Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Refleksi Diri: Mengapa Guru Perlu Beradaptasi demi Pendidikan Lebih Baik?

28 Juni 2024   09:47 Diperbarui: 28 Juni 2024   10:28 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam pemikiran Ki Hajar Dewantara, perubahan di sini adalah budi pekerti. Budi pekerti menurut beliau meliputi cipta, rasa, karsa, dan pekerti. Cipta dimaknai sebagai pikiran, sementara rasa adalah perasaan. Sedangkan karsa kemauan dan pekerti adalah tenaga. Sehingga guru diharapkan dapat menuntun anak-anak untuk dapat melakukan olah cipta yaitu dengan cara menajamkan pikirannya. Sementara olah rasa menghaluskan perasaannya, olah karsa memperkuat kemauannya dan olahraga menyehatkan jasmaninya. Jika pendidikan ini mampu dilakukan secara holistik dan seimbang maka akan terjadi kesempurnaan budi pekerti yang membawa perubahan seseorang pada kebijaksanaan.

Kemudian selain perubahan, inti dari filosofi Ki Hajar Dewantara adalah keharusan untuk memandang murid dengan rasa hormat. Dengan melakukan pembelajaran yang berorientasi kepada murid, yakni bebas dari segala ikatan dengan suci hati mendekati anak, tidak hanya meminta sesuatu hak namun untuk menghamba pada anak. Dari sini kita belajar untuk memposisikan murid dengan posisi yang sangat istimewa. Pembelajaran yang berorientasi pada anak adalah paling esensial dalam proses pendidikan.

          Dari proses renungan belajar mengenai filosofi Ki Hajar Dewantara mendorong pribadi untuk mengerakkan diri mengubah cara yang sudah ada disempurnakan menjadi lebih baik. Dengan melibatkan hati di setiap pengajaran, menuntun setiap laku murid sehingga murid memiliki kemandirian dan menemukan kesadaran akan karakter baik yang ditanamkan melalui budaya positif sehingga sebagai bekal masa depan baik sebagai pribadi dan anggota masyarakat.

          Pembelajaran yang berpusat pada murid akan mendorong guru melakukan berdiferensiasi. Guru akan melakukan pengamatan dan penilaian diagnostik sebagai bekal pemetaan awal untuk menentukan langkah dan strategi pembelajaran yang tepat. Hal tersebut akan berdampak pada pembelajaran yang menyenangkan. Selain itu, guru perlu meningkatkan kualitas diri menjadi teladan seperti yang telah diwariskan oleh beliau  yakni "Ing Ngarsa Sung Tuladha" berarti di depan memberikan teladan. Dengan memperbaiki kualitas diri setidaknya setiap laku dan perkataan guru dapat dijadikan contoh murid dalam bertindak. Tidak hanya menuntut murid baik, sementara gurunya tidak belajar dari kesalahannya. Jadi, sebagai guru mesti menjadi teladan yang baik bagi murid. Dengan berada di depan, guru mesti menunjukkan perilaku, sikap, dan tindakan yang dapat dicontoh. Melalui keteladanan yang baik akan memberikan dorongan dan inspirasi bagi murid untuk mengikuti jejak positif.

          Selain itu, "Ing Madya Mangun Karsa" yang berarti di tengah guru memberikan semangat, motivasi, dan kreavitas murid. Guru mesti mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menantang sehingga murid termotivasi untuk belajar dan mengembangkan diri di sesuaikan bakat dan minatnya.

          Sedangkan  "Tut Wuri Handayani" yang berarti di belakang memberikan dorongan dan dukungan kepada murid agar mereka dapat mandiri dan penuh percaya diri. Guru berperan sebagai motivator yang memastikan murid merasa didukung dalam setiap langkah menuju pencapaian tujuan dan potensi yang dimilikinya.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun