Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menginspirasi Murid melalui Disiplin Positif, Keteladanan Guru dalam Menumbuhkan Motivasi Intrinsik

14 Agustus 2024   22:08 Diperbarui: 15 Agustus 2024   18:32 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menginspirasi Murid melalui Disiplin Positif, Keteladanan Guru dalam Menumbuhkan Motivasi Intrinsik

Keteladanan bukan hanya tentang memberi contoh yang baik, tetapi juga menjadi teladan dalam menumbuhkan disiplin positif dan motivasi intrinsik pada murid. Melalui keteladanan, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, di mana murid merasa dihargai, termotivasi, dan terdorong untuk mengembangkan diri secara optimal.

Berbicara disiplin mungkin di benak sebagian murid adalah sederet aturan yang membuat tertib. Namun akan berbeda pandangan bagi murid dengan keunikan lainnya yakni sebuah beban yang membelenggu kreativitas lainnya. Semua murid memiliki pandangan berbeda-beda dalam menyikapi makna disiplin. Menurut pribadi tak masalah, itulah hak setiap orang mengeluarkan pendapatnya.

Namun, terkadang disiplin sering kali dimaknai sebagai alat untuk mengendalikan perilaku murid. Sehingga peran guru sangat penting dalam membantu membentuk karakter dan perubahan perilakunya. Melalui pendekatan disiplin positif yang dipandang dapat menawarkan perspektif yang berbeda yang konsentrasinya pada pembentukan dan penguatan perilaku baik melalui sebuah pemahaman dan tanggung jawab. 

Salah satu pendekatan yang pernah diulas sebelumnya yakni dengan penerapan segitiga restitusi. Segitiga restitusi merupakan konsep yang membantu murid memahami konsekuensi tindakan logis dengan mendorong murid memperbaiki kesalahan. Sehingga penting bagi guru sebagai teladan yang memainkan peran krusial dalam menumbuhkan motivasi intrinsik.

Baca juga Segitiga Restitusi

Sebelum kita mengulas bagaimana pengaruh keteladanan dalam penerapan disiplin positif. Ada baiknya kita mengulas pemahaman mengenai disiplin positif. Disiplin positif merupakan  suatu pendekatan pendidikan yang berpusat pada penguatan perilaku baik daripada menghukum perilaku murid. 

Nah, pendekatan ini mengutamakan pemahaman, komunikasi, dan penghargaan atas usaha murid dalam menunjukkan sikap yang sesuai. Adapun tujuan diharapkan untuk membangun sebuah hubungan yang saling menghormati antara guru dan murid serta mendorong murid lebih bertanggung atas perilaku yang dilakukan.

Dalam penerapan disiplin positif, guru tidak hanya berperan sebagai manajer, pengawas, tapi juga sebagai pembimbing yang membantu murid memahami konsekuensi dari tindakannya. Konsekuensi logis yang dikemukakan pada awal sebelum pembelajaran yang telah disepakati pada kesepakatan kelas. 

Hal ini dapat membantu mengembangkan kesadaran diri pada kemampuan membuat keputusan yang baik. Dengan begitu, diharapkan murid tumbuh motivasi dalam diri untuk menjalankan segala kesepakatan kelas tanpa paksaan dan penuh kesadaran diri sehingga suasana kondusif kelas dapat terwujud.

Keteladanan  guru dalam penerapan disiplin positif

Saat saya pelajari modul 1.1 mengenai filosofi dari pemikiran KHD tentu kita banyak belajar banyak hal yang terkait pandangan yang sangat mendalam mengenai peran keteladanan guru dalam bidang pendidikan. Beliau meyakini keteladanan merupakan kunci dalam menciptakan disiplin positif pada murid. Hal tersebut yang diwujudkan dalam prinsip yang kenal "Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani,".

Semboyan tersebut yaitu Ing ngarsa sung tuladha yang bermakna di depan, seorang guru hendaknya memberikan teladan. Sementara Ing madya mangun karsa yang berarti di tengah-tengah seorang guru memberikan dorongan atau semangat, tut wuri handayani yang berarti di belakang, seorang guru memberikan dorongan dan dukungan.

Dengan keteladanan dapat membantu membentuk karakter pada perilaku murid. Seorang guru mesti menjadi teladan yang baik dalam setiap aspek kehidupan baik dalam ucapan, tindakan, maupun sikap. Keteladanan ini tidak hanya diberlakukan saat di dalam kelas tapi bagaimana diterapkan di luar lingkungan sekolah sebab guru dianggap sebagai seorang yang berperan dalam kehidupan murid.

Keteladanan yang dipraktikkan oleh guru menjadi dasar bagi murid dalam mengaplikasi nilai-nilai positif. Disiplin yang dibangun melalui keteladanan ini bukalah disiplin yang dipaksakan melalui sebuah hukuman atau ancaman tapi disiplin yang tumbuh dari kesadaran murid dalam meniru atau mengikuti contoh yang baik yang tampak oleh Tindakan guru. Lalu apa kaitannya dalam penerapan disiplin positif?

Keteladanan seorang guru merupakan suatu elemen penting dalam penerapan disiplin positif misalnya pemberian penghargaan dan pujian, penerapan konsekuensi logis, penyusunan kesepakatan kelas, pendekatan restitusi, diskusi reflektif, dan sebagainya. 

Dengan begitu, guru perlu menunjukkan perilaku yang diharapkan seperti disiplin, rasa hormat, kejujuran, dan empati yang akan menginspirasi murid  dalam meniru perilaku guru. Saat guru melakukannya dengan penuh konsisten dan dedikasi maka dapat menunjukkan nilai-nilai dalam interaksi sehari-hari. Dengan begitu murid dapat menyerap dan menginternalisasinya.

Penerapan disiplin dalam lingkungan sekolah seperti guru selalu datang tepat waktu ke kelas, melakukan persiapan pelajaran dengan baik, berbicara dengan sopan pada semua murid, dan sebagainya. Dengan contoh nyata tersebut secara tak langsung mengajarkan pentingnya kedisiplinan dan rasa hormat. Saat murid menyaksikan contoh yang dipraktikkan oleh seorang guru dari penerapan nilai-nilai tersebut, maka murid akan termotivasi dalam mengembangkan perilaku yang sama dalam kehidupan di sekolah dan bahkan di masyarakat. 

Peran Keteladanan Menumbuhkan Motivasi Intrinsik

Siapa yang tak senang apabila murid yang didiknya dengan sepenuh hati memiliki motivasi intrinsik bukan karena dorongan lainnya. Apa itu motivasi intrinsik? Motivasi intrinsik merupakan suatu motivasi atau dorongan yang datang dalam diri murid itu sendiri guna melaksanakan sesuatu disebabkan murid merasa penting atau memberikan kepuasan pribadi. Melalui keteladanan, setidaknya guru berusaha menumbuhkan motivasi intrinsik agar tertanam pada diri sehingga dengan rasa sadar diri tanpa paksaan melakukan perubahan diri yang lebih bermanfaat.

Untuk itu, guru perlu menunjukkan  antusiasnya dan dedikasinya dalam mengajar atau yang lainnya sehingga dengan pembelajaran merupakan sesuatu yang bernilai. Untuk mendukung itu semua tentu guru melakukan refleksi diri dengan senantiasa belajar secara mandiri melakukan pengembangan diri dan melakukan inovasi agar dalam menyampaikan materi lebih kreatif dan menyenangkan sehingga menginspirasi murid melakukan perubahan yang berarti, murid termotivasi dalam belajar karena adanya rasa ingin tahu bukan karena takut atau kewajiban tapi murid melihat suatu nilai dan kesenangan atau hal baru dalam proses pembelajaran.

Tak hanya itu, guru yang senantiasa menghargai setiap proses murid dalam berusaha sehingga dengan  memberikan umpan balik yang membangun guna membantu murid dalam merasakan pencapaian yang diharapkan. 

Melalui penghargaan, pujian, dan kesempatan dalam berpartisipasi secara berkelanjutan dalam kegiatan kelas sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri. Sehingga secara perlahan demi perlahan dapat membantu menumbuhkan motivasi intrinsiknya yang bisa dijadikan suatu prinsip hidup dalam melakukan perubahan yang positif yang berdampak besar bagi dirinya.

Selain itu, keteladanan seorang guru memiliki peran dalam menciptakan lingkungan belajar yang positif. Dengan konsistennya secara kesinambungan menerapkan disiplin positif yang membantu murid membentuk budaya kelas yang berdampak pada perkembangan emosional dan sosialnya.

Dengan lingkungan yang mendukung setidaknya murid merasa nyaman, aman dalam berkreasi dan bereksperimen, membuat kesalahan dan belajar bagaimana belajar dari kesalahannya menjadi suatu pribadi yang membanggakan.

Untuk itu, guru perlu memberikan ruang diskusi terbuka di mana semua murid merasa dihargai dan didengar. Ruang itu sangat penting bagi murid dalam menyampaikan pendapatnya dan terlibat aktif dalam pembelajaran. Dengan begitu, akan tumbuh rasa tanggung jawab dan kepedulian terhadap masa depannya.

***

sumber modul guru penggerak 1.4

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun