Mohon tunggu...
Suci Rifani
Suci Rifani Mohon Tunggu... Socmed Officer -

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Goa Gajah, destinasi yang wajib masuk dalam bucketlist kamu

7 November 2015   23:54 Diperbarui: 8 November 2015   00:44 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Sebuah tangga panjang dan menurun dengan pepohonan lebat di samping kanan kirinya harus kami lalui untuk tiba di areal terbuka tempat Goa Gajah berada.  Bapak  Wayan  dengan ramah menyapa kami dan bersiap memberikan penjelasan mengenai area Pura Goa Gajah.

Bapak Wayan memulai ceritanya dengan mengajak kami memasuki mesin waktu dan kembali ke abad 11 dimana Pura Goa Gajah berdiri. Sejak awal pendirian, pura goa gajah ini dipergunakan untuk kegiatan bertapa yang dikenal pula dengan sebutan tapa yoga semedi. Beberapa orang percaya bahwa pendirian Goa Gajah tak luput dari campur tangan sang raja yang saat itu berkuasa yaitu Raja Udayana. Ia menikah dengan Mahendradata dan memiliki 2 sekte kepercayaan yaitu Siwa dan Budha sehingga corak budaya Hindu dan Budha terlihat dengan jelas di area pura Goa Gajah.

Penyebutan Goa Gajah sesungguhnya berasal dari kata Lwa / Lo yang berarti sungai yang merujuk kepada keberadaan sungai Petanu yang letakknya berdekatan dengan Goa, sedangkan Gajah mengacu kepada Patung Dewa Ganesha yang berada di dalam Goa.

Kemasyuran Goa Gajah pun terbingkai dengan apik dalam Kitab Negarakertagama yang saat ini menjadi referensi utama penelitian sejarah mengenai Kerajaan Majapahit. Pada pupuh ke XIV/3 tersebutlah “ Di sebelah timur Jawa seperti yang berikut: Bali dengan negara yang penting Badahulu dan Lo Gajah, Gurun serta Sukun, Taliwang, pulau Sapi dan Dompo, Sang Hyang Api, Bima, Seran, Hutan Kendali sekaligus”

Adanya penyebutan Lo Gajah dalam kitab Negarakertagama yang di tulis pada tahun 1365 oleh Mpu Tantular membuktikkan bahwa wilayah Goa Gajah yang saat itu menjadi pusat kerajaan Bedahulu berhasil ditaklukkan oleh kerajaan Majapahit dengan didahului oleh perlawanan sengit penguasa kerajaan Bedahulu sebelum akhirnya terkubur akibat gempa bumi hebat tahun 1917.

Sisa-sisa reruntuhan akibat gempa bumi masih bisa kita lihat melalui  batu-batu kuno yang diletakkan saling tumpuk tak jauh dari tangga masuk. Reruntuhan batu tersebut sebetulnya adalah bekas pintu masuk utama ke dalam Pura, kini selain reruntuhan hanya fondasinya saja yang selamat.

 

Sebagai tempat melakukan pertapaan terdapat kolam besar di tengah areal Pura berfungsi untuk mengambil air Suci. Kolam besar tersebut bernama Sapta Ganga, Sapta berati 7 dan gangga adalah sungai suci. 7 Pancuran yang terdapat di dalamnya menggambarkan 7 sungai suci di India yaitu Gangga, Sindhu, Saraswati, Yamuna, Godawari, Serayu dan Narmada dan di selatan Sapta Gangga itulah Goa Gajah berada.

Pada pintu masuk goa terdapat ukiran Bohma yang berarti penjaga Hutan, sementara ornament berbentuk flora dan fauna di samping kana dan kiri ukiran Bohma melambangkan hutan yang di Bali disebut sebagai wana prasta. Wana adalah hutan dan prasta adalah menyepi yang merupakan wujud keinginan seseorang untuk belajar mengani alam smesta. Pada bagian sebelah kiri Bohma terdapat ukiran 5 jari  yang melambangkan Panca sradha ( 5 ajaran dasar agama Hindu ) yaitu   Brahman - percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa,  Atman ialah percaya dengan adanya jiwa dalam setiap makhluk, Karma Phala, reinkarnasi dan Moksa. Sedangkan pada sisi sebalah kanan terdapat ukiran tiga buah jari yang disebut Tri Kaya Parisudha yaitu perbuatan, perkataan dan berpikir yang baik.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun