Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Petani Milenial, Menemukan Peluang dalam Karier Green Job

23 Juni 2024   19:55 Diperbarui: 25 Juni 2024   19:28 899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dokumentasi pribadi)

Dengan adanya teknologi tersebut setidaknya petani dapat meningkatkan efisiensi, memaksimalkan hasil produksi, dan mengurangi biaya.

Setiap pekerjaan yang ditekuni akan menghasilkan dan menguntungkan. Memang pada awalnya gagal, namun kegagalan itu merupakan kesuksesan yang tertunda supaya kita belajar untuk bangkit dan menata harapan di depan. Adapun keuntungan apabila kita mengambil peluang menjadi petani milenial

Keberlanjutan lingkungan

Menjadi petani milenial juga memiliki potensi sukses apalagi dampak lingkungan juga luar biasa. Usaha yang dilakukan juga berfokus pada cara pertanian yang ramah lingkungan misalnya memanfaatkan limbah menjadi kompos dan menjadi pupuk organik dan teknik pengendalian hama secara alami. 

Aplikasi aksi nyata yang dilakukan dapat membantu kesehatan ekosisten dan membantu mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan yakni pengurangan jejak karbon.

Peluang ekonomi

Hasil dari pertanian hijau masih menjanjikan dan terus berkembang. Apalagi dengan memanfaatkan teknologi pemasaran yang kekinian yang tepat. Petani milenial dapat menjual hasil pertanian dengan harga yang sesuai baik di pasar sekitarnya maupun menggunakan platform e-commerce.

Inovasi dan kreativitas

Setiap kegagalan yang dialami tak membuat putus semangat. Dari kegagalan akan memiliki kebebasan dalam melakukan inovasi dalam proses produk hingga metode pemasaran. 

Dari inovasi tersebut terciptanya kreativitas yang unik misalnya sayuran eksotis atau makanan olahan yang memiliki nilai tambah tinggi dan memanfaatkan pemasaran melalui media sosial yang dapat dijangkau oleh banyak konsumen.

Kontibusi sosial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun