Mohon tunggu...
SuciatiFDA
SuciatiFDA Mohon Tunggu... Guru - Guru SMKN 5 Sijunjung

Guru Bahasa Indonesia, Penulis Novel Online dan sastra yang lainnya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

P4TK Medan Memberikan Motivasi Kepada Guru SMKN 5 Sijunjung

10 September 2022   05:22 Diperbarui: 10 September 2022   05:37 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filosofi Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara (sumber: Modul Diklat CGP)

Tim Pengembangan SMK Negeri 5 Sijunjung yang sangat bersemangat dan berkomitmen tinggi pada tahun 2022 ini telah berhasil meyakinkan Kemendikbudristek melalui Ditjen Pendidikan Vokasi (Diksi) menetapkan SMKN 5 Sijunjung menjadi salah satu SMK Pelaksana Program Pusat Keunggulan (SMKN PK). Kepercayaan Ditjen Diksi ini menjadi momentum baru bagi SMKN 5 Sijunjung untuk melakukan perubahan pengembangan sekolah demi layanan pendidikan yang semakin berkualitas adalah implementasi kebijakan sekolah dan layanan (proses) pembelajaran yang berpusat dan berpihak pada anak. Sehingga memberikan pelayan yang berkualitas kepada siswa menjadi suatu hal yang utama bagi seluruh civitas akademik di SMK Negeri 5 Sijunjung.

Apa saja yang menjadi panduan bagi SMKN5 Sijunjung dalam mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat dan berpihak pada anak (peserta didik)? Jawabannya adalah dengan mulai mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dan mempelajari lebih dalam lagi apa yang dituntut oleh kurikulum merdeka. Sehingga setiap guru di SMK Negeri 5 Sijunjung menjadi sangat paham dengan kurikulum merdeka, kurikulum yang wajib di pakai oleh SMK Pusat keunggulan.

Kepercayaan  Kemendikbudristek SMKN5 Sijunjung menjadi SMK PK sekaligus juga diberikan tanggungjawab dalam mengimplentasikan Kurikulum Merdeka, yang mendorong penyelenggaraan pendidikan mengembalikan filosofi pendidikan ke tujuan sebenarnya, menurut Ki Hajar Dewantara, yang telah dinobatkan sebagai Bapak sekaligus Pahlawan Pendidikan Nasional Indonesia.

Untuk memantapkan pemahaman Pendidik dan Tenaga Kependidikan di SMKN5 Sijunjung, Ditjen Vokasi memfasilitasi pelaksanaan In House Training (IHT), yang dilaksanakan pada tgl   29 Agustus sampai dengan 8 September 2022. Kegiatan ini di fasilitasi oleh komite pembelajaran dan P4TK serta dari dinas pendidikan provinsi sumatera barat.

Untuk memantapkan penguatan pemahaman para guru dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, tim SMK PK dan Komite Pembelajaran SMKN5 Sijunjung mendatangkan narasumber dari BBPPMPV BBL Medan yang kali ini diwakili oleh Bapak Pariaman Saragi, S.T., M.Si. Kegiatan IHT dan Worskshop dengan model pendampingan yang dilakukan oleh Bapak Pariaman dilakukan selama dua hari yaitu dari tanggal 2 sampai dengan 3 September 2022. Kegiatan yang dilakukan selama dua hari itu benar benar menjadi sebuah pembelajaran yang sangat diharapkan oleh seluruh guru guru di SMK Negeri 5 Sijunjung yang memang haus dengan yang namanya kurikulum merdeka. Salah satu strategi yang dilakukan oleh Pak Saragi adalah metode Refleksi. Pak Saragi membangun pertanyaan-pertanyaan bermakna yang tidak bisa dijawab dengan serta merta, namun membutuhkan proses merenung bahkan berfikir sejenak untuk menemukan jawaban (saat ini). Misalnya dengan pertanyaan: apa yang kita miliki sehingga SMK kita ini layak menjadi keunggulan? Dalam hal apa SMKN5 Sijunjung dapat menginspirasi sekolah-sekolah di sekitar? Kekuatan apa yang kita miliki untuk dapat mengimplementasikan Kurikulum Merdeka? Mana yang lebih dominan, ketika kita melayani anak-anak kita, apakah kita dominan berperan sebagai pengajar (teacher centered) atau sebagai fasilitator yang menuntun potensi tumbuh kembangnya anak? Contoh-contoh pertanyaan tersebut membutuhkan waktu sejenak untuk melakukan refleksi mulai dari diri, tidak bisa dijawab dengan serta merta. Pertanyaan yang pada akhirnya membangkitkan kesadaran guru guru akan apa yang sebenarnya harus mereka lakukan.

Antusias setiap guru guru sangat terlihat selama dua hari itu, berbagai pertanyaan dilontarkan oleh peserta kegiatan, berbagai keluhan dan juga yang masih menjadi bahan pemikiran, keraguan serta kebingunan guru guru. Pak Saragi  mencontohkan cara yang unik dalam menjawab semua pertanyaan dari guru guru. Pak saragi tidak serta merta memberikan jawaban, tetapi menuntun guru yang bertanya, menemukan jawaban sendiri. Ketika kami para peserta mengkonfirmasi cara yang unik ini, Bapak Saragi menjelaskan bahwa cara yang dipraktekkan itu bagian dari sebuah pembelajaran yang menuntun, yaitu: Coaching. Sangat nyata bahwa Pak Saragi tidak memposisikan guru sebagai seseorang yang tidak tahu tentang Kurikulum Merdeka sehingga harus diberitahu atau diajari. Pak Saragi memposisikan bahwa guru mengajukan sebuah pertanyaan karena telah didasari pengetahuan/ pengalaman. Yang terjadi malah, Pak Saragi membangun pertanyaan-pertanyaan yang bermakna, sehingga guru menemukan sendiri jawaban dari pertanyaanya. Sungguh ini sangat mengispirasi, karena hal ini sangat relevan deipraktekkan dalam proses pembelajaran di kelas, di mana peserta didik sering megajukan pertanyaan, dan seringkali guru langsung memberikan jawaban dari yang ditanyakan. Namun dalam IHT ini, sebuah pencerahan tentang Bagaimana membangun pertanyaan yang menuntun potensi dipraktekkan Pak Saragi. Sangat nyata, dari testimoni para teman-teman guru dalam penguatan ini. Terjadi pergeseran paradigma dalan memaknai proses pembelajaran dan asesmen yang berfihak pada anak dan menuntun potensi.

Beberapa terminology yang didapatkan peserta, yang nampaknya sederhana, namun akan berdampak pada peningkatan otonomi guru dalam memerdekakan diri terlebih dahulu, untuk mengembangkan rancangan dan proses pembelajarannya. Salah satu terminology penuh makna adalah *the first thinking*, yang mengajak para guru untuk tidak berdebat pada masalah, tetapi dengan membangun pertanyaan berulang: mengapa, mengapa, mengapa, mengapa dan mengapa, hingga menemukan akar masalah. (Pak Saragi menganalogikan: cari tangga nol-nya). Misalnya ketika anak terlihat tidak antusias mengikuti pembelajaran, maka jangan serta merta menyalahkan atau memvonis anak tak memiliki minat belajar. Kita harus mencari *the first thinking* dari pembelajaran. Karena secara *the first thinking* minat itu akan tumbuh jika sesuatu itu menarik, menantang atau bermakna. Sehingga setiap guru dalam melaksanakan proses pembelajaran harus menggunakan metode dan strategi yang pas untuk bisa membangkitkan rasa penasaran dan kemauan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran yang diajarkan oleh guru.

Bapak Saragi dalam memberikan materi terkait kurikulum merdaka belajar dengan cara melakukan diskusi dengan guru guru yang ada di SMK Negeri 5 Sijunjung. Bapak Pariaman Saragih benar benar membuka cakrawala dari guru guru SMK Negeri 5 Sijunjung yang masih terikat dengan paradigma belajar yang masih memakai moto "Apapun makanannya minumannya tetap yang itu juga". Nah, saat melakukan pendampingan inilah Bapak Pariaman Saragih memberikan masukan dan motivasi kepada setiap guru di SMK Negeri 5 Sijunjung untuk berani mendobrak dan keluar dari zona nyaman dalam melakukan proses pembelajaran di kelas. Bapak Pariaman Saragih memberikan contoh contoh menjadi guru yang dikangeni oleh setiap siswa. Bapak Pariaman Saragih juga mengajarkan bagaimana cara membuat sebuah ruangan kelas menjadi mengasikkan untuk dijadikan tempat terjadinya proses pembelajaran.

Kegiatan pendampingan IHT dan Workshop yang didampingi oleh Bapak Saragi adalah lanjutan dari kegiatan IHT yang telah dilakukan oleh Komite Pembelajaran SMK Negeri 5 Sijunjung yang telah di mulai sejak tanggal 29 Agustus 2022. Komite pembelajaran yang berjumlah tujuh orang yang terdiri atas satu kepala sekolah, satu pengawas satuan pendidikan, satu orang wakil kurikulum, dua guru kejuruan, satu guru umum dan satu guru BK.

Bapak Pariaman saragih dalam salah satu kesempatan mengatakan kepada seluruh guru yang ada di SMK Negeri 5 Sijunjung, selamat dari lebih kurang 14 ribu SMK di Indonesia, SMKN 5 Sijunjung dipandang layak ditetapkan sebagai salah satu Pelaksana SMK Pusat Keunggulan. Kata kata Bapak Pariaman Saragih yang masih diingat dan menjadi pembangkit semangat dari semua guru di SMKN 5 Sijunjung adalah ini bukan akhir perjalanan, tetapi sebaliknya, adalah awal perjalanan untuk mewujudkan merdeka belajar dan mengajar, demi menuntun tubuh kembangnya potensi anak -- anak kita. Menuntun mereka mewujudkan kebahagiaan mereka, saat kini, saat mereka di sini, dan saat nati, setelah mereka meninggalkan kita yang tetap di sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun