Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menerima Keadaan dengan Lapang Dada Suatu Langkah Pertama Menuju Kebahagiaan Sejati

2 September 2024   22:10 Diperbarui: 2 September 2024   22:21 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menerima Keadaan dengan Lapang Dada suatu Langkah Pertama Menuju Kebahagiaan Sejati

Dalam hidup tidak semua keinginan bisa sesuai harapan. Terkadang kita mesti belajar menelan pahit kehidupan untuk bangkit dari keterpurukan sehingga terkadang mengguncang kestabilan emosional dan menguras air mata. Namun dari jatuh itu, kita berusaha bangkit untuk mengembalikan semangat yang tinggal seberapa dan menguatkan tekad yang hampir punah dengan mengatasi segala onak duri yang menghadang baik itu berat, sedang, atau kecil sekalipun.

Jika kita di posisi sedang terpuruk, bukan berarti Tuhan tak sayang kita. Justru dengan seberat cobaan itu. Percayalah akan ada hadiah indah yang akan disiapkan tanpa kita duga. Begitu halnya dengan kebahagiaan, itu juga suatu ujian apakah kita masih ingat Tuhan dengan berbagai ujian hidup yang melekat pada kita. Semua punya porsi masing-masing. Semua memiliki jawaban atas teka-teki kehidupan yang perlu kita cari makna tersiratnya.

Jika kita pelajari ada hikmah kehidupan yang kita dapatkan. Bahwa menerima dengan lapang datang suatu keadaan bukan berarti bentuk kepasrahan diri tanpa suatu usaha nyata di diri kita. Namun hal ini sebuah pengakuan dan penerimaan atas kenyataan yang ada dengan sikap terbuka dan tanpa perlawanan. Hal ini tentu melibatkan kemampuan mengamati situasi dengan pikiran jernih dalam mengatasi segala perasaan negatif yang terkadang muncul dan tetap konsentrasi mengenai apa yang bisa dikendalikan.

Memikirkan omongan yang selalu menyudutkan kita akan membuat hidup semakin tak menentu. Mau kita baik atau buruk sekalipun tak lepas dari omongan orang lain. Tapi yakinkan pada diri kita bahwa kita hidup tak merugikan dan selalu berusaha bermanfaat bagi orang lain. Sayang bukan, bila pikiran dan perasaan yang berharga memikirkan segala sesuatu yang kurang bermanfaat. Hidup hanya sekali maka berikan warna yang indah agar dikenang dengan ukiran yang penuh makna.

Begitu halnya dengan kehidupan, segala ikhtiar telah kita lakukan namun semua sia-sia manakala orang lain kurang menghargai perjuangan yang dilakukan. Selain itu, dengan semua kasih sayang dengan segenap hati diberikan kepada seseorang. Tapi apa daya kekecewaan yang didapatkan. Itulah semua harapan bila diinginkan pada manusia, maka banyak kecewa yang kita dapatkan tapi perlu dikembalikan kembali niat awal agar luka yang ditorehkan tidak sedalam saat kita menyembuhkan untuk bangkit kembali.

Banyak hal yang menjadi pelajaran dan berjalan tak sesuai dengan rencana awal, segala tantangan, ketidakpastian, dan kegagalan merupakan bagian yang tak dapat kita hindari dalam perjalanan hidup ini. Saat kita menghadapi situasi ini yang tidak sesuai ekspektasi kita, maka respon kita bisa berpengaruh pada kesejahteraan mental dan emosional secara signifikan. 

Untuk itu, salah satu cara yang dapat menjadi obat lebih baik adalah menerima segala sesuatu dengan lapang dada. Menerima dengan lapang dada bukan berarti kita menyerah pada keadaan atau kehilangan semangat tapi bagaimana kita mengadopsi sikap terbuka dan penuh penerimaan mengenai suatu hal yang tidak bisa diubah. 

Dengan menerima segala kenyataan yang terjadi, dengan apa adanya, tanpa berlarut-larut dalam situasi penyesalan, kekecewaan, terpuruk dalam berkepanjangan. Maka kita telah memberikan ruang untuk diri pribadi menemukan kedamaian dan kebahagiaan yang lebih dalam.

 Apakah dengan penerimaan merupakan langkah meraih kebahagiaan? Bukankah bahagia itu sederhana dan bukankah diri kita yang bisa menciptakan kebahagiaan? Dengan penerimaan secara lapang dada setidaknya menghindari tingkat stres dan kecemasan secara berlebihan. Ketika kita mengalah pada keadaan yang tidak bisa kita ubah, maka tingkat cemas dan stres dapat diminimalisasi. Dengan penerimaan setidaknya memungkinkan kita lebih konstrasi pada hal-hal yang bisa diraih sehingga hidup lebih damai.

Alasan kedua apabila kita menerima dengan lapang dada dapat menguatkan resiliensi. Melalui penerimaan keadaan yang ada, kita menjadi pribadi lebih tangguh. Kita menjadi sosok tidak mudah terpuruk oleh setiap kegagalan mengintai setiap waktu sebab kita paham bahwa semua itu merupakan proses perjalanan hidup. Hal ini akan membantu kita segera pulih untuk melangkah maju dengan penuh percaya diri dan keyakinan.

Selain itu, dengan lapang dada dapat meningkatkan mutu suatu hubungan. Ini maksudnya penerimaan keadaan berarti kita menerima orang lain apa adanya berkaitan kekurangan dan perbedaan yang dimiliki. Hal ini dapat menguatkan hubungan kita dengan orang lain di sekitarnya sebab kita tidak lagi berikhtiar  mengubah orang di sekitarnya harus sesuai dengan harapan kita.

Tak hanya itu, dengan lapang dada merupakan cara membuka pintu untuk bertumbuh. Dalam arti dengan penerimaan yang ada, kita membuka kesadaran diri untuk terus belajar dari pengalaman baik itu baik dan buruk. Pengalaman adalah soko guru yang berharga. Dari pengalaman tersebut setidaknya setiap tantangan menjadi peluang untuk terus tumbuh dan berkembang sehingga kita menjadi pribadi yang terus berproses menjadi dewasa dan bijaksana.

          Banyak alasan yang mendorong kita untuk menerima dengan lapang dada. Menyesali sesuatu secara berkelanjutan bukanlah suatu jalan yang bijak tapi berusaha memperbaiki keadaan dengan pengalaman yang sudah menjadi suatu hal yang utama. Sedih boleh, tapi larut dalam kesedihan mungkin ada batas yang diberikan sehingga kehidupan yang yang telah diamanahkan kepada kita memberikan sejuta manfaat sebagai bekal menyambut hidup di dunia dan akhirat. Lalu, bagaimana kita menghadapi sesuatu di luar kemampuan kita melalui penerimaan keadaan secara lapang dada? Agar ketentraman dan kedamaian dapat melekat di jiwa.

1. Dengan menyadari dan menerima perasaan yang ada. Langkah awal adalah kita sadar bahwa perasaan saat keadaan tidak bersahabat itu hal yang wajar, lalu izinkan hati kita untuk merasakan sedih, kecewa, terluka, atau marah. Tapi ingat jangan terjebak atau larut dalam perasaan. Kemudian lekas sadar dengan mulai menerima perasaan itu tanpa penilaian.

2. Jangan menyalahkan diri sendiri atau orang lain atas kejadian yang menimpa diri tapi bagaimana kita fokus untuk belajar dari keadaan dan situasi tersebut.

3. Latih kesadaran penuh (Mindfulnes). Dengan kesadaran penuh dapat membantu pribadi menerima kenyataan tanpa harus memikirkan masa lalu atau mencemaskan masa yang akan datang.

4. Ubahkan cara pandang. Hal ini dengan mengamati suatu keadaan yang kurang ideal  sebagai akhir segalanya lalu mencoba menelusuri sebagai tantangan yang mampu dilalui. Kita bisa sematkan pertanyaan yang memantik diri sendiri "Apa yang bisa saya pelajari dari keadaan ini?"

5. Yang terakhir adalah praktikkan rasa syukur. Dengan rasa syukur kita bisa menerima keadaan dengan lapang dada dan menerima hal-hal kecil dalam hidup. Sehingga kita berkonsentrasi dengan apa yang dimiliki sekarang, bukan meratapi apa yang sudah hilang atau belum mampu diraih.

Banyak orang berlomba-lomba untuk meraih kebahagiaan sejati dalam hidupnya. Banyak perpestif orang lain dalam mencari kedamaian hidup. Semua kembali pada diri kita masing-masing. Syukuri apa yang ada dengan menerima keadaan secara lapang dada. Hal ini sebuah kekuatan untuk terus belajar selalu bahagia di tengah hidup yang tidak ada kepastian sekalipun. Sehingga kebahagiaan dapat kita rasakan, bukan disebabkan hidup harus sempurna tapi kita dapat menemukan kebahagiaan dan kedamaian dari keadaan ketidaksempurnaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun