Saat kita tidak bisa memberikan bantuan, di saat itulah kita dapat menyarankan kepada orang lain untuk membantu. Meskipun dia memaksa harus kita. Namun situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan. Maka saran itulah sebagai bentuk kepeduliaan kepadanya. Kita jangan sampai mengorbankan diri sendiri karena kita menolongnya. Kita tetap realistis dengan keadaan, jangan sampai berakhir bahwa kita selalu mengabulkan setiap keinginannya tanpa disadari.
     Dalam kehidupan selalu ada dinamika pertemanan yang kita jumpai. Namun, kita bisa memberikan penilaian dan memilih teman yang memberikan dampak baik bagi kita tanpa harus menunjukan sikap diskriminasi agar tidak meninggalkan luka di hati. Kita tidak lupa apa yang dilakukan pada kita sehinga itu sebagai refleksi diri bagaimana kita bersikap tegas pada situasi tertentu. Luka di hati akan terus terkenang meskipun kita berusaha menepisnya. Namun, dengan selalu berpikir positif setidaknya itu yang membuat kita nyaman dalam pergaulan. Biarlah waktu yang membuktikan bahwa keberadaan dia baik untuk kita dan justru sebaliknya. Saat itulah kita bisa belajar mandiri agar tidak selalu tergantung dengan orang lain dan kita terus berusaha belajar adaptif dengan keadaan sehingga bisa memberikan dampak pada diri kita dan sekitarnya.
     Kita juga jangan lupa pada teman yang mendukung kita saat kita sulit. Di saat dia sulit, maka kita juga andil dalam membantunya. Sesibuk apa pun diri kita setidaknya kehadiran kita dapat menemani harinya yang sulit dalam mengatasi keadaan. tunjukan rasa empati dan simpati kita agar dia tetap tenang dan penuh percaya diri bahwa setiap masalah ada pelangi indah yang menanti. Tunjukkan rasa kolaborasi bersama rekan lainnya untuk meringankan bebannya agar masalah yang ada untuk menguatkan kebersamaan dan menjalin kekeluargaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H