Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Menyelami Ramadan: Keseimbangan dalam Navigasi Media Sosial

30 Maret 2024   08:26 Diperbarui: 30 Maret 2024   08:29 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pengguna media sosial(businessinsider.com)

Menyelami Ramadan: Keseimbangan dalam Navigasi Media Sosial

Berbicara mengenai puasa, kita telah berusaha menahan diri dari rasa lapar dan haus. Namun saat diminta untuk puasa media sosial apakah mampu? Menurut pribadi, pernah saya lakukan namun apa yang terjadi? Karena hampir seharian tidak menengok gawai banyak pesan yang harus dijawab, banyak kewajiban yang harus diselesaikan. Ternyata sangat berat jika hidup tidak ada gawai untuk melakukan komunikasi. Ibarat gawai merupakan kebutuhan hidup untuk memperlancar urusan dan komunikasi bukan untuk kesenangan belaka.

         Pada bulan Ramadan tidak hanya merefleksi apa yang telah kita lakukan tetapi sebagai upaya mendekatkan diri kepada sang Pemilik Hidup. Namun di era digital kita juga dihadapkan sebuah tantangan untuk menyeimbangkan antara menjalankan ibadah puasa atau terus tergoda dengan media sosial. Lalu bagaimana kita menyikapi diri agar kita dapat menyelami setiap makna Ramadan dengan baik dengan terus menjaga keseimbangan dalam penggunaan media sosial?

          Gawai adalah benda kecil tapi memiliki kekuatan yang luar biasa untuk memegangnya. Benda tersebut ibarat sebuah magnet yang kuat untuk menarik dan membukanya. Namun, hidup kita berharga jika hanya memiliki orientasi terfokus pada penggunaan gawai. Masih banyak hal lain yang mesti dilakukan. Namun keberadaan gawai terutama sosial media sebagai penunjang untuk mengantarkan kita sukses dalam menjalani roda kehidupan.

          Hidup memang memerlukan keseimbangan. Terlalu berat sebelah akhirnya juga tidak menyenangkan. Dari gawai kita bisa belajar banyak hal dan memudahkan setiap urusan atau pekerjaan. Tapi terlalu menikmati gawai untuk sosial media seperti watsapp, instagram, facebook, dan lainnya juga tak baik. Semua memiliki porsi masing-masing agar senantiasa memiliki manfaat untuk ibadah, pengembangan diri, dan penguatan karakter.

Jika kita ingin menemukan keseimbangan dalam penggunaan media sosial dengan ibadah puasa maka kita bisa memanfaatkan sebuah momen Ramadan untuk menguatkan hubungan dengan Allah dengan cara merenungkan setiap napas yang diberikan hingga menemukan makna kehidupan. Sementara penggunaan media sosial dapat memberikan inspirasi dan pengetahuan tentang banyak hal sehingga kita pastikan bahwa waktu yang kita miliki tidak terlalu banyak tercurahkan ke dalamnya sehingga fokus ibadah tidak terganggu.

            Tak hanya itu, kita juga memperhatikan kualitas dan kuantitas penggunaan media sosial. Jangan sampai kita terjebak dalam mengonsumsi konten yang kurang baik atau mengikuti perdebatan opini yang mengiring ke arah fitnah. Untuk itu, bijak bagi kita untuk memilah dan memilih kualitas konten yang dapat membantu kita memahami pendalaman agama, motivasi hidup, atau memberikan ide dan inspirasi untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.

            Selain itu, adanya media sosial juga perlu sebagai alat untuk menguatkan hubungan dengan keluarga, relasi, teman-teman terutama jauh di mata namun terasa dekat di hati. Kita bisa memanfaatkan media sosial sebagai tempat menyiarkan kebaikan, pesan positif, doa, motivasi agar orang yang melihat dapat saling mendukung ke arah kebaikan. Apalagi bisa saling memotivasi untuk mengingatkan bahwa hidup itu indah apabila digunakan untuk menebar kebaikan.

            Berikut ini tips sederhana dari saya pribadi agar dapat menyeimbangkan penggunaan media sosial di Ramadan penuh berkah ini

Batasi waktu penggunaan sosial media

Waktu yang kita miliki 24 jam dalam sehari semalam. Jika waktu tidak kita Kelola dengan bijak semua terasa menjadi beban bertambah. Mengapa bisa? Hidup perlu seimbang agar terjadi keteraturan begitu halnya dengan waktu untuk mengakses media sosial. Namun, kita perlu memperioritaskan waktu yang ada untuk ibadah, bersama keluarga tercinta, kegiatan positif, pekerjaan, dan sebaginya. Keberadaan media sosial untuk penunjang dalam kehidupan sehingga mendatangkan manfaat dalam setiap langkah hidup ini.

 Gunakan sesuai tujuan dan kebutuhan

Waktu yang kita miliki berharga apabila tidak kita gunakan dengan bijak. Maka gunakan media sosial secara sadar dengan memiliki tujuan yang jelas. Gunakan gawai yang kita miliki untuk memperoleh dan mendalami ilmu, berbagi kebaikan atau menyebarkan pesan untuk kebaikan agar kebaikan yang kita tanam dan kita nikmati kelak.

 Pilihkan konten dengan bijak

Kalau kita telusuri di media sosial luar biasa konten yang disajikan apalagi yang berpotensi negatif juga luar biasa. untuk itu pilihlah dengan bijak agar kosentrasi waktu kita untuk ibadah juga baik. Waktu kita sebaiknya untuk kosentrasi pada konten yang membangun, menginspirasi, dan juga mendidik. Dengan begitu, tujuan yang ingin kita capai minimal tercapai dan kita dijauhkan dari konten yang membuat kita seolah menikmati fatamorgana tanpa kontrol.

 Gunakan media sosial dengan bijak

Waktu kita di dunia hanya sebuah persinggahan. Sayang sekali jika membiarkan waktu yang ada dikendalikan oleh media sosial. Berharap sanjungan dari manusia banyak menelan kecewa tapi bila media sosial kita tanamkan kebaikan maka kebaikan itu akan kita petik di kemudian hari. Untuk itu, bijaklah bermedia sosial agar mendapatkan kebaikan bukan justru keburukan yang tak diinginkan.

             Hidup lepas dari gawai memang tidak mudah. Tapi menyeimbangkan penggunaan gawai sesuai kebutuhan itu adalah sebuah keputusan yang bijak. Memanfaatkan waktu yang kita miliki apalagi Ramadan adalah waktu yang berharga untuk terus berefleksi diri agar hidup yang kita miliki tidak penuh penyesalan. Semua perlu kontrol diri yang kuat untuk memikirkan dampak yang terjadi dan terus berupaya untuk tidak larut dalam godaan dalam penggunaan media sosial yang berlebihan. Apapun yang digunakan berlebih juga tidak baik sehingga harus sesuai porsi masing-masing.

          Dengan menggunakan media sosial secara bijak dan memperioritaskan kegiatan sesuai rencana dan nilai-nilai agama, insyaAllah kita dapat menyelami makna kehidupan terutama makna Ramadan. Sehingga kita dapat meningkatkan dan menguatkan spiritual dan muhasabah diri. Semoga kita selalu istikomah dalam setiap langkah yang kita pilih hingga hembusan napas terakhir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun