Mengajarkan Nilai-Nilai Hidup melalui Pekerjaan Rumah Tangga kepada Anak
Terkadang ada anggapan bahwa pekerjaan rumah tangga adalah urusan istri atau wanita sementara yang laki-laki fokus untuk mencari nafkah.
Saat mendengar pandangan tersebut seolah hati ikut teriris dan bahkan belum ada empati untuk saling meringankan satu sama lain
Bahkan dalam perjalanan keluarga seyogyanya merupakan tanggung jawab bersama apa yang bisa dibantu untuk saling meringankan sebab, keduanya juga berat.
Bila ditelusuri, pekerjaan rumah tangga kadang dipandang tugas yang melelahkan dan monoton.
Terkadang juga mengurusi rumah tangga dipandang hal yang sepele dan kurang dianggap oleh pasangan. Sehingga beban itu semua dilimpahkan kepada istri dan suami hanya mencari penghasilan tanpa ingin tahu apa yang terjadi dan tahunya beres.
Jika tidak beres maka yang ada dibenaknya hanya bisa menyalahkan tanpa ikut berbuat.
Fenomena itu mengetuk hati sebagai seorang ibu untuk melibatkan anak dalam pekerjaan rumah baik laki-laki maupun perempuan.
Melibatkan anak-anak dalam pekerjaan rumah tangga bukan mengenai anak menjaga kebersihan rumah, tapi juga belajar secara bertahap dan berkesinambungan mengenai nilai-nilai kehidupan yang amat penting.Â
Dengan melibatkan anak dalam kegiatan rumah tangga dapat mengajarkan karakter dan membentuk kebiasaan positif sebagai bekal anak menyambut masa depan.
Dengan begitu, tidak ada mindset yang ditanam dalam benaknya itu urusan perempuan. Tapi merupakan bentuk kolaborasi dalam keluarga untuk melibatkan diri agar keharmonisan dan saling empati dapat terbentuk.
Anak akan mengerti bagaimana belajar dan mengerjakan pekerjaan rumah sehingga tidak selalu mengandalkan orang tua dalam menyiapkannya.
Di bawah ini nilai-nilai kehidupan yang dikuatkan jika kita sebagai orang tua ikut melibatkan anak dalam pekerjaan rumah tangga, di antaranya
Kemandirian
Hidup adalah sebuah proses. Tidak selamanya orang tua mampu melayani anak dalam segala hal dan kondisi. Anak perlu diajarkan secara bertahap minimal memenuhi keperluan rutin.Â
Apalagi ujian hidup tidak ada yang tahu, kapan orang tua sakit atau sehat. Sebagai bekal untuk mengatasi hal tersebut anak perlu dibiasakan untuk mencuci piring makannya sendiri, membersihkan kamarnya, memasak, dan sebagainya.Â
Dengan begitu, dianggapan anak tidak selalu mengandalkan orang lain. Anak akan mampu mengatasi masalahnya sendiri disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki. Dengan begitu, saat ada masalah, anak tidak panik tapi ada berbagai cara yang bisa dilakukan.
Tanggung jawab
Dengan melibatkan anak dalam tugas rumah tangga dapat mengajarkan mengenai tanggung jawab. Anak akan belajar dan mempunyai peran penting dalam keluarga serta memberikan kontribusi.Â
Kegiatan sederhana yang dapat dilakukan mengenai kebersihan dan keteraturan ruang pribadinya misalnya tempat tidur. Dengan begitu, anak tidak selalu mengandalkan orang tuanya yang membereskan tapi membiasakan hal yang ada di depannya untuk diselesaikan.
Kerja sama
Dengan melibatkan mengerjakan pekerjaan ada ikatan saling memiliki satu sama lain. Ada perasaan tidak nyaman jika tidak ikut andil di dalamnya. Apalagi keluarga menyadari bahwa kebersamaan yang erat sangat penting dengan saling berbagi dan meringankan.Â
Prinsip itu bisa diterapkan pada anak saat ikut serta dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Sebab, pekerjaan rumah tangga memerlukan kolaborasi semua anggota keluarga tanpa terkecuali.
Dengan melibatkan seluruh keluarga pekerjaan yang awalnya berat dikerjakan oleh seorang diri, kini menjadi ringan dan cepat selesai.
Disiplin
Tugas yang diberikan kepada anak yang berkaitan dengan kegiatan rumah tangga akan membantu menumbuhkan disiplin. Anak akan terbiasa memanajemen waktu hidupnya kapan bersenang-senang, belajar, membantu orang tua, dan sebagainya.
Dengan belajar memanajemen waktu, anak akan belajar menyelesaikan tugas secara tepat waktu. Anak akan belajar menghargai waktu yang ada. Sebab, waktu yang dimiliki berharga dan terasa sia-sia jika tidak dimanfaatkan secara bijak.
Menumbuhkan rasa percaya diri
Saat kita melibatkan anak dalam pekerjaan rumah tangga, saat itulah anak menerima tanggung jawab dan mampu menyelesaikannya dengan baik.
Anak akan merasa bangga manakala ada bentuk pujian dan apresiasi dari orang tua sehingga anak memiliki keyakinan dalam hatinya bahwa dia mampu dan menguatkan rasa percaya dirinya untuk mencoba hal-hal baru yang menantang.
Itulah beberapa nilai-nilai kehidupan. Sebenarnya masih banyak nilai yang akan didapatkan anak bila kita sebagai orang tua menanamkan sejak dini.Â
Penguatan karakter perlu dikuatkan di keluarga sehingga saat mengenyam pendidikan anak tinggal memantapkan. Sehingga tidak ada anggapan bahwa itu tugas guru di sekolah tapi ada kolaborasi yang baik untuk saling memberikan yang terbaik bagi anak dalam penguatan karakter.
Sebab dengan penebalan karakter itu sangat diperlukan sebagai modal masa depan di tengah krisis laku anak zaman yang perlu perhatian dari semua pihak.
Mengajak anak membantu orang tua dalam pekerjaan rumah tangga memberikan manfaat yang sangat penting bagi perkembangan pribadinya.
Meskipun terkesan ribet bila anak ikut serta namun di balik itu merupakan bentuk investasi berharga jangka panjang dalam upaya pembentukan karakter dan kemandirian anak.Â
Adapun manfaat yang diperoleh anak dalam menjalankan pekerjaan rumah tangga sejak dini adalah pengembangan rasa tanggung jawab, keterampilan hidup, kedisiplinan, peningkatan rasa percaya diri, membangun kerja sama dalam keluarga, mengurangi beban orang tua, mengajarkan pentingnya kebersihan dan kesehatan.
Tips melibatkan anak dalam pekerjaan rumah tangga
Mulai dengan tugas sederhana dan tunjukkan contoh
Jika kita ingin melibatkan anak dalam pekerjaan rumah tangga maka kita sesuaikan dengan usia dan kemampuan anak. Kita bisa mulai dengan pekerjaan sederhana misalnya merapikan mainan sendiri, makan sendiri, dan sebagainya.
Dalam menyampaikan kepada anak usahakan menggunakan bahasa yang tidak mendikte. Tapi kita mulai terlebih dahulu kemudian kita memanggil anak sembari berkata "Bisakah bantu Ibu untuk merapikan mainan ini?" biasanya di usia 2 hingga 4 tahun anak akan senang membantu sehingga fase ini merupakan fase yang sangat penting untuk dikenalkan. Kita bisa memberikan contoh baru diikuti anak secara bersama-sama.
Buatlah pekerjaan menjadi menyenangkan
Dalam hal ini kita bisa memutar alat musik kesukaan anak sembari menyelesaikan pekerjaan. Tak terasa pekerjaan selesai sambil anak dan ibu bernyanyi secara bersama-sama.
Berikan penghargaan dan pujian
Setiap anak senang dipuji dan dihargai. tak rugi bila orang tua memberikan pujian dan ucapan terima kasih atas bantuan anak dan kinerjanya. Hal ini akan memotivasi anak untuk terus berkontribusi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H