Keempat, Korelasi hasil evaluasi pembelajaran dengan karakteristik peserta didik. Nilai memang saat ini masih menjadi acuan prestasi peserta didik. Pencapaian nilai akhir melampaui batas ketuntasan minimal menjadi tujuan akhir pembelajaran yang dilakukan di kelas. Assesment ini tidak hanya dari penilaian kognitif, afektif , psikomotorik saja tetapi juga sosial emosional. Pencapaian nilai yang baik bagi peserta didik mampu menimbulkan semangat tinggi dalam pembelajaran selanjutnya.
Kelima, Guru dapat memberikan motivasi sesuai minat peserta didik. Dengan mengenali karakteristik tiap peserta didik. Seorang guru harus memiliki kesensitifan dalam melihat minat dan bakat anak didiknya. Misal ada peserta didik yang memiliki bakat dalam bidang seni lukis. Guru dapat memberikan dorongan semangat dengan merekomendasikan kepada orang tua siswa untuk mengikutkan les gambar di sanggar lukis setempat atau mengikutkannya selalu dalam lomba tiap tahun. Minat dan bakat memang tidak hadir secara alamiah saja tetapi juga dari melihat dan mencoba. Karakteristik peserta didik yang suka meniru ini, guru harus jeli dalam memberikan acuan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai. Mengenalkan berbagai kegiatan yang mampu memunculkan bakat dan minat lain siswa.
PENUTUP
Dalam proses KBM guru harus menjadikan karakter siswa sebagai bagian penting untuk merumuskan perencanaan pembelajaran yang tepat serta model pembelajaran yang sesuai. Meninjau hal tersebut akan dibahas mengenai karakteristik siswa didik menurut Seifert dan Hoffung , Jean Peaget dan J. Havighurst. Sehingga perlakuan seorang guru terhadap siswanya tidaklah sama. Karakteristik anak usia sekolah dasar dapat dijadikan acuan guru untuk melaksanakan bimbingan bagi para siswa sekolah dasar. Anak usia SD dalam pergaulannya dengan kelompok sebaya, mereka belajar aspek‐ aspek yang penting dalam proses sosialisasi. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok.
DAFTAR REFERENSI
A, P., Partanto, & Barry, M. D. (1994). Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola.
Genovese, J. E. (2003). Peaget, Pedagogy, and Evolotionary Psychology. 1(1). Retrieved from https://doi.org/10.1177/147470490300100109
Havighurst, R. J. (1976). Developmental tasks and education. New York: McKay.
Hurlock, E. B. (2005). Psikologi Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
K.L Seifert, K., & Hoffnung, R. (1994). Child and Adolecen Development. 2 nd Ed. Boston: Houghton Mifflin Company.
Murti, T. (2018, Januari). Perkembangan Fisik Motorik Dan Perseptual Serta Implikasinya Pada Pembelajaran Di Sekolah Dasar . Wahana Sekolah Dasar, Tahun 26 Nomor 1, 21-28. Retrieved from http://journal2.um.ac.id/index.php/wsd/