Â
Aku, Ayu, San,Kur, Hidup, Baik, Mbak Ribut, Misnok, Jibun, Patihin bahu membahu 5 hari berturut-turut. Arit, parang, cangkul beradu. Kami bekerja sejak pukul 08.00-16.00 Wib. Istirahat 1 jam saat Zuhur. Hari ke-6 kami bosan dan mulai beralih ke permainan Orang Kaya Orang Miskin yang diperkenalkan Misnok setelah pulang dari Jawa--tentu saja setelah naik bus 3 hari 3 malam.
Â
Hasil karya 10 pasang tangan di belakang rumah hanyalah lubang tak sampai 30 cm kedalamannya dengan panjang 1 m dan lebar 0,5 m. Sangat tak efisien untuk berlindung dari rudal Amerika ataupun Israel--Bahkan dari serbuan anjing gila Pak Sakir pun mungkin tak bisa.
Â
Ayah yang melihat gelagat bosan di wajah kami memasukkan dedak dan segala jenis sampah organik ke dalam lubang itu. Kata ayah, yang ia lakukan adalah proyek pupuk kompos.
Â
Pikiranku sudah tak lagi mengkaji perang. Lagipula, pupuk kompos terlihat mampu meredam perang. Di halaman rumah Hidup, kami berbaris berhadapan dan mulai bermain Orang Kaya Orang Miskin.
Â
"Kami orang kaya ya oma ya oma."
"Saya orang miskin ya oma ya oma."