Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menginspirasi dalam Membimbing Lomba: Seni Menjadi Guru yang Dekat dengan Murid

30 Mei 2024   05:14 Diperbarui: 30 Mei 2024   05:20 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menginspirasi dalam Membimbing Lomba: Seni Menjadi Guru yang Dekat dengan Murid

Sebuah anugerah yang luar biasa diberikan kesempatan mengikuti diklat yang diadakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur mengenai pembimbing Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia yang disingkat dengan OPSI. Pada kesempatan itu, bertemu dengan guru hebat yang sangat piawai menguasai dalam bidang ilmu sehingga dapat menelurkan generasi emas yang membuat decak kagum. 

Kesabaran dan ketelatenan dengan penuh pengorbanan melalui usaha dalam mengembangkan KIR di sekolah mampu membawa muridnya sampai ke luar negeri dan meraih beasiswa penuh di perguruan tinggi tak hanya di perguruan tinggi di Indonesia juga di luar negeri. Ya melalui karya tulis membawa muridnya sampai ke tingkat internasional.

Beliau tak hanya sebagai Pembina KIR di sekolah tapi seorang mentor yang memiliki nama di nasional. Pengalaman beliau mengetuk pola pikir yang membimbing lomba belum total dalam pembinaan karya tulis. Melalui refleksi diri memang tak bisa dipungkiri bahwa jika guru telah terjun maka jangan setengah-setengah maka hasil akan mengikuti sesuai jeri payah yang dikeluarkan. Beliau nama lengkapnya Bapak Ade Kuswara, S.Pd. Gr.

Dari pencerahan beliau, setidaknya menjadi renungan bahwa peran guru tidak hanya sebagai seorang pengajar mata pelajaran, tapi lebih dari itu. Seorang guru dapat menjadi pembimbing yang dapat menginspirasi dan dekat dengan murid. Untuk itu, guru perlu membangun kedekatan dengan murid binaanya dalam menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan kondusif. 

Selain itu, komunikasi yang efektif menjadi jalan untuk membangun hubungan kedekatan yang merefleksikan segala tantangan dan juga hambatan dalam even perlombaan.

Untuk membangun kepercayaan dan kedekatan dengan murid, guru pembimbing perlu melakukan komunikasi terbuka dalam berdiskusi dengan murid. Dalam diskusi, guru mendengarkan segala pendapat dan kekhawatiran murid dalam menghadapi perlombaan. Dengan komunikasi yang efektif yang baik dapat menciptakan rasa saling percaya diri murid untuk membulatkan tekad menghasilkan karya yang luar biasa.

Tak hanya komunikasi terbuka, guru perlu melakukan pendekatan personal. Dalam melakukan pendekatan personal, guru perlu memahami keunikan dan kebutuhan masing-masing murid binaannya. Sebab, setiap murid mempunyai keunggulan dan kelemahan berbeda-beda. Dengan dasar itu, setidaknya membantu guru memberikan pembinaan atau pembimbingan yang tepat.

Selain itu, guru perlu menunjukkan rasa empati dengan menunjukkan dukungan emosional terutama murid yang sedang menghadapi tekanan atau mengalami kegagalam lomba. Untuk itu, guru perlu membantu dalam memotivasi untuk bangkit dan mengarahkan karyanya dalam lomba lain sehingga memiliki peluang untuk menang.

Setiap pembina lomba dalam membimbing lomba tentu memiliki target ingin menang. Tapi target tersebut menjadi pemacu semangat guru dalam melangkah. Setidaknya ada tiga yang harus dimiliki oleh guru pembimbing lomba jika ingin sukses dalam membina lomba.

  • Amor. Maksudnya guru dapat hadir, dekat bersama, menyatu, dan seperasaan dengan murid. Kiat ini memang terlihat sederhana namun jika diaplikasikan ternyata tidak semudah mengucapkan. Guru mesti menyediakan waktu, tenaga, pikiran untuk membersamai murid dalam menuntaskan projek yang sedang dikerjakan dengan senang hati. Meskipun harus menepiskan kepentingan pribadi demi hasil bimbingan dengan baik dan berdampak.
  • Amot maksudnya mampu memuat segala beban, keluhan, dan harapan murid. Menjadi seorang pembina lomba tidak hanya mampu mengarahkan tapi menjadi seorang psikolog untuk menjadi penyembuh luka hati dan membangkitkan semangat di saat murid sedang turun semangat. Melalui pendekatan dan komunikasi yang baik maka segala beban, keluhan, dan harapan murid dapat dipecahkan.
  • Among maksudnya menjaga, mencukupi, mengasuh, mengasihi, dan mengasah murid. Dalam hal ini sebagai pembimbing, guru perlu menjadi orang tua yang menjadi fasilitator dalam membantu memecahkan segala hambatan yang ada. Jika mengalami kesulitan, anjuran dari refleksi murid, guru perlu menyarankan untuk mengasah kemampuan murid dengan literasi agar kebuntuan saat penyelesaian projek dapat berjalan sesuai harapan.

Dalam kisah guru pembimbing lomba memang bukanlah tugas yang mudah. Guru perlu belajar memiliki keahlian dalam bidang yang dilombakan atau setidaknya menjadi alternatif penyelesaian jika dirinya belum mampu dalam bidang tersebut dengan membina hubungan dengan guru lain. 

Tak hanya itu, sebagai guru pembimbing tak hanya membimbing tapi dapat menginspirasi dan memberikan dukungan emosional kepada murid binaanya. Keberhasilan guru pembimbing lomba tidak selalu diukur saat meraih kemenangan yang diperolehnya tapi sejauh mana guru mampu melekat di hati murid dan memberikan dampak positif secara berkesinambungan.

Seorang guru pembimbing lomba memiliki peranan yang kompleks. Guru setidaknya bisa menjadi mentor, motivator, dan menjadi teman yang nyaman bagi muridnya.

Dalam pembinaan dan pembimbingannya, guru tidak sekadar memberikan materi dan teknik dalam perlombaan, tapi perlu menanamkan karakter nilai kejujuran, kerja keras, dan sportivitas. 

Dengan demikian, diharapkan melalui bimbingan dan pembinaan yang tepat, murid merasa lebih yakin penuh percaya diri  terdorong untuk memberikan yang terbaik dalam setiap perlombaan.

Melalui keteladanan yang tampak dari dedikasi guru dalam menyiapkan materi, kesabaran dalam menjelaskan, dan semangat dalam membersamai latihan. Hal itu dapat menginspirasi dan menjadi teladan bagi murid binaannya. 

Dengan perilaku yang tampak maksimal misalnya semangat tinggi dan ketekunanan umumnya dapat menularkan energi positif bagi murid binaannya. Perilaku tersebut dapat menjadi motivasi bagi muridnya untuk berusaha kerja keras dan tidak mudah patah semangat bila mengalami kegagalan. Yuk, bimbinglah murid dengan hati dan totalitas agar dampaknya dapat dinikmati sebagai persiapan masa depan kariernya.

Sumber refleksi dari diklat guru pembimbing OPSI

                   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun