Mohon tunggu...
Suci Rifani
Suci Rifani Mohon Tunggu... Socmed Officer -

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Cerita dari Istana Basa Pagaruyung

31 Agustus 2016   12:06 Diperbarui: 31 Agustus 2016   12:21 1178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika air laut turun dan daratan naik, beliau  kemudian menaruko atau merambah daerah tersebut dan mulai membangun pemukiman.  Nama desa pertama yang dibangun adalah Pariangan. Pemukiman terus berkembang hingga sampai ke daerah tempat berdirinya Istana Pagaruyung. Daerah itu kemudian dinamakan Tanah Datar dan diberi simbol warna kuning sebagai simbol asal usul adat. 

Setelah itu masyarakat semakin berkembang,  banyak pendatang bermukim dan berbaur di Tanah Datar, mereka lalu pergi ke arah Bukittinggi membangun daerah kedua bernama Agam lalu diberi tanda warna merah sebagai simbol keberanian karena mereka hidup di daerah yang berada diantara Gunung Marapi dan Gunung Singgalang. Setelah itu mereka pergi lagi dan menyebar ke daerah 50 Kota yaitu Lembah Harau yang merupakan daerah yang keras. Mereka menyimbolkan dengan warna hitam  dengan arti “ tak lekang oleh panas  tak lapuk oleh hujan”.

Dalam perkembangannya ada pula orang yang menyamakan simbol warna ini dengan karakter masyarakat yang hidup ditiga tempat tersebut. “ Kuning itu kolot atau sangat menjunjung tinggi adat, sementara merah itu revolusioner  dan pemberani sedangkan hitam itu berarti sangat keras dan teguh” kata Wima.

Lebih lanjut Wilma  juga mencoba memberikan gambaran  karakter  tokoh nasional dengan warna-warna ini seperti  kuning untuk karakter milik Muhammad Yamin yang memang berasal dari Luhak Tanah Datar, warna merah mewakili karakter Muhammad Hatta yang datang dari daerah  Agam, dan warna hitam mewakili karakter Tan Malaka.

Ketiga daerah ini disebut daerah  darek yaitu daerah  asli orang Minangkabau. Diluar daerah tiga warna ini kita disebut sebagai  rantau.  Terdiri dari  rantau darek dan rantau pesisir. Rantau darek biasanya masih berada di dataran tinggi sementara rantau pesisir berada di pesisir atau deket  laut. Wilayah Minangkabau sendiri cukup luas, konon meliputi wilayah Sumatera Barat, sumatera Selatan, Riau, Jambi dan sampai ke Negeri Sembilan Malaysia.  

Tradisi yang berkembang pada wilayah darek dan pesisir juga berbeda. Orang darek itu lebih kaku dan sedikit sekali unsur-unsur dari luar yang masuk sementara orang-orang dipesisir itu lebih banyak interaksinya dengan orang-orang dari luar.  Contoh lainnya, orang darek itu tidak ada tradisi membeli pengantin laki-laki namun apabila kita pergi kedaerah pesisir seperti Pariaman, ketika seorang wanita ingin menikah dengan seorang pria dari status sosial tertentu seperti  Sidi, Sutan, Bagindo atau Marah maka mereka harus membayar atau istilahnya memeberikan uang manjamput.

foto milik: Indonesia.travel
foto milik: Indonesia.travel
Sebetulnya saya sangat menikmati cerita-cerita yang dituturkan oleh Wilma, suaranya empuk seperti layaknya seorang reporter dan cara bertuturnya pun seperti mendongeng. Sayangnya saya tidak memiliki waktu banyak untuk berkeliling lebih lama di Istana Basa Pagaruyung karena jadwal perjalanan #PesonaMinang ini memang cukup padat. Saya pun berpamitan dengan Wilma seraya berjanji dalam hati untuk kembali lagi suatu saat nanti.  Jika kamu berkesempatan mengunjungi Istana Basa Pagaruyung jangan lupa untuk mencari mbak Wilma yang akan menceritakan banyak kisah untuk kamu.

nb: Tulisan ini dibuat berdasarkan perjalanan saya bersama Pesona Indonesia pada 5-9 Agustus 2016. Cerita bersumber dari penuturan pemandu wisata di lokasi.  Foto Dokumen Pribadi

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun