dengan anaknya. | Dok. Tanoto Foundation via Kompas.com

Dengan penanaman karakter sejak dini anak memiliki pondasi yang kuat untuk melangkah ke depan meskipun jalan yang dilalui terkadang masih memerlukan kompas yang jelas. Tapi ajaran dan didikan kita mampu membuat anak mengambil kebijakan yang tepat sehingga tak salah langkah.

Berikut ini ada beberapa tips sederhana yang barangkali dapat diterapkan

Menetapkan Skala Prioritas

Sebagai pekerja, kita mesti piawai dalam megatur skala prioritas utama dalam memanajemen waktu secara apik. Hal ini akan memberikan arah dan tujuan mengenai kebutuhan pekerjaan, keluarga, dan pribadi. 

Kita menyadari bahwa hasil pekerjaan itu sangat penting untuk menunjang kebutuhan hidup dan masa depan tapi kita juga sadar bahwa anak-anak juga memerlukan kehadiran kita baik secara fisik dan psikis. 

Dengan mengatur dan menetapkan skala prioritas dengan tepat maka orangtua dapat membagi waktu yang cukup antara pekerjaan dan anak di tengah agenda pekerjaan yang tak pernah ada habisnya. 

Buatlah daftar kegiatan harian yang bisa rutin kita kerjakan dan menentukan waktu khusus untuk keluarga agar tidak mengganggu pekerjaan. Sehingga dua-duanya dapat berjalan beriringan tak ada yang berat sebelah.

Memanfaatkan Waktu yang Singkat dengan Bijak

Jika kita memiliki kesibukan dengan berbagai agenda yang ada, maka setiap waktu yang kita miliki sangatlah berharga. Memiliki waktu yang ada meskipun tak mampu setiap hari secara keseluruhan merupakan sebuah kesempatan misalnya menikmati sarapan pagi bersama keluarga dan menjadi momen untuk mengawali obrolan hangat tentang rencana anak hari itu. 

Tak hanya itu, setiap momen waktu yang ada kita selalu selipkan untuk berinteraksi dengan anak baik untuk mendengarkan kisah anak, apa yang dilakukan oleh anak sehingga kita sebagai orang tahu tentang kebutuhan anak yang mesti kita penuhi. Sehingga anak tak mencari perhatian dari luar sehingga melakukan tindakan yang kurang baik.

Kasus sebenarnya banyak sekali saya telusuri pada anak didik. Hal ini membuka mata hati untuk refleksi diri ternyata dampaknya luar biasa apalagi seusia tingkat menengah yang kadang dianggap sudah dewasa oleh orangtua sehingga mengabaikan kebutuhan dasarnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun