Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Penanaman Karakter Kejujuran Anak melalui Nilai Agama dan Pendekatan Humanistik

18 Januari 2024   05:21 Diperbarui: 18 Januari 2024   05:28 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENANAMAN KARAKTER KEJUJURAN ANAK MELALUI PENANAMAN NILAI AGAMA DAN PENDEKATAN HUMANISTIK

Setiap anak yang dilahirkan di dunia ini dalam keadaan fitrah. Sehingga terkadang lingkungan dan orang di sekitarnyalah yang menyumbang perubahan karakter pada anak. Mengapa demikian? Ada ungkapan yang mengatakan bahwa buah jatuh tidak jauh dari pohonnya itu berarti tabiat atau perilaku kedua orang tuanya akan diturunkan ke anak. Jika perilaku orang tuanya baik, maka setidaknya ada menularkan yang baik pada buah hatinya.

Hal itu setidaknya secara nalar kurang dapat berterima sebab perlu adanya penelitian yang mendalam. Hal kecil saja sebagai perumpamaan, jika kita menanamkan sebuah kebaikan maka kebaikan pula yang kita dapatkan begitu pula sebaliknya. Jadi apa pun yang kita lakukan akan berimbas kepada anak kandung yang kita miliki.

Untuk dapat mencetak anak memiliki nilai kejujuran tidaklah mudah sebab banyak fakkor yang mempengaruhi di antaranya televisi, teman sebayanya, keluarga,dan juga kita sebagai orang tuanya. Untuk itu, perlu adanya pemahaman yang mendalam untuk kita sebagai orang tua. Orang tua setidaknya memiliki ilmu bagaimana menerapkan kejujuran terutama bagi diri sendiri kemudian baru diterapkan kepada anak.

Jika perilaku orang tua belum dapat memberi contoh yang baik maka anak akan menjadi alasan yang kuat untuk berargumen bahwa yang menyuruh saja tidak jauh beda dengan apa yang dilakukan. Hal tersebut merupakan tamparan keras bagi kedua orang tua bahwa anaknya memiliki tingkat pemerhati yang jauh dari perhatianya. Oleh karena itu, perbaiki diri terlebih dahulu dengan melakukan kegiatan literasi baca dan bertukar pengalaman dengan orang yang dianggap berhasil menanamkan karakter kejujuran pada buah hatinya.

Setelah orang tua memiliki cukup ilmu maka ketika memiliki buah hati maka tidak akan kesulitan. Ketika buah hati lahir langkah demi langkah tidak mengalami kendala yang berarti. Orang tua paham bahwa setiap anak yang lahir merupakan titipan Allah yang mesti dijaga dan dipelihara dengan memberikan yang terbaik untuknya. Untuk itu, anak perlu bekal ilmu agama maupun disiplin ilmu yang lain secara seimbang sebagai bekal meniti masa depan yang penuh lika-liku.

Dengan penanaman agama sejak dini anak diperkenalkan mana yang baik dan buruk sehingga anak mampu membedakan keduanya tanpa tertukar. Dengan demikian nilai kejujuran akan mudah terserap oleh anak apabila anak menyakini bahwa Allah itu ada dan malaikat akan siap memberikan laporan kelak di akhirat. Hal tersebut kita sebagai orang tua mengajarkan kepada anak apa yang menjadi konsekuensi apabila anak suka berbohong.

Anak akan mengerti apabila kita sebagai orang tua memberikan ilustrasi disertai gambar apa yang menjadi balasannya sehingga anak berpikir kedua kalinya jika melakukan kesalahan. Namun apakah dengan penanaman agama saja cukup akan melatih anak berlaku jujur? Itu saja belumlah cukup sehingga perlu adanya pendekatan pribadi anak.

Setiap anak yang dilahirkan memilki karakter yang berbeda-beda sehingga orang tua harus paham dengan karakter anaknya. Sebab ibulah yang paling paham betul bagaimana karakter anaknya. Selain memiliki ikatan batin yang kuat, ibu juga sering berinteraksi dengan anak.  Sebaiknya tidak ada jurang pemisah antara ibu dan anak. Ibu juga menjalin keakraban dengan anak supaya anak dapat terbuka mengenai apa yang dirasakan oleh anak.

Selain ibu, ayah juga memiliki fungsi yang sama dengan ibu. Hanya saja waktu interaksi ayah jauh lebih sedikit manakala waktu ayah digunakan untuk mencari rezeki. Hal itu, tak menjadi alasan keakraban berkurang. Waktu yang ada jika dimaksimalkan dengan baik akan menghadirkan sesuatu yang jauh berharga. Bentuk perhatian inilah merupakan hak anak untuk mempengaruhi tumbuh kembang anak dengan memiliki karakter baik.

Jika suami istri dapat bekerja sama dengan baik, maka akan memaksimalkan peran dan fungsi dalam menjalankan kewajiban utama, yakni memberikan didikan yang maksimal sehingga karakter yang terbentuk akan baik sesuai harapan orang tua. Harapan orang tua memiliki buah hati yang sarat karakter tercapai sehingga buah hatinya menjadi contoh bagi teman sekitarnya.

Ketika anak mulai beranjak besar, tentu cara mendidiknya sudah mengalami perubahan. Kita sebagai orang tua tidak boleh otoriter ataupun egois hanya mementingkan diri sendiri. Sebab perubahan zaman berpengaruh terhadap perilaku anak. Orang tua setidaknya mengikuti perkembangan zaman sehingga lebih memahami dan mengerti mengenai anak sesuai zamannya. Orang tua hendaknya mendidik anak sesuai zamannya tanpa membatasi keingintahuan anak tentang zaman yang dijalani. Anak setidaknya harus tahu apa itu teknologi yang sedang berkembang. Bagaimana cara mengaplikasikan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Lalu bagaimana bentuk peran orangtua yang diharapkan?

Peran orang tua tetap sama yakni mendidik, membimbing, dan mengarahkan anak bagaimana dalam menyikapi kehidupan yang terkadang di depannya baik, namun belum tentu baik untuk kelangsungan hidupnya. Untuk dapat memasukkan bimbingannya orang tua bersikap seperti teman yang setiap saat anak perlukan dapat datang untuk menyampaikan setiap keluh kesahnya.

Di sini diperlukan komunikasi yang baik sehingga akan melahirkan keterbukaan anak kepada orang tua. Orang tua hendaknya menghargai apa yang dilakukan anak. Tidak lantas langsung menyalahkan tanpa mendengar penjelasan. Oirang tua hendaknya mengerti psikologi dan mental anak. Sebab  ada anak yang tak mudah menerima nasihat secara langsung dalam bentuk kekerasan. Adapula yang meminta jalur kelembutan sehingga dibutuhkan sikap yang bijak dalam melakukan tindakan.

Dengan sikap saling menghargai hasil yang diperoleh anak akan menumbuhkan rasa percaya diri anak. Anak tidak akan merasa takut untuk mengungkapkan segala sesuatu yang menjadi kendala yang dialami oleh anak sehingga orang tua memberikan bimbingan berupa penguatan karakter kepada anak. Anak akan merasa diperhatikan dan akan tumbuh menjadi anak yang percaya diri dan menyakini setiap usaha yang diperoleh.

Dengan begitu anak akan mengatakan sejujurnya mengenai apa yang dirasakan, apa yang dilakukan sebab orang tua sebagai teman yang mampu memberikan jawaban atas kesulitan yang dialami. Orang tua tak pernah egois menargetkan sesuatu yang sempurna tanpa melihat kemampuan anak. Sehingga anak dapat berusaha mengatasi setiap permasalahan dengan sendiri melalui bimbungan dan didikan yang diberikan oleh kedua orang tuanya.

Terkadang mendidik anak tidak harus ketat sekali seperti kita memainkan layang-layang. Terkadang harus dikendorkan, terkadang harus dikencangkan sehingga anak tahu kapan dia salah, kapan dia harus menguatkan diri, dan kapan dia harus berusaha memecahkan setiap masalah dirinya tanpa melibatkan orang lain. Inilah yang menjadi harapan orang tua mereka agar buah hatinya dapat memaknai kehidupan yang dapat dijadikan pengalaman yang berharga.

Kehidupan ini banyak memberikan pelajaran dan pengalaman yang berharga asal kita sebagai orang tua secara bijak berkenan belajar dan mengaplikasikan dalam mendidik anak. Anak adalah karunia terindah yang telah Allah titipkan kepada kita sehingga kita rugi menyiakan keberadaan mereka. Anak adalah aset berharga yang harus dijaga dan dipelihara, sebab merekalah generasi penerus keturunan kita kelak. Semoga kita dapat menjadi orang tua yang selalu menghadirkan ketentraman dan kerinduan bagi anak sehingga anak tidak datang jika ada perlu saja.

             

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun