Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menjemur Padi, Perjuangan Petani di Antara Terik dan Hujan

10 September 2024   23:16 Diperbarui: 11 September 2024   10:31 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(KOMPAS/WINARTO HERUSANSONO)

Namun sebaliknya jika cuaca tak mendukung atau tak menentu di sinilah seni perjuangan yang memerlukan kesabaran dalam menikmati setiap pekerjaan. Perjuangan saat menjemur sering kali menjadi pertandingan melawan alam apalagi tiba-tiba hujan datang tanpa diundang.

Terik mentari menjadi sahabat sekaligus sebagai musuh bagi petani

Panen padi saat mentari bersinar merupakan anugerah yang luar biasa. Seolah semesta berpihak padanya. Di bawah sinar mentari yang terik dan cuaca yang cerah maka dapat berdampak pada pengeringan padi yang cepat dan bahkan dalam waktu sehari atau dua hari padi bisa kering sesuai harapan.

Sebaliknya, jika cuaca mentari sangat terik dan petani saat melakukan proses pengeringan kurang diawasi dengan baik maka padi bisa sangat kering. Tentu akan berdampak pada butiran padi menjadi rapuh dan pecah saat digiling. Hal tersebut mengakibatkan penurunan mutu beras menjadi tidak baik.

Untuk itu, agar kualitas beras itu baik, maka para petani dapat memantau proses pengeringan dengan cara membalik butiran padi secara berkala agar kering merata. Meskipun peluh keringat bercucuran apalagi hembusan angin kurang. Hal ini berakibat mudah lelah yang membuat petani menahan sabar menahan teriknya mentari yang terasa begitu menyengat di kulit.

Hal itu, saya rasakan saat mentari terik setengah harinya, sungguh sesuatu yang begitu menyiksa. Tapi keadaan itu membuat saya penuh syukur. Beginilah kegiatan orang tua setiap proses pengeringan.

Hujan sebagai momok bagi petani

Setengah pada hari Sabtu merupakan pengalaman yang tak terlupakan. Berburu waktu membuka dan menutup secara cekatan merupakan langkah yang tepat untuk menyelamatkan padi supaya tak basah. Pada saat cuaca kurang bersahabat, menjemur padi perlu diawasi agar saat hujan dengan tiba-tiba kita dapat bergerak sigap. Hal ini dilakukan agar tidak mempengaruhi dari kualitas padi saat digiling menjadi beras.

Saat musim kurang bersahabat membuat proses pengeringan memerlukan waktu yang lama dan tenaga yang tak terhitung. Betapa lelah yang harus ditepiskan untuk selalu bersabar mengulang menjemur kembali jika hujannya tiba-tiba reda dan mentari kembali terik. Tentu beban pekerjaan bertambah berat dan berpengaruh pada produktivitasnya. Itulah seni pekerjaan petani saat panen padi pada musim yang tak menentu.

Namun, sekarang sudah ada teknologi yang tersedia di gilingan yang membuat padi bisa dikeringkan secara langsung. Petani tak perlu tergantung pada sinar mentari, namun tetap juga orang tua saya tak tertarik. Katanya padinya mau disimpan dan dijual nanti saja sesuai keperluan.

Selain itu, petani mesti mengeluarkan uang tambahan sebagai biaya pengeringan. Ada juga anggapan dari orang tua, bahwa pengeringan secara manual hasil beras lebih baik dan tak mudah basi saat dimasak. Meskipun bagi pribadi belum pernah mencoba membandingkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun